Dulu Gratis, Sekarang Bayar Rp 6.000
87 Angkot Disiapkan bagi Siswa di Tabanan
Mendukung diberlakukannya PTM di Tabanan, disiapkan 87 angkot. Namun karena anggaran banyak diserap untuk Covid-19, maka siswa diwajibkan bayar.
TABANAN, NusaBali
Menindaklanjuti dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Tabanan, Dinas Perhubungan Tabanan sudah menyiakan 87 unit angkutan kota (angkot) yang melayani siswa-siswi belajar di sekolah.
Namun jika sebelum pandemi pelayanan ini digratiskan, kini harus berbayar karena tidak lagi mendapat subsidi dari Pemkab Tabanan. Hal tersebut disebabkan karena anggaran Pemkab difokuskan untuk penanggulangan pandemi Covid-19. Kesepakatan untuk membayar tersebut diputuskan berdasarkan rapat yang melibatkan komite sekolah, kepala sekolah, Dinas Pendidikan, koordinator sopir dan Bank BPD Bali Kantor Cabang Tabanan.
Kepala Dinas Perhubungan I Nyoman Yasa menyampaikan, Senin (4/4), sesuai dengan kebijakan menuju Tabanan yang aman unggul dan maju (AUM), maka transportasi menjadi salah satu sasarannya, yakni mengadakan transportasi yang aman, nyaman dan lancar. “Karena itu dulu, sebelum Covid-19, anggaran (angkutan siswa) disubsidi oleh pemerintah,” jelas Yasa.
Sehingga dulu, siswa naik angkot gratis. Terutama untuk anak SMP yang masih remaja, yang secara aturan tidak boleh berkendara motor. “Tujuannya agar anak pulang dan pergi ke sekolah aman dan nyaman,” ujarnya.
Selain itu mendukung penerapan disiplin, tepat waktu. Karena Covid -19 merebak, anggaran yang sebelumnya sudah disiapkan, dialihkan untuk penanganan Covid-19. Kini karena PTM sudah mulai, Dinas Perhubungan mempersiapkan angkutannya.
Untuk di Kota Tabanan sebanyak 87 angkot dengan seat 10 orang setiap angkot. Untuk menjembatani, Yasa menyatakan sudah berkoordinasi dengan Komite Sekolah, Kepsek SMP, Dinas Pendidikan, Camat Kota, koordinator dan pihak BPD Bali. “Dengan Bank BPD dalam konteks pembayaran non tunai, pakai QRIS,” jelasnya.
Pada saat rapat itulah disepakati menggunakan angkot secara bertahap. ”Maksudnya kita tidak memaksakan, kalau orangtua siswa menggunakan angkot disilahkan, namun kalau mengantar anak sendiri ke sekolah juga dipersilakan,” jelasnya.
Namun tidak dibolehkan siswa bawa sepeda motor langsung. “Kita sosialisasikan dengan Tim yang ada ke sekolah-sekolah,” ungkap Nyoman Yasa.
Untuk di kota layanan angkot antar jemput siswa Rp 6.000. “ Yang dulu kita gratiskan, namun karena situasi Covid-19 anggaran dibawa ke sana, sekarang kita mintakan ke orangtuanya,” lanjut Yasa.
Rapat dimaksud kata Nyoman Yasa, sudah lama dilakukan sebagai antisipasi setelah adanya SE Gubernur tentang rencana PTM pada April. “Sehingga begitu 1 April, kita sudah mulai ada angkot,” jelas Yasa.
Tidak hanya di Kecamatan Tabanan, angkutan siswa sudah jalan di Kecamatan Penebel, Baturiti dan Marga. Namun di sana angkot mengikuti, menyesuaikan. Begitu buka sekolah PTM, siswa dilayani angkot. “Sudah duluan di sana, sudah mandiri,” jelas Yasa.
Setelah di empat kecamatan tersebut, sosialisasi dan persiapan angkot pada kecamatan lainnya, lagi 6 kecamatan. Namun tergantung pilihan dari murid dan orangtua siswa terutama. Yang pasti dari segi armada, Dishub mempersiapkan. Termasuk dengan sopir -sopir sebelumnya, sehingga angkot beroperasi.
“ Dari pantauan kecenderungan siswa naik angkot sudah meningkat,” ungkap Kadihub Nyoman Yasa. Hal itu ditunjukkan dengan jumlah pendaftar yang semakin bertambah, lengkap dengan asal dan alamatnya. *k17
Namun jika sebelum pandemi pelayanan ini digratiskan, kini harus berbayar karena tidak lagi mendapat subsidi dari Pemkab Tabanan. Hal tersebut disebabkan karena anggaran Pemkab difokuskan untuk penanggulangan pandemi Covid-19. Kesepakatan untuk membayar tersebut diputuskan berdasarkan rapat yang melibatkan komite sekolah, kepala sekolah, Dinas Pendidikan, koordinator sopir dan Bank BPD Bali Kantor Cabang Tabanan.
Kepala Dinas Perhubungan I Nyoman Yasa menyampaikan, Senin (4/4), sesuai dengan kebijakan menuju Tabanan yang aman unggul dan maju (AUM), maka transportasi menjadi salah satu sasarannya, yakni mengadakan transportasi yang aman, nyaman dan lancar. “Karena itu dulu, sebelum Covid-19, anggaran (angkutan siswa) disubsidi oleh pemerintah,” jelas Yasa.
Sehingga dulu, siswa naik angkot gratis. Terutama untuk anak SMP yang masih remaja, yang secara aturan tidak boleh berkendara motor. “Tujuannya agar anak pulang dan pergi ke sekolah aman dan nyaman,” ujarnya.
Selain itu mendukung penerapan disiplin, tepat waktu. Karena Covid -19 merebak, anggaran yang sebelumnya sudah disiapkan, dialihkan untuk penanganan Covid-19. Kini karena PTM sudah mulai, Dinas Perhubungan mempersiapkan angkutannya.
Untuk di Kota Tabanan sebanyak 87 angkot dengan seat 10 orang setiap angkot. Untuk menjembatani, Yasa menyatakan sudah berkoordinasi dengan Komite Sekolah, Kepsek SMP, Dinas Pendidikan, Camat Kota, koordinator dan pihak BPD Bali. “Dengan Bank BPD dalam konteks pembayaran non tunai, pakai QRIS,” jelasnya.
Pada saat rapat itulah disepakati menggunakan angkot secara bertahap. ”Maksudnya kita tidak memaksakan, kalau orangtua siswa menggunakan angkot disilahkan, namun kalau mengantar anak sendiri ke sekolah juga dipersilakan,” jelasnya.
Namun tidak dibolehkan siswa bawa sepeda motor langsung. “Kita sosialisasikan dengan Tim yang ada ke sekolah-sekolah,” ungkap Nyoman Yasa.
Untuk di kota layanan angkot antar jemput siswa Rp 6.000. “ Yang dulu kita gratiskan, namun karena situasi Covid-19 anggaran dibawa ke sana, sekarang kita mintakan ke orangtuanya,” lanjut Yasa.
Rapat dimaksud kata Nyoman Yasa, sudah lama dilakukan sebagai antisipasi setelah adanya SE Gubernur tentang rencana PTM pada April. “Sehingga begitu 1 April, kita sudah mulai ada angkot,” jelas Yasa.
Tidak hanya di Kecamatan Tabanan, angkutan siswa sudah jalan di Kecamatan Penebel, Baturiti dan Marga. Namun di sana angkot mengikuti, menyesuaikan. Begitu buka sekolah PTM, siswa dilayani angkot. “Sudah duluan di sana, sudah mandiri,” jelas Yasa.
Setelah di empat kecamatan tersebut, sosialisasi dan persiapan angkot pada kecamatan lainnya, lagi 6 kecamatan. Namun tergantung pilihan dari murid dan orangtua siswa terutama. Yang pasti dari segi armada, Dishub mempersiapkan. Termasuk dengan sopir -sopir sebelumnya, sehingga angkot beroperasi.
“ Dari pantauan kecenderungan siswa naik angkot sudah meningkat,” ungkap Kadihub Nyoman Yasa. Hal itu ditunjukkan dengan jumlah pendaftar yang semakin bertambah, lengkap dengan asal dan alamatnya. *k17
1
Komentar