Tim Penyuluh Bahasa Bali Ajak Siswa Belajar Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali
DENPASAR, NusaBali
Tim penyuluh Bahasa Bali dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali mengajak para pelajar di Bali untuk belajar bahasa, aksara, dan sastra Bali bersama.
Untuk di wilayah Kota Denpasar, pelajar dapat datang ke Perpustakaan Pura Agung Jagatnatha sekaligus sekretariat tim penyuluh Bahasa Bali di Kota Denpasar, setiap Senin – Jumat pukul 09.00 – 16.00 Wita, terkecuali hari libur atau bertepatan Purnama dan Tilem. Tim penyuluh akan membimbing tanpa memungut biaya alias gratis.
“Tujuan program ini adalah untuk melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali seperti tertuang juga dalam program Desa Kerthi Bali Pemerintah Provinsi Bali,” ujar Luh Putu Karunia Dewi, Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Denpasar Utara, yang sedang bertugas piket di Sekretariat Pura Agung Jagatnatha, Senin (4/4).
Karunia Dewi menuturkan, antusiasme pelajar selama sekitar 2 tahun program berjalan cukup baik. Apalagi ketika pembelajaran jarak jauh (PJJ) diterapkan selama pandemi. Kebanyakan yang berkonsultasi adalah murid SD dan SMP. Menurutnya waktu belajar di sekolah kurang mencukupi untuk belajar bahasa Bali, sementara orangtua siswa juga kurang memiliki waktu mengajarkan anak-anaknya. “Kalau di sekolah mereka cuma dapat pelajaran Bahasa Bali seminggu sekali,” ungkap Karunia Dewi.
Dia menambahkan, bukan hanya murid SD dan SMP yang pernah datang, melainkan juga siswa SMA, mahasiswa, bahkan masyarakat umum. Mahasiswa misalnya, ada yang datang untuk keperluan membuat skripsi.
Disampaikannya, untuk mendapat bimbingan penyuluh Bahasa Bali, siswa atau masyarakat umum sebenarnya tidak harus datang ke sekretariat, namun cukup mendatangi kelompok belajar yang sudah dibentuk di masing-masing desa/kelurahan di seluruh Bali. Meski diakuinya saat ini kelompok belajar tersebut belum diaktifkan kembali karena terbentur kebijakan Covid-19.
“Kami masih menunggu persetujuan lebih lanjut dari perbekel atau lurah di masing-masing wilayah untuk mengaktifkan kembali kelompok belajar,” ucap Karunia Dewi.
Selain datang langsung, beberapa siswa termasuk orangtua siswa juga bisa melakukan konsultasi via WhatsApp. Sementara itu, selama program berjalan sempat pula digelar webinar tentang bahasa, aksara, dan sastra Bali. Termasuk mengundang penyanyi Joni Agung sebagai pemateri yang disesuaikan dengan tema pembelajaran.
Dengan adanya program penyuluhan bahasa, aksara, dan sastra Bali ini, Karunia Dewi berharap masyarakat Bali bisa berpaling kembali kepada salah satu bentuk identitas sebagai orang Bali, yakni Bahasa Bali.
Menurutnya Bahasa Bali saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian orang Bali. “Seperti mesatwa Basa Bali misalnya sudah mulai ditinggalkan karena sudah adanya YouTube,” sebut Karunia Dewi. *cr78
1
Komentar