Kisah Pasutri Asal Bali Kenalkan Budaya dengan Buka Warung Lawar di Mexico City
Untuk mendapatkan bahan masakan dan bumbu Bali seperti ketumbar, terasi, kacang panjang, kencur, laos, sereh, dan kemiri, pasutri Wayan Sarifan dan Ida Ayu Eka Kusuma Dewi setiap subuh pergi ke Pasar Asia dengan naik kereta api dalam 2 jam perjalanan
MEXICO CITY, NusaBali
Pasangan suami istri I Wayan Sarifan, 33, dan Ida Ayu Eka Kusuma Dewi, 33, meru-pakan pasutri spesial di Mexico City, ibukota Meksiko. Disebut spesial di antara para ekspatriat Indonesia lainnya di Meksiko, karena mereka getol memperkenalkan budaya dengan membuka usaha kuliner khas Bali seeprti masakan lawar, selain juga kelola jasa massage.
Jenis masakan Bali yang disajikan pasutri Wayan Sarifan dan Ida Ayu Eka Kusuma Dewi di Meksiko, antara lain, ayam betutu, jukut urab, lawar, sate lilit, ikan bakar khas Jimbar-an, dan tipat cantok. Bisnis kuliner khas Bali di Meksiko tersebut mulai digelutinya sejak 13 Agustus 2016.
Pasutri asal Banjar Pesalakan, Desa Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini bisa membuat dan menyajikan kuliner khas Bali di luar negeri dengan cita rasa yang sama persis seperti aslinya. Padahal, untuk mengumpulkan bahan dan mengolahnya hingga menyajikannya kepada pelanggan, sangat tidak mudah dilakukan di Meksiko.
Pasutri Wayan Sarifan dan Ida Ayu Eka Kusuma Dewi setiap subuh sekitar pukul 05.00 waktu setempat rutin pergi ke Pasar Asia, dengan naik kereta api dalam 2 jam perjalanan. Di Pasar Asia itulah, mereka membeli bahan masakan dan bumbu Bali. Sebab, hanya di pasar itu ada pedagang jual ketumbar, terasi, kacang panjang, kencur, laos, sereh, dan kemiri. Jenis bumbu masakan ini tidaklah mudah didapatkan di setiap pasar wilayah negeri Sombrero.
Hasilnya, karena cara memasak mereka yang sungguh-sungguh dan tidak mengurangi unsur kelengkapan, membuat masakan khas Bali yang disajikan betul-betul menggugah selara. Sebab, cita rasanya menjadi sama dengan masakan aslinya di Bali. Pelanggan yang mengunjungi warung mereka di Meksiko pun kebanyakan sangat suka pada masakan pasutri asal Desa Jimbaran ini. Sebab, mereka bisa bernostalgia pada kerinduan kampung di Indonesia khususnya kuliner Bali.
Racikan bumbu yang luar biasa detail dan lengkap, biasa disebut basa genep, mampu terwakili pada masakan pasutriu Wayan Sarifan-Dayu Eka Kusuma Dewi. Mereka yang awalnya mencoba masakan Bali di warung pasutri ini, selanjjutnya rutin datang menjadi pelanggan. Salah satu pelanggannya adalah Renza, WNI di Mexico City asal Jakarta
“Suka banget sama ayam betutunya. Dari bumbunya yang sangat berasa dan cocok di lidah, pedasnya mantap, apalagi pakai kuah,” ungkap Renza, perempuan kelahiran tahun 1981 yang kini tinggal menetap di Meksiko ini dalam rilis yang diterima NusaBali, beberapa hari lalu.
Renza juga mengaku doyan tipat cantok dan sate lilit yang disajikan di warung pasutri Wayan Sarifan-Dayu Eka Kusuma Dewi. Warung yang diberi nama ‘Bali Food-Massage’ ini baru dibuka sejak 13 Agustus 2016 lalu. Warung masakan khas Bali ini berada di dalam apartemen yang disewa pasutri Wayan Sarifan-Dayu Eka Kusuma Dewi.
Setiap siang, warung masakah Bali ini selalu dipenuhi ekspatriat Indonesia di Mexico City dan sekitarnya. Bukan hanya itu, pelanggannya juga warga Meksiko yang tertarik dengan kuliner Indonesia. Bukan hanya buka warung masakan Bali, namun setiap harinya pasutri Wayan Sarifan-Dayu Eka Kusuma Dewi juga selalu sibuk melayani layanan antar bagi pelanggan dan catering.
Ida Ayu (Dayu) Eka Kusuma Dewi menjelaskan, cikal bakal berdirinya warung masakan Bali ini berkat ada tawaran oleh rekan bisnis. “Seorang relasi kami di Meksiko merasa puas dengan masakan Asia dari suami saya (Wayan Sarifan) dan juga Balinese Massage dari saya. Dia menganjurkan buka bisnis bertema khusus Asia. Orang-orang Meksiko mau terbuka mencoba sesuatu yang baru, sehingga bisnis ini ada,” ungkap LDayu Eka Kusuma Dewi, yang lulusan Spa Bali International Academy (SBIA) dan Harmony International College.
Kendala bahan yang sulit didapatkan, kata dia, tidak menyurutkan semangatnya dalam menjalankan usaha kuliner khas Bali di Meksiko. Terkadang, bahan harus didatangkan dari Indonesia untuk mendapatkan rasa yang pas.
Menurut Wayan Sarifan, mendirikan usaha kuliner khas Bali di negara orang bukanlah urusan sepele. pihaknya mesti mengikuti aturan hukum setempat, seperti adanya izin usaha, izin tinggal, maupun syarat kelayakan usaha menyangkut standar kebersihan dan kesehatan makanan.
Wayan Sarifan yang lulusan D2 Jurusan Tata Boga Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan ini mengatakan, dengan modal awal senilai 12.000 dolar AS atau setara Rp 162 juta, pihaknya memulai bisnis kuler khas Bali di Meksiko. Per hari, pendapatan warung dan massage bisa mencapai 250 dolar AS atau setara Rp 3,375 juta. Bahkan, ika ada event tertentu seperti bazar budaya kuliner dunia, pendatanannya bisa mencapai Rp 20,25 juta sehari.
Pada acara-acara tertentu, per hari bisa sampai 20.000 orang datang ke Bazzar Mexico City dan begitu terbuka untuk mencoba masakan baru, termasuk kuliner Bali. Tidak hanya itu, kadang jika ada acara selamatan dan perayaan ulang tahun ataupun event pribadi, pasuyri Wayan Sarifan (yang sempat jadi Chef De-Cuisine and Decorator) dan Dayu Eka Kusuma Dewi (yang sempat jadi beautician spa therapist) juga dipercaya untuk membuat nasi tumpeng kuning ataupun memasak masakan ciri khas Indonesia lainnya, seperti rendang dan balado.
Pasutri Wayan Sarifan-Dayu Eka Kusuma Dewi sendiri memilih merantau ke luar negeri, untuk misi membangun hidup yang lebih baik, berbarengan dengan misi perkenalan budaya Bali dan Indonesia melalui budaya kuliner dan massage. Wayan Sarifan sejak Februari 2017 menjabat sebagai Ketua Diaspora Wilayah Negara Meksiko, Guatemala, El Salvador, Belize yang tugasnya untuk mempromosikan budaya bangsa Indonesia kepada khalayak di negara Meksiko dan sekitarnya. * k21
Pasangan suami istri I Wayan Sarifan, 33, dan Ida Ayu Eka Kusuma Dewi, 33, meru-pakan pasutri spesial di Mexico City, ibukota Meksiko. Disebut spesial di antara para ekspatriat Indonesia lainnya di Meksiko, karena mereka getol memperkenalkan budaya dengan membuka usaha kuliner khas Bali seeprti masakan lawar, selain juga kelola jasa massage.
Jenis masakan Bali yang disajikan pasutri Wayan Sarifan dan Ida Ayu Eka Kusuma Dewi di Meksiko, antara lain, ayam betutu, jukut urab, lawar, sate lilit, ikan bakar khas Jimbar-an, dan tipat cantok. Bisnis kuliner khas Bali di Meksiko tersebut mulai digelutinya sejak 13 Agustus 2016.
Pasutri asal Banjar Pesalakan, Desa Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini bisa membuat dan menyajikan kuliner khas Bali di luar negeri dengan cita rasa yang sama persis seperti aslinya. Padahal, untuk mengumpulkan bahan dan mengolahnya hingga menyajikannya kepada pelanggan, sangat tidak mudah dilakukan di Meksiko.
Pasutri Wayan Sarifan dan Ida Ayu Eka Kusuma Dewi setiap subuh sekitar pukul 05.00 waktu setempat rutin pergi ke Pasar Asia, dengan naik kereta api dalam 2 jam perjalanan. Di Pasar Asia itulah, mereka membeli bahan masakan dan bumbu Bali. Sebab, hanya di pasar itu ada pedagang jual ketumbar, terasi, kacang panjang, kencur, laos, sereh, dan kemiri. Jenis bumbu masakan ini tidaklah mudah didapatkan di setiap pasar wilayah negeri Sombrero.
Hasilnya, karena cara memasak mereka yang sungguh-sungguh dan tidak mengurangi unsur kelengkapan, membuat masakan khas Bali yang disajikan betul-betul menggugah selara. Sebab, cita rasanya menjadi sama dengan masakan aslinya di Bali. Pelanggan yang mengunjungi warung mereka di Meksiko pun kebanyakan sangat suka pada masakan pasutri asal Desa Jimbaran ini. Sebab, mereka bisa bernostalgia pada kerinduan kampung di Indonesia khususnya kuliner Bali.
Racikan bumbu yang luar biasa detail dan lengkap, biasa disebut basa genep, mampu terwakili pada masakan pasutriu Wayan Sarifan-Dayu Eka Kusuma Dewi. Mereka yang awalnya mencoba masakan Bali di warung pasutri ini, selanjjutnya rutin datang menjadi pelanggan. Salah satu pelanggannya adalah Renza, WNI di Mexico City asal Jakarta
“Suka banget sama ayam betutunya. Dari bumbunya yang sangat berasa dan cocok di lidah, pedasnya mantap, apalagi pakai kuah,” ungkap Renza, perempuan kelahiran tahun 1981 yang kini tinggal menetap di Meksiko ini dalam rilis yang diterima NusaBali, beberapa hari lalu.
Renza juga mengaku doyan tipat cantok dan sate lilit yang disajikan di warung pasutri Wayan Sarifan-Dayu Eka Kusuma Dewi. Warung yang diberi nama ‘Bali Food-Massage’ ini baru dibuka sejak 13 Agustus 2016 lalu. Warung masakan khas Bali ini berada di dalam apartemen yang disewa pasutri Wayan Sarifan-Dayu Eka Kusuma Dewi.
Setiap siang, warung masakah Bali ini selalu dipenuhi ekspatriat Indonesia di Mexico City dan sekitarnya. Bukan hanya itu, pelanggannya juga warga Meksiko yang tertarik dengan kuliner Indonesia. Bukan hanya buka warung masakan Bali, namun setiap harinya pasutri Wayan Sarifan-Dayu Eka Kusuma Dewi juga selalu sibuk melayani layanan antar bagi pelanggan dan catering.
Ida Ayu (Dayu) Eka Kusuma Dewi menjelaskan, cikal bakal berdirinya warung masakan Bali ini berkat ada tawaran oleh rekan bisnis. “Seorang relasi kami di Meksiko merasa puas dengan masakan Asia dari suami saya (Wayan Sarifan) dan juga Balinese Massage dari saya. Dia menganjurkan buka bisnis bertema khusus Asia. Orang-orang Meksiko mau terbuka mencoba sesuatu yang baru, sehingga bisnis ini ada,” ungkap LDayu Eka Kusuma Dewi, yang lulusan Spa Bali International Academy (SBIA) dan Harmony International College.
Kendala bahan yang sulit didapatkan, kata dia, tidak menyurutkan semangatnya dalam menjalankan usaha kuliner khas Bali di Meksiko. Terkadang, bahan harus didatangkan dari Indonesia untuk mendapatkan rasa yang pas.
Menurut Wayan Sarifan, mendirikan usaha kuliner khas Bali di negara orang bukanlah urusan sepele. pihaknya mesti mengikuti aturan hukum setempat, seperti adanya izin usaha, izin tinggal, maupun syarat kelayakan usaha menyangkut standar kebersihan dan kesehatan makanan.
Wayan Sarifan yang lulusan D2 Jurusan Tata Boga Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan ini mengatakan, dengan modal awal senilai 12.000 dolar AS atau setara Rp 162 juta, pihaknya memulai bisnis kuler khas Bali di Meksiko. Per hari, pendapatan warung dan massage bisa mencapai 250 dolar AS atau setara Rp 3,375 juta. Bahkan, ika ada event tertentu seperti bazar budaya kuliner dunia, pendatanannya bisa mencapai Rp 20,25 juta sehari.
Pada acara-acara tertentu, per hari bisa sampai 20.000 orang datang ke Bazzar Mexico City dan begitu terbuka untuk mencoba masakan baru, termasuk kuliner Bali. Tidak hanya itu, kadang jika ada acara selamatan dan perayaan ulang tahun ataupun event pribadi, pasuyri Wayan Sarifan (yang sempat jadi Chef De-Cuisine and Decorator) dan Dayu Eka Kusuma Dewi (yang sempat jadi beautician spa therapist) juga dipercaya untuk membuat nasi tumpeng kuning ataupun memasak masakan ciri khas Indonesia lainnya, seperti rendang dan balado.
Pasutri Wayan Sarifan-Dayu Eka Kusuma Dewi sendiri memilih merantau ke luar negeri, untuk misi membangun hidup yang lebih baik, berbarengan dengan misi perkenalan budaya Bali dan Indonesia melalui budaya kuliner dan massage. Wayan Sarifan sejak Februari 2017 menjabat sebagai Ketua Diaspora Wilayah Negara Meksiko, Guatemala, El Salvador, Belize yang tugasnya untuk mempromosikan budaya bangsa Indonesia kepada khalayak di negara Meksiko dan sekitarnya. * k21
Komentar