'Kue Hati' Resahkan Ortu Siswa
Diedarkan Orang Tak Dikenal, Sasar Sekolah di Gianyar dan Bangli
Di SMPN 1 Gianyar terpantau 15 siswa laporkan diri menerima barang itu, 3 orang ngaku merasakan pusing dan 2 orang badan panas usai konsumsi kue kering tersebut.
GIANYAR, NusaBali
Peredaran kue berbentuk hati ke sejumlah sekolah di Gianyar oleh orang tak dikenal membuat resah orangtua. Informasi dihimpun, kue kering yang isi toping gula itu beredar sejak, Selasa (5/4). Sejumlah siswa yang menerima kue ada yang sudah mengkonsumsi. Pasca mengkonsumsi kue itu beberapa ada yang mengeluhkan pusing. Kue ini beredar di sekolah wilayah Kecamatan Sukawati, Gianyar dan Ubud. Tak hanya di Gianyar, hal serupa juga menyasar sekolah di Kabupaten Bangli.
Keresahan masyarakat ini pun membuat Dinas Pendidikan dan kepolisian bergerak cepat. Berdasarkan ciri-ciri oknum yang membagikan kue, Polsek Ubud berhasil mengamankannya saat beraksi di wilayah Ubud, Rabu (6/4) siang. Hanya saja, Kapolsek Ubud Kompol I Made Tama masih merahasiakan identitas maupun motif pelaku membagikan kue secara cuma-cuma ini.
"Ya benar sudah kita amankan seseorang yang diduga membagikan kue tersebut. Masih diperiksa,” jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu kemarin. Sebelum terungkap dan ditangkap, peredaran kue ini menjadi perhatian berbagai pihak. Keresahan kalangan pendidikan tampak dari pesan berantai yang disebar melalui WhatsApp. Bunyinya : Informasi kepada anak-anak semua. Bapak instruksikan untuk berhati-hati dengan orang yang tidak dikenal dan tidak boleh menerima sesuatu yang tidak jelas apalagi berupa makanan atau minuman. Kalau terjadi peristiwa seperti itu mohon segera dilaporkan kepada ibu/bapak guru. Terima kasih,” demikian bunyi pesan WA dari Kepala SMPN 1 Gianyar, I Wayan Mawa.
Selain informasi dari sekolah, informasi serupa juga dilaporkan orangtua siswa. “Om Swastiastu bu guru & para orang tua. Mohon ijin menyampaikan informasi bu guru bahwa tadi ada kejadian orang yang membagikan kue, permen & gelang kepada anak-anak SMPN 1 Gianyar & anak-anak SMPN 3 Gianyar dan juga saya dapat informasi orang tersebut membagikan ke anak-anak yang sedang bermain di pasar baru Gianyar kue, permen & gelang tersebut sama persis yang dibagikan ke anak-anak!,” bunyi pesan itu.
Informasi serupa juga banyak beredar di media sosial bertuliskan "Izin menginformasikan tadi sore temen anak tiang yang sekolah di SMPN 1 Gianyar saat pulang sekolah sekira pukul 16.30 WITA, Gung Devi dan temannya didatangi 2 orang yang berkulit hitam (seperti warga dari timur) dikasi kue yang katanya sedang merayakan ultah, namun setiba di rumahnya Gung Devi tersebut karena penasaran mencoba memakan kue tersebut, tak berselang lama langsung merasakan pusing. Pihak keluarga sudah menginformasikan kepada guru dan sudah diser digroup sekolah agar hati hati dengan orang asing".
Terkait informasi meresahkan itu, dibenarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Gianyar, Made Suradnya. “Tiyang instruksikan kepada kepala sekolah agar mengimbau kepada siswa agar tidak menerima atau menolak pemberian sesuatu dari orang yang tidak dikenal,” ujar Suradnya, Rabu kemarin. Sementara Kapolsek Kota Gianyar Kompol Gede Putu Putra Astawa bersama Komisioner KPPAD Provinsi Bali Made Ariasa, kemarin mendatangi SMP Negeri 1 dan SMPN 3 Gianyar.
Kapolsek Gianyar, Kompol Putra Atawa, mengatakan informasi ini telah meresahkan siswa dan orangtua siswa. "Banyak laporan dari orangtua siswa," ujarnya. Maka atas dasar tersebut pihaknya turun ke sekolah untuk meminta keterangan secara langsung. "Kami menyarankan kepala sekolah agar menginstruksikan murid untuk tidak menerima barang apapun dari orang yang tidak dikenal jika ada hal demikian lagi, segera dilaporkan ke pihak kepolisian. Siapa tau isinya narkoba. Barang ini kita akan cek. Mudah-mudahan tidak mengandung zat yang membahayakan," ujarnya
Sementara Kepala Sekolah (Kasek) SMP Negeri 1 Gianyar, I Wayan Mawa mengatakan peredaran kue ini terjadi sejak, Selasa (5/4) saat para siswa pulang sekolah. Mereka diberikan sesuatu oleh orang tidak dikenal. "Anak-anak menyebutnya kue. Malamnya saya ditelepon oleh orangtua siswa diceritakan kejadian tersebut. Kemudian saya instruksikan langsung melalui grup WA agar tidak menerima apapun dari orang asing," jelasnya sambil memperlihatkan barang itu.
Dia pun melakukan pemantauan siswa-siswa yang menerima barang tersebut. Terdapat 15 siswa yang melaporkan diri telah menerima barang itu. "Dari 15 siswa, 3 orang melapor merasakan pusing, badan panas 2 siswa, 4 siswa tidak memakan, dan 6 orang tidak mengefek," ujarnya. Sementara Ketua Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah Bali (KPPAD) I Made Ariasa, yang ikut turun ke sekolah kemarin mengatakan hal ini cukup memprihatinkan.
Dia berharap orangtua dan guru agar meningkatkan kewaspadaan. Menanamkan pada anak agar berani menolak pemberian dari orang asing. "Pengalaman seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Orangtua dan guru perlu meningkatkan kewaspadaan. Kalau penjemputan lebih baik langsung ke sekolah. Saya melihat ada beberapa anak sampai sore terkadang tidak dijemput oleh orangtua. Ini bisa saja menjadi potensi," ujarnya.
Begitu juga jika ada kegiatan dari lembaga atau organisasi membagi-bagikan sesuatu, harus izin dulu ke sekolah. "Kalau orang baik lebih baik datang izin ke sekolah, barang apa yang dibawa. Diperiksa dicek bersama," harapnya.
Salah seorang perwakilan murid yang menerima kue itu, S, kelas 7, menuturkan, dia menerima kue itu saat sedang ngumpul di depan sekolah menunggu jemputan.
"Saat itu ada orang tidak dikenal. Dia menawarkan jajan sama gelang. Dia bilang dari univeristas di Jakarta. Kemudain dia ngambil foto katanya untuk dokumentasi," tuturnya. Saat dimakan, siswa ini merasakan seperti kue kering. Saat pemberian itu tidak ada pemaksaan. "Tidak ada pemaksaan saat dikasih kue. Mereka bilang tidak isi racun," ujarnya.
Hal sama juga terjadi di sejumlah sekolah di Bangli. Orang tak dikenal datang ke sekolah dengan tujuan memberikan bantuan kue (snack) dan gelang. Lantaran tidak jelas sumbernya pihak sekolah pun menolak pemberian itu.
Salah satu sekolah yang didatangi, yakni SMPN 1 Tembuku yang berlokasi di Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli. Menurut Kasek SMPN 1 Tembuku, I Putu Eka Pradnyana, ada dua orang yang datang ke sekolah, laki-laki dan perempuan. Awalnya dua orang tersebut datang pada, Selasa (5/4) dan kembali datang pada Rabu (kemarin. "Pada Selasa mereka datang tapi tidak ketemu dengan saya. Kebetulan saya ada rapat di luar. Hari ini (Rabu) mereka datang kembali," ungkapnya.
Kata Putu Eka Pradnyana, kedatangan dua orang tersebut untuk memberikan bantuan berupa snack dan gelang. Hanya saja karena tidak jelas sumbernya, pihak sekolah tidak menerima bantuan tersebut. "Mau menawarkan bantuan snack dan gelang tapi tiyang tolak karena identitas orang dan sumber bantuannya tidak jelas," terangnya. Lanjutnya, saat ditanya terkait identitas orang tersebut mengaku dari sebuah yayasan di Jakarta.
Dikonfirmasi terkait keberadaan orang yang datang ke sekolah dan membawa snack, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, Komang Pariarta mengaku belum menerima laporan dari sekolah. Namun demikian pihaknya mengingatkan agar sekolah tetap waspada. Terlebih lagi untuk kepala sekolah untuk meningkatkan pengawasan di lingkungan. "Pengawasan lebih ditingkatkan, jangan sampai terjadi hal-hal tidak diinginkan," jelasnya singkat.
Kapolsek Tembuku AKP I Putu Ardana mengaku telah turun ke sejumlah sekolah yang sempat disasar pelaku, Rabu kemarin. Salah satunya di SMPN 1 Tembuku dan SDN 4 Tembuku serta sejumlah sekolah lainnya. "Setelah mendengar informasi itu, ada beberapa sekolah-sekolah yang telah kami datangi untuk proses penyelidikan dan mencegah hal-hal yang tidak dinginkan," jelasnya.
Untuk di SMPN 1 Tembuku pihaknya bertemu para guru. Sedangkan untuk di SD 4 para siswa sudah pulang. Namun pihaknya menemukan barang berupa bingkisan yang diberikan dan di dalamnya berisi susu, kue kering dan gelang. "Karena takut, gurunya tidak membagikan bingkisan tersebut kepada siswa. Sekarang barang itu sudah kami amankan di Polsek," sebutnya.
Di lain pihak Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta mengaku mendapat informasi adanya orang yang mendatangi sekolah-sekolah. Meski belum mengetahui secara detail, Bupati Sedana Arta mengingatkan seluruh elemen pendidikan untuk saling mengawasi. "Seluruh elemen pendidikan saling mengawasi. Dalam situasi saat ini mungkin ada hal-hal yang luput dari pengawasan," ungkapnya. *nvi, esa
Keresahan masyarakat ini pun membuat Dinas Pendidikan dan kepolisian bergerak cepat. Berdasarkan ciri-ciri oknum yang membagikan kue, Polsek Ubud berhasil mengamankannya saat beraksi di wilayah Ubud, Rabu (6/4) siang. Hanya saja, Kapolsek Ubud Kompol I Made Tama masih merahasiakan identitas maupun motif pelaku membagikan kue secara cuma-cuma ini.
"Ya benar sudah kita amankan seseorang yang diduga membagikan kue tersebut. Masih diperiksa,” jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu kemarin. Sebelum terungkap dan ditangkap, peredaran kue ini menjadi perhatian berbagai pihak. Keresahan kalangan pendidikan tampak dari pesan berantai yang disebar melalui WhatsApp. Bunyinya : Informasi kepada anak-anak semua. Bapak instruksikan untuk berhati-hati dengan orang yang tidak dikenal dan tidak boleh menerima sesuatu yang tidak jelas apalagi berupa makanan atau minuman. Kalau terjadi peristiwa seperti itu mohon segera dilaporkan kepada ibu/bapak guru. Terima kasih,” demikian bunyi pesan WA dari Kepala SMPN 1 Gianyar, I Wayan Mawa.
Selain informasi dari sekolah, informasi serupa juga dilaporkan orangtua siswa. “Om Swastiastu bu guru & para orang tua. Mohon ijin menyampaikan informasi bu guru bahwa tadi ada kejadian orang yang membagikan kue, permen & gelang kepada anak-anak SMPN 1 Gianyar & anak-anak SMPN 3 Gianyar dan juga saya dapat informasi orang tersebut membagikan ke anak-anak yang sedang bermain di pasar baru Gianyar kue, permen & gelang tersebut sama persis yang dibagikan ke anak-anak!,” bunyi pesan itu.
Informasi serupa juga banyak beredar di media sosial bertuliskan "Izin menginformasikan tadi sore temen anak tiang yang sekolah di SMPN 1 Gianyar saat pulang sekolah sekira pukul 16.30 WITA, Gung Devi dan temannya didatangi 2 orang yang berkulit hitam (seperti warga dari timur) dikasi kue yang katanya sedang merayakan ultah, namun setiba di rumahnya Gung Devi tersebut karena penasaran mencoba memakan kue tersebut, tak berselang lama langsung merasakan pusing. Pihak keluarga sudah menginformasikan kepada guru dan sudah diser digroup sekolah agar hati hati dengan orang asing".
Terkait informasi meresahkan itu, dibenarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Gianyar, Made Suradnya. “Tiyang instruksikan kepada kepala sekolah agar mengimbau kepada siswa agar tidak menerima atau menolak pemberian sesuatu dari orang yang tidak dikenal,” ujar Suradnya, Rabu kemarin. Sementara Kapolsek Kota Gianyar Kompol Gede Putu Putra Astawa bersama Komisioner KPPAD Provinsi Bali Made Ariasa, kemarin mendatangi SMP Negeri 1 dan SMPN 3 Gianyar.
Kapolsek Gianyar, Kompol Putra Atawa, mengatakan informasi ini telah meresahkan siswa dan orangtua siswa. "Banyak laporan dari orangtua siswa," ujarnya. Maka atas dasar tersebut pihaknya turun ke sekolah untuk meminta keterangan secara langsung. "Kami menyarankan kepala sekolah agar menginstruksikan murid untuk tidak menerima barang apapun dari orang yang tidak dikenal jika ada hal demikian lagi, segera dilaporkan ke pihak kepolisian. Siapa tau isinya narkoba. Barang ini kita akan cek. Mudah-mudahan tidak mengandung zat yang membahayakan," ujarnya
Sementara Kepala Sekolah (Kasek) SMP Negeri 1 Gianyar, I Wayan Mawa mengatakan peredaran kue ini terjadi sejak, Selasa (5/4) saat para siswa pulang sekolah. Mereka diberikan sesuatu oleh orang tidak dikenal. "Anak-anak menyebutnya kue. Malamnya saya ditelepon oleh orangtua siswa diceritakan kejadian tersebut. Kemudian saya instruksikan langsung melalui grup WA agar tidak menerima apapun dari orang asing," jelasnya sambil memperlihatkan barang itu.
Dia pun melakukan pemantauan siswa-siswa yang menerima barang tersebut. Terdapat 15 siswa yang melaporkan diri telah menerima barang itu. "Dari 15 siswa, 3 orang melapor merasakan pusing, badan panas 2 siswa, 4 siswa tidak memakan, dan 6 orang tidak mengefek," ujarnya. Sementara Ketua Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah Bali (KPPAD) I Made Ariasa, yang ikut turun ke sekolah kemarin mengatakan hal ini cukup memprihatinkan.
Dia berharap orangtua dan guru agar meningkatkan kewaspadaan. Menanamkan pada anak agar berani menolak pemberian dari orang asing. "Pengalaman seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Orangtua dan guru perlu meningkatkan kewaspadaan. Kalau penjemputan lebih baik langsung ke sekolah. Saya melihat ada beberapa anak sampai sore terkadang tidak dijemput oleh orangtua. Ini bisa saja menjadi potensi," ujarnya.
Begitu juga jika ada kegiatan dari lembaga atau organisasi membagi-bagikan sesuatu, harus izin dulu ke sekolah. "Kalau orang baik lebih baik datang izin ke sekolah, barang apa yang dibawa. Diperiksa dicek bersama," harapnya.
Salah seorang perwakilan murid yang menerima kue itu, S, kelas 7, menuturkan, dia menerima kue itu saat sedang ngumpul di depan sekolah menunggu jemputan.
"Saat itu ada orang tidak dikenal. Dia menawarkan jajan sama gelang. Dia bilang dari univeristas di Jakarta. Kemudain dia ngambil foto katanya untuk dokumentasi," tuturnya. Saat dimakan, siswa ini merasakan seperti kue kering. Saat pemberian itu tidak ada pemaksaan. "Tidak ada pemaksaan saat dikasih kue. Mereka bilang tidak isi racun," ujarnya.
Hal sama juga terjadi di sejumlah sekolah di Bangli. Orang tak dikenal datang ke sekolah dengan tujuan memberikan bantuan kue (snack) dan gelang. Lantaran tidak jelas sumbernya pihak sekolah pun menolak pemberian itu.
Salah satu sekolah yang didatangi, yakni SMPN 1 Tembuku yang berlokasi di Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli. Menurut Kasek SMPN 1 Tembuku, I Putu Eka Pradnyana, ada dua orang yang datang ke sekolah, laki-laki dan perempuan. Awalnya dua orang tersebut datang pada, Selasa (5/4) dan kembali datang pada Rabu (kemarin. "Pada Selasa mereka datang tapi tidak ketemu dengan saya. Kebetulan saya ada rapat di luar. Hari ini (Rabu) mereka datang kembali," ungkapnya.
Kata Putu Eka Pradnyana, kedatangan dua orang tersebut untuk memberikan bantuan berupa snack dan gelang. Hanya saja karena tidak jelas sumbernya, pihak sekolah tidak menerima bantuan tersebut. "Mau menawarkan bantuan snack dan gelang tapi tiyang tolak karena identitas orang dan sumber bantuannya tidak jelas," terangnya. Lanjutnya, saat ditanya terkait identitas orang tersebut mengaku dari sebuah yayasan di Jakarta.
Dikonfirmasi terkait keberadaan orang yang datang ke sekolah dan membawa snack, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, Komang Pariarta mengaku belum menerima laporan dari sekolah. Namun demikian pihaknya mengingatkan agar sekolah tetap waspada. Terlebih lagi untuk kepala sekolah untuk meningkatkan pengawasan di lingkungan. "Pengawasan lebih ditingkatkan, jangan sampai terjadi hal-hal tidak diinginkan," jelasnya singkat.
Kapolsek Tembuku AKP I Putu Ardana mengaku telah turun ke sejumlah sekolah yang sempat disasar pelaku, Rabu kemarin. Salah satunya di SMPN 1 Tembuku dan SDN 4 Tembuku serta sejumlah sekolah lainnya. "Setelah mendengar informasi itu, ada beberapa sekolah-sekolah yang telah kami datangi untuk proses penyelidikan dan mencegah hal-hal yang tidak dinginkan," jelasnya.
Untuk di SMPN 1 Tembuku pihaknya bertemu para guru. Sedangkan untuk di SD 4 para siswa sudah pulang. Namun pihaknya menemukan barang berupa bingkisan yang diberikan dan di dalamnya berisi susu, kue kering dan gelang. "Karena takut, gurunya tidak membagikan bingkisan tersebut kepada siswa. Sekarang barang itu sudah kami amankan di Polsek," sebutnya.
Di lain pihak Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta mengaku mendapat informasi adanya orang yang mendatangi sekolah-sekolah. Meski belum mengetahui secara detail, Bupati Sedana Arta mengingatkan seluruh elemen pendidikan untuk saling mengawasi. "Seluruh elemen pendidikan saling mengawasi. Dalam situasi saat ini mungkin ada hal-hal yang luput dari pengawasan," ungkapnya. *nvi, esa
Komentar