Maut Menjemput Saat Korban Pulang Madelokan di Desa Alasangker
Korban Tewas Ayah-Anak dalam Kecelakaan Maut di Jalur Denpasar-Singaraja, Gitgit, Buleleng
I Wayan Gumiasa, 53, kerabat korban mengaku hingga saat ini (kemarin, Red) pihak keluarga belum didatangi oleh keluarga atau pihak lain dari sopir yang menabrak Budarana dan Artawan hingga tewas.
SINGARAJA, NusaBali
Suasana duka begitu terasa di rumah duka mendiang Komang Budarana, 46, dan Komang Agus Artawan, 14, di Banjar Dinas Asah Panji, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, pada Rabu (6/4). Keluarga dan kerabat berdatangan menyampaikan bela sungkawa dan membantu mempersiapkan upacara kematian ayah dan anak yang meninggal dalam insiden kecelakaan maut beruntun di Jalan Raya Jurusan Singaraja-Denpasar KM 5,000 tepatnya di wilayah Banjar Dinas Umahan, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Selasa (5/4) sore pukul 15.00 Wita.
Sementara istri Budarana, Luh Suci, 45, nampak berada di samping bale pesirepan dengan mata sembab. Kesedihannya tak dapat dibendung tatkala ditinggal suami dan anak ketiganya atau putra satu-satunya dalam keluarga, Agus Artawan, dalam peristiwa tragis tersebut.
Korban Budarana yang kesehariannya bekerja sebagai buruh harian lepas ini, berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Luh Suci, serta dua orang anak: Putu Sri Budayani, 26, dan Kadek Sri Jumayanti, 25. Hingga, Rabu kemarin jenazah korban Budarana dan putranya, Artawan masih dititipkan di RSUD Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja.
Pihak keluarga masih menunggu kedatangan jenazah di rumah duka di Banjar Dinas Asah Panji, Desa Wanagiri. Selanjutnya jenazah ayah dan anak ini rencananya akan diaben pada Redite Umanis Ukir, Minggu (10/4) nanti. Sang istri, Luh Suci masih tidak menyangka suaminya telah berpulang meninggalkan dia. Luh Suci mengenang suaminya sebagai sosok kepala keluarga yang bertanggung jawab dan ulet bekerja. Meskipun pekerjaan keseharian kadang tak menentu. Sementara putranya, Artawan, merupakan anak yang penurut dan polos.
Saat peristiwa yang merenggut nyawa suami dan anaknya itu terjadi, Luh Suci sedang berada di rumah. Dia menerima kabar suami dan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah kelas VI SD itu terlibat kecelakaan oleh petugas kepolisian yang datang ke rumah. Seketika mendengar kabar itu, Luh Suci langsung syok. "Saya masih tidak menyangka," katanya, saat ditemui NusaBali, Rabu kemarin.
Luh Suci mengaku sempat mendapat firasat sebelum kejadian tragis menimpa dua orang anggota keluarganya. Dia tak bisa menceritakan secara detail mimpi. Namun, selama enam hari berturut-turut sebelum kejadian, dia bermimpi sang suami ditelanjangi perempuan lain. Sementara, dia tak merasa ada gelagat aneh dari suami maupun putranya.
Diungkapkan Luh Suci, suami dan anaknya kecelakaan saat pulang dari madelokan (menghadiri) upacara tiga bulanan (nelu bulanin) di rumah kerabat di Desa Alasangker, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. "Bapak mau pulang dari Alasangker melihat keluarga paman upacara tiga bulanan. Memang ke mana-mana biasa berdua. (Artawan) mengantarkan bapak," kata dia.
I Wayan Gumiasa, 53, kerabat Luh Suci mengaku hingga saat ini (kemarin, Red) pihak keluarga belum didatangi oleh keluarga atau pihak lain dari sopir yang menabrak Budarana dan Artawan hingga tewas. "Kami sebenarnya, tidak terlalu menuntut. Kami anggap sebagai musibah, agar tidak saling membebankan. Harapan kami biar tidak ada saling merugikan. Namun bagaimanapun kami berharap agar keluarga yang ditinggalkan diberi perhatian," katanya.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Buleleng, Iptu Anton Suherman mengatakan kecelakaan maut di Jalur Gitgit masih dalam penyelidikan. Kata dia, para sopir kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan masih menjalani pemeriksaan. "Pihak-pihak yang terlibat kecelakaan masih dalam proses pemeriksaan di Mapolres," katanya
Hasil pemeriksaan sementara, kecelakaan diduga disebabkan sopir mobil Toyota Fortuner tidak bisa menguasai laju kendaraannya akibat pengereman mobil tersebut tidak berfungsi. "Diduga mengalami permasalahan pengereman. Saat di jalur tersebut sopir panik sehingga mengambil haluan ke kanan kemudian menabrak sepeda motor dan dua mobil di depannya," jelasnya.
Diakui Iptu Anton, di sepanjang Jalur Gitgit Jalan Raya Jurusan Singaraja-Denpasar KM 22 hingga 25 cukup rawan kecelakaan karena banyak tikungan tajam dengan posisi kemiringan yang tinggi. "Untuk mencegah peristiwa serupa, di titik tersebut kami upayakan memasang palang imbauan dan banner agar pengendara lebih berhati-hati. Serta di titik-titik lain dengan Unit Lantas Polsek Sukasada," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya kecelakaan lalulintas maut terjadi di Jalan Raya Jurusan Singaraja-Denpasar KM 5,000 tepatnya di wilayah Banjar Dinas Umahan, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, pada Selasa (5/4) sore sekitar pukul 15.00 Wita. Tiga buah mobil dan satu sepeda motor terlibat dalam kecelakaan beruntun. Akibat peristiwa itu dua korban tewas yang merupakan ayah dan anak. Informasinya kecelakaan beruntun ini melibatkan mobil rombongan Kajati Bali yang hendak menghadiri acara di Buleleng.
Korban tewas dalam kecelakaan maut tersebut, adalah Komang Budarana, 46, dan Komang Agus Artawan, 14. Kedua korban adalah ayah dan anak asal Banjar Dinas Asah Panji, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Keduanya mengalami cidera kepala berat (CKB) dan dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian. *mz
Sementara istri Budarana, Luh Suci, 45, nampak berada di samping bale pesirepan dengan mata sembab. Kesedihannya tak dapat dibendung tatkala ditinggal suami dan anak ketiganya atau putra satu-satunya dalam keluarga, Agus Artawan, dalam peristiwa tragis tersebut.
Korban Budarana yang kesehariannya bekerja sebagai buruh harian lepas ini, berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Luh Suci, serta dua orang anak: Putu Sri Budayani, 26, dan Kadek Sri Jumayanti, 25. Hingga, Rabu kemarin jenazah korban Budarana dan putranya, Artawan masih dititipkan di RSUD Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja.
Pihak keluarga masih menunggu kedatangan jenazah di rumah duka di Banjar Dinas Asah Panji, Desa Wanagiri. Selanjutnya jenazah ayah dan anak ini rencananya akan diaben pada Redite Umanis Ukir, Minggu (10/4) nanti. Sang istri, Luh Suci masih tidak menyangka suaminya telah berpulang meninggalkan dia. Luh Suci mengenang suaminya sebagai sosok kepala keluarga yang bertanggung jawab dan ulet bekerja. Meskipun pekerjaan keseharian kadang tak menentu. Sementara putranya, Artawan, merupakan anak yang penurut dan polos.
Saat peristiwa yang merenggut nyawa suami dan anaknya itu terjadi, Luh Suci sedang berada di rumah. Dia menerima kabar suami dan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah kelas VI SD itu terlibat kecelakaan oleh petugas kepolisian yang datang ke rumah. Seketika mendengar kabar itu, Luh Suci langsung syok. "Saya masih tidak menyangka," katanya, saat ditemui NusaBali, Rabu kemarin.
Luh Suci mengaku sempat mendapat firasat sebelum kejadian tragis menimpa dua orang anggota keluarganya. Dia tak bisa menceritakan secara detail mimpi. Namun, selama enam hari berturut-turut sebelum kejadian, dia bermimpi sang suami ditelanjangi perempuan lain. Sementara, dia tak merasa ada gelagat aneh dari suami maupun putranya.
Diungkapkan Luh Suci, suami dan anaknya kecelakaan saat pulang dari madelokan (menghadiri) upacara tiga bulanan (nelu bulanin) di rumah kerabat di Desa Alasangker, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. "Bapak mau pulang dari Alasangker melihat keluarga paman upacara tiga bulanan. Memang ke mana-mana biasa berdua. (Artawan) mengantarkan bapak," kata dia.
I Wayan Gumiasa, 53, kerabat Luh Suci mengaku hingga saat ini (kemarin, Red) pihak keluarga belum didatangi oleh keluarga atau pihak lain dari sopir yang menabrak Budarana dan Artawan hingga tewas. "Kami sebenarnya, tidak terlalu menuntut. Kami anggap sebagai musibah, agar tidak saling membebankan. Harapan kami biar tidak ada saling merugikan. Namun bagaimanapun kami berharap agar keluarga yang ditinggalkan diberi perhatian," katanya.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Buleleng, Iptu Anton Suherman mengatakan kecelakaan maut di Jalur Gitgit masih dalam penyelidikan. Kata dia, para sopir kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan masih menjalani pemeriksaan. "Pihak-pihak yang terlibat kecelakaan masih dalam proses pemeriksaan di Mapolres," katanya
Hasil pemeriksaan sementara, kecelakaan diduga disebabkan sopir mobil Toyota Fortuner tidak bisa menguasai laju kendaraannya akibat pengereman mobil tersebut tidak berfungsi. "Diduga mengalami permasalahan pengereman. Saat di jalur tersebut sopir panik sehingga mengambil haluan ke kanan kemudian menabrak sepeda motor dan dua mobil di depannya," jelasnya.
Diakui Iptu Anton, di sepanjang Jalur Gitgit Jalan Raya Jurusan Singaraja-Denpasar KM 22 hingga 25 cukup rawan kecelakaan karena banyak tikungan tajam dengan posisi kemiringan yang tinggi. "Untuk mencegah peristiwa serupa, di titik tersebut kami upayakan memasang palang imbauan dan banner agar pengendara lebih berhati-hati. Serta di titik-titik lain dengan Unit Lantas Polsek Sukasada," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya kecelakaan lalulintas maut terjadi di Jalan Raya Jurusan Singaraja-Denpasar KM 5,000 tepatnya di wilayah Banjar Dinas Umahan, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, pada Selasa (5/4) sore sekitar pukul 15.00 Wita. Tiga buah mobil dan satu sepeda motor terlibat dalam kecelakaan beruntun. Akibat peristiwa itu dua korban tewas yang merupakan ayah dan anak. Informasinya kecelakaan beruntun ini melibatkan mobil rombongan Kajati Bali yang hendak menghadiri acara di Buleleng.
Korban tewas dalam kecelakaan maut tersebut, adalah Komang Budarana, 46, dan Komang Agus Artawan, 14. Kedua korban adalah ayah dan anak asal Banjar Dinas Asah Panji, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Keduanya mengalami cidera kepala berat (CKB) dan dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian. *mz
Komentar