Terpilih Aklamasi, Nyoman Kenak Pimpin PHDI Bali
Massa Forkom Taksu Bali Segel Kantor PHDI Bali
MANGUPURA, NusaBali
Ketua Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Denpasar, Nyoman Kenak, 53, terpilih menjadi Ketua Harian PHDI Provinsi Bali periode 2022-2027 setelah melalui rangkaian Lokasabha VIII yang digelar di Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung kawasan Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, pada Sukra Wage Landep, Jumat (8/4).
Sementara terpisah di Kantor PHDI Bali di Jalan Ratna Nomor 71, Kelurahan Tonja, Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar, seratusan massa lakukan aksi demo dan segel kantor tersebut.
Nyoman Kenak terpilih secara aklamasi berdasarkan usulan dari PHDI kabupaten/kota. Usulan dari kabupaten/kota tersebut disampaikan saat penyampaian pandangan umum terkait laporan pertanggungjawaban serta kinerja pengurus PHDI Bali periode 2017-2022. Secara umum, PHDI Kabupaten/Kota menerima laporan pertanggungjawaban tersebut sekaligus masing-masing kabupaten/kota mengusulkan satu nama untuk diusulkan menjadi calon Ketua PHDI Bali Bali periode 2022-2027. Pemilihan menggunakan sistem formatur.
Nah, dari usulan yang disampaikan pada pandangan umum tersebut, hampir semua Kabupaten/Kota se-Bali mengusulkan nama Nyoman Kenak untuk memegang tampuk kepemimpinan PHDI Bali menggantikan Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana MSi. Secara otomatis, Nyoman Kenak terpilih menjadi Ketua Harian PHDI Bali periode 2022-2027. Padahal sempat beredar kasak kusuk bahwa ada empat kandidat yang konon akan diusulkan antara lain Ketua PHDI Kota Denpasar I Nyoman Kenak, Ketua PHDI Badung Gede Rudia Adiputra, Ketua PHDI Bangli I Nyoman Sukra dan Wakil Ketua PHDI Bali Pinandita Ketut Pasek Swastika.
Dalam Lokasabha VIII PHDI Bali, selain Nyoman Kenak didampingi sebanyak 13 Wakil Ketua, terpilih pula Sekretaris PHDI Bali I Putu Wirata Dwikora dan Bendahara Dr I Nyoman Alit Putrawan MFilH. Sedangkan untuk Paruman Walaka kini diketuai oleh Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana didampingi Dr I Made Pageh SH MHum sebagai wakil ketua. Selain itu Dharma Upapati diketuai oleh Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari. Kepengurusan yang baru langsung dilantik oleh Ketua Umum Harian PHDI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya usai Lokasabha.
Ketua Harian PHDI Pusat, Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (WBT) yang membuka acara Lokasabha VIII PHDI Bali secara resmi menekankan rasa persatuan di antara sesama umat dan jangan mudah untuk diadu domba. Seyogyanya mengingat kembali ajaran Tat Twam Asi, Vasudhaiva Kutumbakam, dan Panca Sraddha dalam menjaga persatuan tersebut. Dirinya pun berharap pengurus terpilih bisa menjadi media pemersatu umat baik di internal maupun eksternal.
“Kuncinya adalah bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Saya mengajak semua elemen agar bersatu berkolaborasi dengan saling berkontribusi, kita harus mengisi satu sama lain. Untuk itu, kita umat Hindu jangan mau diadu domba,” kata mantan Pangdam IX/Udayana ini. Sementara itu, Ketua PHDI Bali terpilih, Nyoman Kenak mengaku bersyukur atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Kenak mengaku siap ngayah di tingkat provinsi dan melanjutkan program-program kerja visioner dari kepemimpinan ketua sebelumnya.
“Kita akan ikuti ritmenya. Yang baik akan kita lanjutkan dan pertahankan. Karena banyak yang visioner dari tokoh-tokoh muda,” ungkap Kenak yang cukup lama duduk sebagai Ketua Harian PHDI Kota Denpasar ini. Memandang ke depan, menurut Kenak, diperlukan strategi bagaimana program-program PHDI Bali bisa dipahami dan diketahui oleh umat Hindu. Tokoh asal Griya Agung Beraban, Banjar Beraban, Kelurahan Dauh Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Barat ini pun menargetkan pengoptimalan publikasi lewat media, terutama media sosial.
“Padahal kegiatan-kegiatan PHDI itu sangat padat dalam melayani umat. Tapi selama ini tidak 100 persen diketahui oleh masyarakat. Pemanfaatan media publikasi ini akan kita maksimalkan,” kata pria kelahiran 18 Agustus 1968 tersebut.
Selanjutnya, terkait dinamika dan masalah-masalah keumatan yang terjadi selama ini, Kenak mengaku terbuka untuk belajar dan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Menurutnya, organisasi PHDI merupakan organisasi seksi dan sering diperbincangkan. Karenanya, anak ketiga dari enam bersaudara dari Ida Pandita Mpu Nabe Daksa Mertayoga dan Ida Pandita Istri Mpu Nabe Daksa Mertayoga ini menilai kepengurusan harus tetap belajar dari dinamika-dinamika yang berkembang dan tahu bagaimana mengambil sikap.
“Kami akan belajar bersama-sama, tidak ada yang merasa paling pintar. Ayo belajar bersama-sama untuk merasakan kemauan umat. Jika ada program kerja sebelumnya yang masih kurang, mari kita benahi, sepanjang tidak mengabaikan rule yang ada,” kata ayah tiga anak dari pernikahannya dengan Ni Wayan Hudiani ini.
Sedangkan Ketua Harian PHDI Bali periode 2017-2022, Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana MSi berpesan pengurus PHDI terpilih mampu menjadi pengayom umat dan memediasi permasalahan umat, baik internal maupun eksternal. Rektor Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa itu pun berharap kepengurusan selanjutnya benar-benar netral dalam memposisikan diri sehingga mampu mengayomi siapa saja terutama Umat Hindu. “Karena pengurus PHDI tidak bisa hanya mengurus yang di dalam saja (internal), jika ada masalah ekstern itu justru lebih memerlukan energi yang luar biasa, kecerdasan, kebijaksanaan yang bisa membuat masalah itu selesai, tetapi tidak menimbulkan masalah yang baru,” pesan tokoh asal Banjar Santi, Desa/Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem ini. Acara Pembukaan Lokasabha VIII PHDI Bali kemarin mengundang Gubernur Bali, Bupati/Walikota se-Bali. Namun, hanya Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta yang terlihat datang langsung tanpa perwakilan. Selain mengundang Kepala Daerah se-Bali, panitia juga mengundang
DPRD Bali, Polda Bali, Polres Badung, Pangdam, Kejaksaan, MDA, FKUB, serta Majelis-majelis Agama lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Giri Prasta mendukung pelaksanaan Lokasabha VIII PHDI Bali. Terlebih lagi diselenggarakan di Puspem Badung. Pihaknya berharap, PHDI bisa mengetengahkan konsep bersatu dan guyub bagi semeton umat sedharma. Bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang tersebut pun berharap PHDI bisa memberikan penerangan kepada umat sehingga PHDI bisa menyatu dengan umat sedharma di seluruh Indonesia. “Kami berharap PHDI betul-betul memberikan sebuah penyuluhan penerangan kepada umat Hindu sedharma sehingga PHDI bisa menyatu kuat demi kesatuan umat,” harapnya.
Sementara sekitar seratusan orang dari Forum Komunikasi (Forkom) Taksu Bali segel Kantor PHDI Bali di Jalan Ratna Nomor 71, Kelurahan Tonja, Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar, Jumat kemarin. Massa dari 35 elemen Forkom Taksu Bali itu mengaku kecewa dan tidak percaya lagi dengan PHDI.
Massa dari 35 elemen itu mendatangi Kantor PHDI Bali dipimpin langsung oleh Ketua Forkom Taksu Bali, Jro Mangku Ketut Wisna pada pukul 10.00 Wita. Mereka bergantian menyampaikan orasi yang intinya minta pemerintah bubarkan PHDI. Sebagai bentuk protes, sebelum bubar pukul 12.00 Wita massa menyegel pintu gerbang Kantor tersebut menggunakan tali mirip garis polisi berwarna kuning. Aksi dari massa itu dijaga aparat Polresta Denpasar.
Pada saat seratusan massa ini menggeruduk dan menyegel kantor tersebut, ketua maupun pengurus PHDI Bali sedang tidak berada di lokasi, karena mengikuti Lokasabha VIII PHDI Bali yang digelar di Puspem Badung.
"Adat, budaya, dan tradisi agama Hindu di Bali kini telah dirusak dan dirongrong oleh sampradaya asing, seperti Saibaba, HK, VPA, dan lain-lain. Yang sangat disayangkan pengurus PHDI sebagai lembaga umat Hindu terpapar oleh aliran sampradaya asing tersebut," ungkap Sekjen Forkom Taksu Bali, Khismayana Wijanegara alias Gung Khisma saat diwawancarai NusaBali kemarin siang.
Gung Khisma mengatakan PHDI sudah tidak mampu lagi menjadi pengayom umat Hindu dengan adanya sengketa dualisme kepengurusan PHDI pusat. "Kami berharap agar bentuk majelis umat yang benar-benar bisa mengayomi umat Hindu," tegasnya. Kapolsek Denpasar Utara Iptu I Putu Carlos Dolesgit dikonfirmasi terpisah kemarin siang mengatakan aksi demo itu berjalan lancar. Kapolsek mengatakan massa tersebut menyampaikan aspirasi. "Pengendali keamanan dari Poresta Denpasar. Kami hari ini di lokasi untuk memastikan aksi itu berjalan lancar. Mereka menyampaikan aspirasi," ungkap Iptu Carlos.
Terkait aksi demo di depan Kantor PHDI Bali, Ketua PHDI Bali terpilih hasil Lokasabha VIII, Nyoman Kenak menanggapi jika pihaknya menghargai kebebasan berpendapat. Untuk hal itu, Kenak sangat membuka diri untuk berdiskusi demi mengakomodir kepentingan umat Hindu secara luas. Kenak pun bertekad untuk bersinergi bersama seluruh pihak dalam mencari solusi dari berbagai persoalan umat. “Ini artinya PHDI organisasi yang seksi, ada yang peduli. Karena itu, kita akan terus berbenah,” ungkap Kenak.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua PHDI sebelumnya, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana MSi. Dirinya menyebut aksi yang dilakukan adalah wujud menyampaikan aspirasi, sepanjang dilakukan dengan wajar dan tidak merusak fasilitas yang ada. *ind, pol
Komentar