Dua Sampel Dinyatakan Positif Streptococcus Suis
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung melaporkan kasus suspect meningitis, Minggu (5/3), setelah belasan orang megalami demam dan pusing usai mengkonsumsi olahan daging babi berupa lawar komoh, sate, dan lainnya di kawasan Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal.
DENPASAR, NusaBali
Dinas Kesehatan Provinsi Bali pun ikut terjun mengambil sejumlah langkah. Hasilnya, dua dari belasan sampel darah pasien suspect dinyatakan positif terjangkit bakteri Meningitis Streptococcus Suis (MST).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah langkah investigasi terkait kasus suspect meningitis di Badung tersebut. Termasuk di antaranya melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE), yakni dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi bersama Dinas Kesehatan Badung, Senin (6/3) lalu.
Dari hasil investigasi tersebut, hingga saat ini ditemukan 13 kasus, di mana 7 kasus sudah diambil sampel darah dan dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Microbiologi Klinik RS Sanglah, Denpasar. Hasil sementara dari pemeriksaan sampel yang dikirim ke RS Sanglah, dua kultur darah pasien telah dinyatakan positif terjangkit MST.
“Dua sampel kultur darah sudah keluar dan hasilnya positif MST, yang akan dilakukan pemeriksaan lanjutan di PCR. Sedangkan hasil kultur lainnya dan LCS sedang dalam proses,” jelas dr Suarjaya aat dikonfirmasi secara terpisah di Denpasar, Jumat kemarin.
Menurut dr Suarjaya, MST merupakan meningitis bakteri akut zoonosis yang penularannya dari babi ke manusia. Alur penularannya yakni melalui makanan, di antaranya produk olahan babi yang mentah seperti darah segar, usus, jeroan, dan daging yang terinfeksi. “Selain itu, luka lecet saat mengolah daging babi yang terinfeksi, juga berpotensi menularkan penyakit ini,” tandas dr Suarjaya.
Gejala klinis MST yang dirasakan oleh penderita suspect meningitis, antara lain, panas atau riwayat panas, perubahan kesadaran, kaku kuduk, sakit kepala, dan sering menimbulkan tuli saraf derajat sedang, berat, dan bilateral.
“Masa inkubasi bakteri tersebut dari beberapa jam hingga 14 hari. Biasanya, 2-4 hari setelah makan produk babi yang terinfeksi yang mentah, misalnya lawar merah dan makanan lainnya yang mentah atau setengah matang,” kata birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Untuk mencegah penularannya, masyarakat diimbau membeli daging babi di tempat yang resmi, sehingga dapat dipastikan babi yang dipotong dalam keadaan sehat. Selain itu, saat mengolah daging babi, pastikan tangan tidak luka atau tutup luka dengan baik bila mengolah daging babi. Masyarakat juga diminta proaktif dan peka terhadap lingkungan sekitar.
“Bila di sekitar lingkungan ada peternak yang memiliki babi sakit, mohon diinfokan, jangan dijual ke pengepul daging babi. Pastikan juga masakan berbahan daging babi yang kita makan sudah benar-benar matang,” imbuhnya.
Sementara, Divisi Infeksi dan Imunologi SMF Neurologi Fakultas Kedokteran Unud/RS Sanglah, dr Made Susilawathi SpS, membenarkan bahwa tujuh sampel telah dilakukan pemeriksaan laboratorium, di mana dua di antaranya dinyatakan positif MST. Menurut dr Susilawathi, ada satu pasien dirujuk dari Tabanan, namun belum dapat dipastikan hasil pemeriksaannya. “Belum ada hasil labnya, jadi belum bisa dikatakan positif, baru suspect,” jelas dr Susilawathi. * in
Dinas Kesehatan Provinsi Bali pun ikut terjun mengambil sejumlah langkah. Hasilnya, dua dari belasan sampel darah pasien suspect dinyatakan positif terjangkit bakteri Meningitis Streptococcus Suis (MST).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah langkah investigasi terkait kasus suspect meningitis di Badung tersebut. Termasuk di antaranya melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE), yakni dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi bersama Dinas Kesehatan Badung, Senin (6/3) lalu.
Dari hasil investigasi tersebut, hingga saat ini ditemukan 13 kasus, di mana 7 kasus sudah diambil sampel darah dan dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Microbiologi Klinik RS Sanglah, Denpasar. Hasil sementara dari pemeriksaan sampel yang dikirim ke RS Sanglah, dua kultur darah pasien telah dinyatakan positif terjangkit MST.
“Dua sampel kultur darah sudah keluar dan hasilnya positif MST, yang akan dilakukan pemeriksaan lanjutan di PCR. Sedangkan hasil kultur lainnya dan LCS sedang dalam proses,” jelas dr Suarjaya aat dikonfirmasi secara terpisah di Denpasar, Jumat kemarin.
Menurut dr Suarjaya, MST merupakan meningitis bakteri akut zoonosis yang penularannya dari babi ke manusia. Alur penularannya yakni melalui makanan, di antaranya produk olahan babi yang mentah seperti darah segar, usus, jeroan, dan daging yang terinfeksi. “Selain itu, luka lecet saat mengolah daging babi yang terinfeksi, juga berpotensi menularkan penyakit ini,” tandas dr Suarjaya.
Gejala klinis MST yang dirasakan oleh penderita suspect meningitis, antara lain, panas atau riwayat panas, perubahan kesadaran, kaku kuduk, sakit kepala, dan sering menimbulkan tuli saraf derajat sedang, berat, dan bilateral.
“Masa inkubasi bakteri tersebut dari beberapa jam hingga 14 hari. Biasanya, 2-4 hari setelah makan produk babi yang terinfeksi yang mentah, misalnya lawar merah dan makanan lainnya yang mentah atau setengah matang,” kata birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Untuk mencegah penularannya, masyarakat diimbau membeli daging babi di tempat yang resmi, sehingga dapat dipastikan babi yang dipotong dalam keadaan sehat. Selain itu, saat mengolah daging babi, pastikan tangan tidak luka atau tutup luka dengan baik bila mengolah daging babi. Masyarakat juga diminta proaktif dan peka terhadap lingkungan sekitar.
“Bila di sekitar lingkungan ada peternak yang memiliki babi sakit, mohon diinfokan, jangan dijual ke pengepul daging babi. Pastikan juga masakan berbahan daging babi yang kita makan sudah benar-benar matang,” imbuhnya.
Sementara, Divisi Infeksi dan Imunologi SMF Neurologi Fakultas Kedokteran Unud/RS Sanglah, dr Made Susilawathi SpS, membenarkan bahwa tujuh sampel telah dilakukan pemeriksaan laboratorium, di mana dua di antaranya dinyatakan positif MST. Menurut dr Susilawathi, ada satu pasien dirujuk dari Tabanan, namun belum dapat dipastikan hasil pemeriksaannya. “Belum ada hasil labnya, jadi belum bisa dikatakan positif, baru suspect,” jelas dr Susilawathi. * in
Komentar