Bali DigiFest 2022, Seniman Mural Respons Goresan Gubernur Koster
DENPASAR, NusaBali
Empat orang seniman mural tampil pada gelaran Bali Digital Festival atau Bali DigiFest 2022 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Denpasar Selatan, Jumat (8/4).
Mereka merespons goresan awal yang dilakukan oleh Gubernur Bali Wayan Koster di atas kanvas berukuran sekitar 8 meter x 2 meter. Salah seorang pelukis, Zola, 27, menuturkan pihaknya merespon goresan Gubernur Koster berupa segitiga berisi titik di tengahnya dengan membuat lukisan bertema alam terutama tumbuh-tumbuhan.
Dia mengatakan, sebelum menuangkan gambar di atas media kanvas, konsep awalnya dibuat terlebih dahulu pada media digital. “Di sini kita membuat konsep digital yang berkesinambungan dengan alam terutama tumbuh-tumbuhan,” ujar Zola pria asal Desa Peguyangan, Denpasar.
Zola berusaha sejalan dengan tema Bali DigiFest 2022, yaitu Digital Kerthi Bali: Enabling Bali as Digital Creative Paradise atau Spirit Menumbuhkembangkan Kreativitas Digital sehingga Bali menjadi Surganya Komunitas Digital.
Zola menuturkan, tema alam seringkali menjadi objek foto kemudian ditampilkan pada platform digital seperti media sosial. Tidak jarang alam juga menjadi tema para pelukis digital. “Kami pilih gambar digital, tapi benda fisiknya harus benar-benar ada dalam keseharian,” imbuhnya.
Kesempatan tampil pada Bali DigiFest sangat disyukuri oleh seniman mural seperti dirinya. Selama pandemi, praktis kegiatan melukis mural jadi terhambat.
Sebelum pandemi, Zola mengungkapkan, dia bersama teman-teman pelukis mural memiliki program melukis di tembok-tembok yang berada di gang-gang sempit di Denpasar dan sekitarnya. Program tersebut bernama ‘Rurung Gallery’.
Melalui program tersebut dia dan teman-temannya ingin memperkenalkan dunia seni lukis mural lebih dekat kepada masyarakat, terutama kepada anak-anak. Kepada anak-anak juga diberikan edukasi melukis pada media tote bag.
“Kami berkolaborasi dengan banjar-banjar, mereka menyediakan tembok yang bakal kami respons,” ucap Zola. Beberapa tempat yang sudah ‘dihias’ oleh program Rurung Gallery di antaranya ada di wilayah Kedonganan, Mengwi, Pasar Badung, Jalan Teuku Umar Denpasar, hingga Tabanan.
Pelukis lainnya, Yessiow, 26, mengatakan dengan ikut dalam gelaran Bali DigiFest 2022, dia berharap masyarakat bisa lebih mengenal seni mural. Menurut dia, seni mural merupakan bagian dari street art, dengan melukis pada media dinding tembok.
“Sempat ada momen seni mural sebagai sesuatu yang negatif. Jadi kita para seniman mural ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa mural sebenarnya bisa menyampaikan satu pesan positif,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Bali menggelar Bali DigiFest 2022 dengan mengajak ratusan pelaku ekonomi kreatif dan digital yang ada di Bali. Gelaran ini merupakan usaha pemerintah menumbuhkembangkan atmosfer ekonomi kreatif dan digital di Bali. Bali DigiFest 2022 yang dibuka Gubernur Bali Wayan Koster, berlangsung pada 8-10 April 2022. *cr78
Dia mengatakan, sebelum menuangkan gambar di atas media kanvas, konsep awalnya dibuat terlebih dahulu pada media digital. “Di sini kita membuat konsep digital yang berkesinambungan dengan alam terutama tumbuh-tumbuhan,” ujar Zola pria asal Desa Peguyangan, Denpasar.
Zola berusaha sejalan dengan tema Bali DigiFest 2022, yaitu Digital Kerthi Bali: Enabling Bali as Digital Creative Paradise atau Spirit Menumbuhkembangkan Kreativitas Digital sehingga Bali menjadi Surganya Komunitas Digital.
Zola menuturkan, tema alam seringkali menjadi objek foto kemudian ditampilkan pada platform digital seperti media sosial. Tidak jarang alam juga menjadi tema para pelukis digital. “Kami pilih gambar digital, tapi benda fisiknya harus benar-benar ada dalam keseharian,” imbuhnya.
Kesempatan tampil pada Bali DigiFest sangat disyukuri oleh seniman mural seperti dirinya. Selama pandemi, praktis kegiatan melukis mural jadi terhambat.
Sebelum pandemi, Zola mengungkapkan, dia bersama teman-teman pelukis mural memiliki program melukis di tembok-tembok yang berada di gang-gang sempit di Denpasar dan sekitarnya. Program tersebut bernama ‘Rurung Gallery’.
Melalui program tersebut dia dan teman-temannya ingin memperkenalkan dunia seni lukis mural lebih dekat kepada masyarakat, terutama kepada anak-anak. Kepada anak-anak juga diberikan edukasi melukis pada media tote bag.
“Kami berkolaborasi dengan banjar-banjar, mereka menyediakan tembok yang bakal kami respons,” ucap Zola. Beberapa tempat yang sudah ‘dihias’ oleh program Rurung Gallery di antaranya ada di wilayah Kedonganan, Mengwi, Pasar Badung, Jalan Teuku Umar Denpasar, hingga Tabanan.
Pelukis lainnya, Yessiow, 26, mengatakan dengan ikut dalam gelaran Bali DigiFest 2022, dia berharap masyarakat bisa lebih mengenal seni mural. Menurut dia, seni mural merupakan bagian dari street art, dengan melukis pada media dinding tembok.
“Sempat ada momen seni mural sebagai sesuatu yang negatif. Jadi kita para seniman mural ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa mural sebenarnya bisa menyampaikan satu pesan positif,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Bali menggelar Bali DigiFest 2022 dengan mengajak ratusan pelaku ekonomi kreatif dan digital yang ada di Bali. Gelaran ini merupakan usaha pemerintah menumbuhkembangkan atmosfer ekonomi kreatif dan digital di Bali. Bali DigiFest 2022 yang dibuka Gubernur Bali Wayan Koster, berlangsung pada 8-10 April 2022. *cr78
Komentar