RSUD Buleleng Ditetapkan Menjadi RS Pendidikan Satelit
Perjuangan Pemkab Buleleng untuk menjadikan RSUD Buleleng sebagai RS Pendidikan Satelit, akhirnya membuahkan hasil.
Muluskan Jalan Fak Kedokteran Undiksha Singaraja
SINGARAJA, NusaBali
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI secara resmi telah menetapkan RSUD Buleleng sebagai RS Pendidikan Satelit melalui SK Nomor HK 02.02.1.0566/2017.
SK Nomor HK 02.02.1.0566/2017 berikut sertifikat untuk penetapan RSUD Buleleng sebagai RS pendidikan Satelit ini telah diserahkan pihak Kemenkes di Kantor Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Jakarta, Jumat (10/3). SK dan sertifikat tersebut diterima langsung Wakil Bupati Buleleng, dr Nyoman Sutjidra SpOG, bersama Dirut RSUD Buleleng dr Gede Wiartana.
Turut hadir dalam penyerahan SK Penetapan dan Sertifikat itu adalah anggota Dewan Pengawas RSUD Buleleng, Nyonya Ayu Wardhany Sutjidra, yang notabene istri dari Wabup Nyoman Sutjidra. SK penetapan dan sertifikat RSUD Buleleng menjadi RS Pendidikan Satelit diserahkan oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Rujakan, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, dr Adi Thomas.
Dengan ditetapkannya RSUD Buleleng sebagai RS Pendidikan Satelit, maka nantinya akan lebih mempermudah proses pendirian Fakultas Kedokteran di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja. Menurut Wabup Nyoman Sutjidra, pendirian Fakultas Kedokteran di Undhiksa Singaraja memang menjadi harapan banyak pihak, termasuk kalangan akademisi dan Pemkab Buleleng.
Wacana pendirian Fakultas Kedokteran di Undiksha Singaraja ini, kata Sutjidra, sudah tercetus sangat lama, namun prosesnya baru bisa berjalan maksimal saat ini.
Salah satu syarat bagi sebuah perguruan tinggi untuk mendirikan Fakultas Kedokteran adalah harus mempunyai pendamping dari perguruan tinggi yang mempunyai Fakultas Kedokteran dengan nilai akreditasi A.
Sutjidra menyebutkan, nantinya Universitas 11 Maret Solo, Jawa Tengah akan menjadi pendamping Undiksha Singaraja selama proses pendirian Fakultas Kedokteran. “Tanggal 16 Maret 2017 ini, akan ada visitasi dari RS Pendidikan Universitas 11 Maret Solo. Tentu kami akan kembali mempersiapkan hal ini, berkomuniasi dengan pihak Rektorat Undiksha Singaraja, supaya bisa segera merampungkan proses selanjutnya,” terang Sutjidra saat dikonfirmasi NusaBali per telepon seusai menerima SK Penetapan dan Sertifikat RS Pendidikan Satelit, Jumat kemarin.
Sutjidra berharap koordinasi dan komunikasi yang dilakukan Pemkab Buleleng dengan pihak Undiksha Singaraja dapat berjalan baik, sehingga upaya pendirian Fakultas Kedokteran bisa dilakukan dengan segera tanpa ada halangan. Dengan adanya Fakultas Kedokteran di Undiksha, menurut Sutjidra, tentunya akan lebih mengukuhkan Singaraja sebagai Kota Pendidikan di Indonesia. “Selain itu, imbas perekonomian daerah juga akan lebih baik,” jelas politisi PDIP asal Desa Bontihing, Ke-camatan Kubutambahan, Buleleng ini.
Sementara itu, Dirut RSUD Buleleng I Gede Wiartana menegaskan, RSUD Buleleng sudah menjadi jejaring pendidikan dengan status RS Pendidikan Satelit sejak tahun 2015. Namun, sesuai PP Nomor 93 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit, maka Kemenkes itu harus menilai dan menetapkan RS Pendidikan Satelit.
“Sesuai PP 93/2015 itu, tidak bisa dengan perjanjian biasa, melainkan harus ditetapkan sebagai RS Pendidikan Satelit. Dengan begitu, nantinya mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Undiksha Singaraja bisa menjadikan RSUD Buleleng sebagai tempat pendidikan,” jelas dr Wiartana.
Sejauh ini, lanjut dr Wiartana, pihaknya sudah menyiapkan dokter-dokter yang yang akan bertindak sebagai dosen pendidik, termasuk sarana dan prasana lainnya sesuai syarat yang ditetapkan. “Sudah ada dokter spesialis yang siap sebagai dosen pendidik. Yang lainnya juga sudah disipakan sesuai persyaratan,” katanya.
RSUD Buleleng sendiri sudah membangun Gedung IRD cukup megah dengan dana mencapai Rp 80 miliar, belum termasuk biaya pengadaan alat kesehatan (Alkes), yang telah diresmikan operasionalnya oleh Bupati Putu Agus Suradnyana, 13 Februari 2017 lalu. Gedung IRD yang beridiri di atas lahan seluas 3.116 meter persegi dengan empat lantai ini, merupakan layanan kesehatan terpadu dalam satu gedung.
Lantai I berisi pelayanan triage bagi pasien yang baru masuk, kemdian layanan gawat darurat yang terpisah berdasar jenis penyakit, dan layanan penunjang seperti Laboratorium, Rontgen, ruang operasi, USG, CT Scan, UDD PMI, dan ruang resusitasi. Sedangkan Lantai II merupakan pelayanan intensif seperti ICU, dengan 18 tempat tidur, ICCU dengan 9 tempat tidur, dan NICU dengan 6 tempat tidur.
Sementara Lantai III merupakan pelayanan ruang inap VVIP dengan kapasitas 23 tempat tidur. Sebaliknya, Lantai IV berisi aula tempat pertemuan dengan kapasitas 500 orang, juga terdapat ruang belajar/kuliah bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran yang mengikuti proses pendidikan dan penelitian di RSUD Buleleng. Khusus untuk parkir kendaraan, berada di ruang bawah tanah.
Bupati Agus Suradnyana menegaskan, pihaknya akan terus melengkapi sarana dan prasarana kesehatan, termasuk peningkatan pelayanan dari SDM. “Kita akan terus berupaya untuk memaksimalkan SDM di RSUD terutama untuk dokter spesialis,” ujar Agus Suradnyana saat pewremian IGD RSUD Buleleng kala itu.
Dalam hal pendirian fakultas Kedokteran, menurut Agus Suradnyana, pihaknya dan Undiksha Singaraja tinggal menunggu hasil visitasi yang telah dilakukan oleh Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemeristekdikti). Dengan hasil visitasi ini, Undiksha Singaraja nantinya diharapkan sudah bisa membuka Fakultas Kedokteran. * k19
Komentar