Irma Banyak Belajar dari China
"Satu hal yang patut diacungi jempol dari China adalah kerja keras. Terutama semangat mereka untuk membangun suatu usaha meski usaha itu dimulai dari skala kecil”
Delegasi Bali untuk Pertukaran Pemuda Indonesia-China
DENPASAR, NusaBali
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga RI setiap tahun membuka peluang bagi pemuda-pemudi yang aktif dan berkarakter untuk meraih pengalaman tak terlupakan dan menjadi Duta Muda Indonesia melalui program Pertukaran Pemuda Antar Negara dan Kapal Pemuda Nusantara.
Putu Wirmayani, menjadi salah satu pemudi terbaik Bali yang mengikuti program ini khususnya Pertukaran Pemuda Antar Negara Indonesia –Tiongkok (China). Alumni Psikologi Fakultas Kedokteran Unud ini berada di negeri China selama sebulan sejak 18 September 2016 hingga Oktober 2016. Wirmayani menjadi satu-satunya perwakilan Bali, diantara 100 pemuda se-Indonesia yang berangkat ke China.
Untuk bisa lolos mewakili Bali, Wirma mengikuti tahapan seleksi yang cukup ketat. "Tahun 2015 saya mengawali ikut seleksi ini tapi sayang sekali gak lolos," ungkapnya saat ditemui di Denpasar, beberapa waktu lalu. Kegagalan pada tahap pertama, membuat gadis kelahiran Denpasar, 2 Mei 1996 ini semakin termotivasi untuk ikut di tahun 2016. "Tahun pertama saya anggap itu contoh. Dan syukur akhirnya bisa lolos tahap seleksi akhir," jelasnya yang menyisihkan 16 pelamar lain dari seluruh Bali ini.
Menurut lajang yang akrab disapa Irma ini, prestasi akademik tak sepenuhnya menjadi penilaian para juri. Karena karakter, sikap dan kepribadian lebih diutamakan. Keberuntungan Irma terletak pada bidang ilmu yang ia geluti yakni psikologi. Sehingga dewan juri menetapkannya sebagai duta Bali dalam program ini. "Tes wawancaranya lumayan berat karena seharian dari pagi sampai sore. Ada banyak hal yang ditanya seperti pengetahuan umum, budaya, pariwisata, psikologi dan pengabdian masyarakat," jelasnya.
Setelah dinyatakan lolos, Irma bergabung dengan 100 delegasi pemuda Indonesia lainnya di Jakarta untuk persiapan Pertukaran Pemuda Antar Negara di Tiongkok. "Di Jakarta, persiapan yang kita fokuskan adalah atraksi budaya. Nah saya yang dari Bali langsung ditunjuk memimpin latihan," jelasnya. Kepercayaan yang diberikan, dimanfaatkan dengan baik olehnya dengan melatih para delegasi menari 'Cak'. "Sebagian ikut menari Cak, sebagian lagi berlatih tari khas Indonesia lainnya seperti tari Saman," jelas Irma yang memerankan Dewi Sita ini.
Setibanya di China, sejumlah agenda telah dijadwalkan diantaranya kunjungan dan workshop. "Ada 3 kota yang kita kunjungi, yaitu Beijing, Ningxia, dan Shanghai. Di sana kita kunjungan ke tempat budaya dan museum," jelasnya. Sementara itu, workshop yang diikuti fokus pada pembelajaran enterpreneurship. "Kita banyak belajar ke perusahaan dan universitas. Bahkan untuk pengembangan wirausaha ini, di sana ada satu Fakultas khusus Enterpreuner," jelasnya.
Sementara itu, dalam pementasan budaya, Irma dkk kembali menampilkan Cak dengan peserta kurang lebih 25 orang. Untuk tata rias dan tata busana dilakukan secara mandiri. Irma mendapatkan ilmu tata rias dalam organisasi Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) Bali selama mengikuti persiapan. Selain pengalaman, Irma sudah barang tentu menambah pengetahuan dan menambah relasi. Ia pun ingin bisa sukses dan berkontribusi pada masyarakat sekembalinya dari program ini. "Satu hal yang patut diacungi jempol dari China adalah kerja keras. Terutama semangat mereka untuk membangun suatu usaha meski usaha itu dimulai dari skala kecil," jelasnya.
Terinspirasi dari program inilah, setibanya di Bali Irma lanjut membangun organisasi kecil yang dinamainya 'Sharpen' schoolarship sharing dan preparation (sharing beasiswa dan persiapannya). Pendirian organisasi ini karena Bahasa Inggris selalu menjadi syarat utama untuk dapat beasiwa luar negeri. "Syarat lanjut studi S2, S3, ikut student exchange atau belajar ke luar negeri perlu IELTS. Maka itu Sharpen Bali hadir membuka kelas persiapan dengan harga yang terjangkau," ungkapnya. Pihaknya menjanjikan suasana belajar yang menyenangkan, jumlah peserta terbatas dan diajar oleh tutor yang berpengalaman. Sejak dibuka Maret 2016 lalu, hingga kini pihaknya sudah membuka 3 kelas. "Satu kelas berlangsung selama 2 bulan," jelasnya.
Ditambahkan Irma, pihaknya mengundang pemuda pemudi terbaik Bali untuk mengikuti ajang serupa tahun 2017. "Untuk tahu apa saja syaratnya, cek saja website PCMI Bali. Pendaftaran dibuka hingga 31 Maret 2017 ini," ungkapnya. * nvi
1
Komentar