Bupati Jadikan Karangasem Sentral Kapas
Sekali tanam bisa 7 kali panen, harga kapas Rp 22.000 per kilogram.
AMLAPURA, NusaBali
Bupati Karangasem I Gede Dana memimpin panen kapas di Banjar Tegallanglangan, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem, Selasa (12/4). Petani di Banjar Tegallanglangan tanam kapas di demplot seluas 30 are. Ini merupakan panen ketiga, sekali panen dapat 15 kampil seberat 100 kilogram. Bupati Gede Dana mengupayakan Karangasem jadi sentral kapas.
Bupati Gede Dana mengaku dapat masukan dari para penenun kain endek agar petani budidayakan kapas. Harapannya, kebutuhan benang untuk bahan baku kain endek tidak lagi mendatangkan dari luar Bali. Atas masukan itu, petani yang punya lahan kering diarahkan tanam kapas. Petani dan pengepul menjalin kerja sama beli panen kapas dengan harga wajar. Buat sementara, tiga kelompok tani tanam kapas di lahan seluas 15 hektare.
Kelompok Merta Sari Bulakan, Banjar Tegallanglangan, Desa Datah, Kecamatan Abang tanam kapas di lahan seluas 5 hektare, Kelompok Adi Merta Wuntilan, Desa Datah, Kecamatan Abang seluas 5 hektare, dan Kelompok Bulasari, Banjar Muntig, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu seluas 5 hektare. Kelompok Merta Sari Bulakan panen kapas kanesia 20. Bibit dibantu pemerintah, hasil sepenuhnya untuk pemilik lahan. Tujuannya memotivasi pemilik lahan di lahan kering mau tanam kapas. Harga jual kapas berkualitas Rp 22.000 per kilogram.
“Ini bukti memberdayakan petani, agar petani yang punya lahan kering bisa produktif. Kami juga telah fasilitasi kepada pengepul kapas untuk membeli hasil panen untuk bahan baku buat benang,” ungkap Bupati Gede Dana. Panen kapas dihadiri Plt Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem Ida Bagus Putu Suastika, Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Karangasem I Nyoman Sutirtayasa, Kepala Bidang Penyedia dan Pengembangan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan I Komang Cenik, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Daerah Setda Karangasem I Made Suartana, Camat Abang Artha Negara, dan undangan lainnya.
Ketua Kelompok Tani Merta Sari Bulakan I Gede Putra mengapresiasi inovasi pemerintah. Selama ini lahan seluas 1 hektare dibiarkan terbengkalai, setelah tanam kapas, hasilnya berlimpah dan bernilai ekonomi. “Kami telah memiliki hasil panen sebanyak 15 kampil seberat 100 kilogram. Ditawar per kilogram Rp 22.000,” kata Gede Putra. Sekali tanam mampu 7 kali panen. Harga terus meningkat. Berupaya memenuhi kebutuhan pengepul untuk menyediakan bahan baku benang, buat penenun kain endek.
Gede Putra mengajak petani lainnya yang punya lahan kering agar memanfaatkan lahan untuk tanam kapas. “Tanam kapas dengan biaya murah, tidak perlu beli bibit,” ungkap Gede Putra. Caranya dengan menggemburkan lahan, buat lubang-lubang kecil untuk ditanami biji kapas. Lubang tersebut ditutup, kemudian kapas tumbuh dengan subur. Kapas cocok tumbuh di lahan gersang. *k16
Bupati Gede Dana mengaku dapat masukan dari para penenun kain endek agar petani budidayakan kapas. Harapannya, kebutuhan benang untuk bahan baku kain endek tidak lagi mendatangkan dari luar Bali. Atas masukan itu, petani yang punya lahan kering diarahkan tanam kapas. Petani dan pengepul menjalin kerja sama beli panen kapas dengan harga wajar. Buat sementara, tiga kelompok tani tanam kapas di lahan seluas 15 hektare.
Kelompok Merta Sari Bulakan, Banjar Tegallanglangan, Desa Datah, Kecamatan Abang tanam kapas di lahan seluas 5 hektare, Kelompok Adi Merta Wuntilan, Desa Datah, Kecamatan Abang seluas 5 hektare, dan Kelompok Bulasari, Banjar Muntig, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu seluas 5 hektare. Kelompok Merta Sari Bulakan panen kapas kanesia 20. Bibit dibantu pemerintah, hasil sepenuhnya untuk pemilik lahan. Tujuannya memotivasi pemilik lahan di lahan kering mau tanam kapas. Harga jual kapas berkualitas Rp 22.000 per kilogram.
“Ini bukti memberdayakan petani, agar petani yang punya lahan kering bisa produktif. Kami juga telah fasilitasi kepada pengepul kapas untuk membeli hasil panen untuk bahan baku buat benang,” ungkap Bupati Gede Dana. Panen kapas dihadiri Plt Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem Ida Bagus Putu Suastika, Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Karangasem I Nyoman Sutirtayasa, Kepala Bidang Penyedia dan Pengembangan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan I Komang Cenik, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Daerah Setda Karangasem I Made Suartana, Camat Abang Artha Negara, dan undangan lainnya.
Ketua Kelompok Tani Merta Sari Bulakan I Gede Putra mengapresiasi inovasi pemerintah. Selama ini lahan seluas 1 hektare dibiarkan terbengkalai, setelah tanam kapas, hasilnya berlimpah dan bernilai ekonomi. “Kami telah memiliki hasil panen sebanyak 15 kampil seberat 100 kilogram. Ditawar per kilogram Rp 22.000,” kata Gede Putra. Sekali tanam mampu 7 kali panen. Harga terus meningkat. Berupaya memenuhi kebutuhan pengepul untuk menyediakan bahan baku benang, buat penenun kain endek.
Gede Putra mengajak petani lainnya yang punya lahan kering agar memanfaatkan lahan untuk tanam kapas. “Tanam kapas dengan biaya murah, tidak perlu beli bibit,” ungkap Gede Putra. Caranya dengan menggemburkan lahan, buat lubang-lubang kecil untuk ditanami biji kapas. Lubang tersebut ditutup, kemudian kapas tumbuh dengan subur. Kapas cocok tumbuh di lahan gersang. *k16
Komentar