Heboh, Siswi SMP Diduga Nyaris Diculik
Saat Jalan Kaki Sepulang Sekolah, Pelaku Perempuan
SINGARAJA, NusaBali
Warga yang tinggal di Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, dihebohkan dengan adanya dugaan percobaan penculikan yang dialami seorang siswi SMP kelas VII di Kubutambahan.
Korban berinisial SARP,12, diduga nyaris diculik oleh orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor saat berjalan sendirian di Jalan Raya Jurusan Singaraja-Amlapura. Korban dipepet lalu dibujuk dengan modus disuruh orangtua SARP untuk menjemput.
Perbekel Kubutambahan, Gede Pariadnyana membenarkan adanya dugaan percobaan penculikan yang menimpa salah satu warganya. Kejadian itu terjadi pada, Kamis (14/4) sekitar pukul 15.30 Wita saat jam pulang sekolah. Kala itu, SARP hendak pulang ke rumah dengan berjalan kaki. Jarak antara sekolah dengan rumah SARP sekitar satu kilometer.
Sesuai penuturan SARP, lanjut Pariadnyana, saat berjalan ke arah timur tiba-tiba korban dipepet oleh seorang perempuan misterius yang mengendarai sepeda motor Yamaha NMax berwarna putih. Pengendara motor itu mengenakan jaket, helm dan masker. Pemotor tak dikenal itu kemudian menawarkan diri akan mengantarkan SARP pulang ke rumah. SARP pun sempat dibujuk oleh perempuan misterius itu agar mau ikut dengannya naik motor. Perempuan tersebut juga beralasan jika ayah SARP-lah yang memintanya menjemput.
Merasa curiga, SARP menolak tawaran tersebut. Dia memilih untuk tetap pulang dengan berjalan kaki. Saat yang bersamaan datang teman sekolah SARP yang menawari untuk mengantar pulang. Tiba di rumah, SARP kemudian menceritakan kejadian tersebut kepada ayahnya, Sang Ade Arta. Sang ayah kemudian melaporkan kejadian yang menimpa anaknya ke Perbekel Pariadnyana.
"Benar ada laporan itu (dugaan percobaan penculikan). Kebetulan orangtua (korban) ini melapor ke saya. Anaknya (SARP) dipepet orang tak dikenal saat pulang sekolah. Yang bersangkutan menolak dan kemudian datang temannya. Informasi dari teman korban, sempat dilihat dibuntuti pengendara motor itu sejak keluar dari sekolah," jelas Pariadnyana saat dikonfirmasi, Jumat (15/4) siang.
Menurut Pariadnyana, SARP mengaku takut dan enggan pulang ke rumah dengan berjalan kaki. Pihaknya pun menyarankan orangtua untuk menjemput anaknya. Selain itu, dengan adanya kejadian ini dia mengimbau kepada seluruh masyarakat Kubutambahan agar lebih waspada, dan tidak mudah percaya pada orang yang tidak dikenal.
"Pasca kejadian ini orangtuanya akan menjemput (SARP). Warga juga saya minta lebih pedulilah dengan lingkungannya. Takutnya anak SD atau TK juga jadi sasaran. Kalau ada orang yang mencurigakan segera dilaporkan. Kalau ada yang dekat dengan anak-anak, mohon dibantu untuk mencegah," tandas Pariadnyana.
Sementara itu, Kapolsek Kubutambahan AKP Ketut Wisnaya mengatakan pihaknya sudah menggali keterangan terkait kejadian dugaan percobaan penculikan yang menimpa siswi SMP. Pihaknya juga sudah menggali keterangan dari korban dan orangtuanya. SARP diduga hendak diculik saat berjalan kaki di wilayah Banjar Dinas Pasek, Desa Kubutambahan.
Dikatakan AKP Wisnaya, terduga pelaku mengaku disuruh oleh orangtua SARP untuk mengantarkan siswi tersebut pulang ke rumah. Namun SARP curiga, sebab dia merasa tidak mengenali terduga pelaku. "Jadi setelah teman korban datang, terduga pelaku yang tak dikenal ini langsung kabur ke arah timur atau jalur Singaraja-Amlapura," katanya.
Menurut AKP Wisnaya, dari keterangan korban terduga pelaku tidak sampai melakukan pemaksaan terhadap korban. "Berdasarkan keterangan saksi, memang ada kejadian seperti itu. Namun baru sebatas bujukan, hendak mengantarkan siswi itu pulang ke rumah. Belum ada tindakan kekerasan atau pemaksaan. Namun kejadian ini tetap kami selidiki," tandasnya.
Sebelumnya kasus percobaan penculikan anak hebohkan warga Desa Batuagung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana. Terjadi dugaan percobaan penculikan yang dialami seorang murid SD di Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana pada, Selasa (5/4) siang. Korban Ida Bagus MPT, 10, diduga nyaris diculik orang tidak dikenal yang berusaha menangkap korban saat berjalan sendirian di pinggir jalan dekat rumahnya.
Ayah korban, Ida Bagus Putu Juniarta, 42, ditemui saat melapor ke Kantor Desa Batuagung, Rabu (6/4) lalumengatakan peristiwa dugaan percobaan penculikan yang dialami anaknya itu terjadi pada Selasa (5/4) sekitar pukul 13.00 Wita. Kejadian berawal ketika anaknya yang pulang sekolah dan masih mengenakan pakaian seragam, disuruh istrinya (ibu si anak) membelikan es di warung yang berada sekitar 50 meter sebelah barat rumahnya.
Sesuai penuturan anaknya, sambung Gus Juniarta, setelah membeli es dan berjalan sekitar 10 meter ke arah timur dari warung tersebut, anaknya dipepet oleh dua orang pria tidak dikenal yang menaiki sepeda motor. Setelah dipepet, salah satu dari kedua pria yang di posisi berboncengan itu, turun dan bergerak menghadang untuk berusaha menangkap anaknya. “Sambil menghadang, katanya pelaku sempat bilang, ‘tenang dik, sini sama om’. Beruntung sekali saat kejadian itu, pemilik salon (Salon Kecantikan Ratna) yang tepat berada di sebelah barat lokasi sedang ke luar menaruh sampah di depan salonnya. Mungkin karena melihat ada orang, keduanya langsung kabur,” ujar Gus Juniarta. *mz
Komentar