KSAD Ajak Mahasiswa Unud Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
MANGUPURA, NusaBali
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurahman memberikan kuliah umum di Universitas Udayana (Unud), Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kamis (14/4) siang.
Jenderal Dudung mengajak para mahasiswa untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kuliah umum yang digelar sejak pukul 14.00 Wita sampai pukul 15.00 Wita itu dihadiri langsung Rektor Unud Prof Dr Ir I Nyoman Gede Antara MEng. Melalui kuliah umum dengan tema “Mahasiswa Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa” itu dihadiri sekitar 1.500 mahasiswa.
Pada kesempatan tersebut, Jenderal Dudung membangkitkan semangat nasionalisme mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Jenderal Dudung menyampaikan sebagai agen penerus bangsa mahasiswa harus memahami bangsanya sendiri.
Mantan Pangdam Jaya ini lebih lanjut mengatakan mengatakan di era perkembangan digital maupun perkembangan informasi melalui internet, tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia makin komplek. Para generasi milenial banyak menerima informasi dari dalam maupun dari luar negeri yang tidak semuanya positif. Melihat situasi ini, TNI AD berharap banyak kepada mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, agar memegang teguh nilai-nilai Pancasila. Jenderal Dudung menegaskan, para generasi muda, khususnya mahasiswa harus tahu dan sadar bahwa bangsa Indonesia lahir dan dibentuk karena adanya perbedaan.
“Bangsa ini merdeka tidak oleh satu kelompok saja, tetapi oleh semua kelompok, semua elemen, dan semua agama. Kasihan para pejuang kemerdekaan kita dahulu dengan darah dan air mata,” kata Jenderal Dudung kepada wartawan usai acara.
Jenderal lulusan Akmil 1988 ini mengajak seluruh generasi muda sebagai agen perubahan untuk bisa menyosialisasikan tentang Pancasila dan UUD 1945. Bhineka Tunggal Ika harus dipegang teguh sebagai landasan bangsa Indonesia, tiangnya adalah persatuan dan kesatuan, dan atapnya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Saya sangat optimis dengan masyarakat Bali. Saya pernah bertugas di Bali. Di Bali sangat menjunjung tinggi perbedaan serta nasionalisme masyarakatnya tinggi,” ujar jenderal bintang empat di pundak yang pernah berdinas di Bali 1992 sampai 1996, dari pangkat letnan satu sampai pangkat kapten ini.
Sementara saat berlangsung kuliah umum, Jenderal Dudung menyinggung soal tindakannya menurunkan baliho Habib Rizieq Sihap, saat dirinya menjabat sebagai Pangdam Jaya. Mantan Gubernur Akmil yang anti intoleran itu mengaku mengambil tindakan itu karena merasa terpanggil sebagai warga negara. Tindakan itu diambil karena sadar negara ini lahir dari keberagaman. Situasi perpecahan di dalam negeri bisa dimanfaatkan oleh pihak asing dengan memanfaatkan orang di dalam yang dalam posisi sakit hati untuk mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Rasa nasionalisme harus bangkit dengan menjunjung tinggi nilai Bangsa. Wawasan kebangsaan adalah jiwa bangsa Indonesia.
Bangsa ini tidak didirikan oleh satu orang atau satu kelompok saja. Dari Bali ada tujuh pahlawan nasional dalam memerdekakan Indonesia. “Bangsa ini milik bersama. Kita bangkitkan nilai gotong royong. Tidak boleh ada orang yang merasa milik sendiri atau kelompoknya saja,” tegas jenderal kelahiran 19 November 1965 ini.
Kepada 1.500 mahasiswa yang hadir dalam kuliah umum itu, Jenderal Dudung mengungkapkan nilai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia ada di dalam Pancasila. Sejak 650 tahun yang lalu nenek moyang Indonesia sudah sangat menjunjung tinggi nilai-nilai perbedaan. Tidak boleh ada yang merasa paling benar sendiri. Dalam menjaga dan merawat kebangsaan, lanjut Jenderal Dudung, mahasiswa harus siap menjadi agen perubahan, mahasiswa sebagai penjaga nilai Pancasila, mahasiswa sebagai penerus bangsa, dan mahasiswa sebagai pengontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Kegiatan kuliah umum yang dilakukan oleh KSAD itu disambut baik oleh Rektor Unud Prof Dr Ir I Nyoman Gede Antara MEng. Menurutnya kuliah umum ini sangat penting artinya bagi mahasiswa dan civitas akademika Unud dalam rangka mengukuhkan keberadaan Kampus Unud sebagai kampus Bhineka Tunggal Ika. Dikatakan, mahasiswa dan civitas akademika Unud berasal dari seluruh Indonesia. Melalui kegiatan ini juga untuk menciptakan kampus Unud sebagai kampus anti intoleran.
“Saya berharap kuliah umum yang diberikan KSAD tadi bisa dimaknai artinya lebih dalam oleh mahasiswa. Bagaimana nanti kita mengedepankan budaya gotong-royong, baik di dalam kampus maupun masyarakat di sekitar,” kata Antara. *pol
Komentar