Dicurigai Terserang Meningitis, 4 Warga Tabanan Dilarikan ke RS
Empat warga Tabanan diduga terjangkit (suspect) bakteri Meningitis Streptococcus Suis (MMS), setelah mereka sempat mengkonsumsi olahan daging babi seperti lawar dan komoh.
TABANAN, NusaBali
Mereka kini dirawat di tiga rumah sakit berbeda, termasuk di RS Sanglah, Denpasar,dengan gejala panas tinggi disertai kaku kuduk.
Pasien suspect Meningitis dari Tabanan ini masing-masing I Gusti Putu Sujana, 65 (asal Banjar Pengayehan, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan), Ni Nengah Mungkrig, 65 (asal Banjar Pengayehan, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan), I Made Sutanaya, 50 (asal Banjar Gubug Belodan, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan), dan I Made Arimbawa, 48 (asal Banjar Gadung Sari, Desa Munduk Pakel, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan).
"Semuanya sudah dirawat di rumah sakit berbeda. Dua pasien di antaranya dirawat di BRSUD Tabanan, sementara dua lainnya masing-masing dirawat di RS Sanglah dan RS Wisma Prashanti Tabanan," ungkap Kepala Bidang P2MPL Dinas Kesehatan Tabanan, dr Ketut Nariana, Minggu (12/3).
Menurut dr Nariana, keempat pasien ini belum dinyatakan positif Meningitis, melainkan baru suspect, karena masih menunggu hasil uji laboratorium yang baru akan kelur pekan ini. Keempat pasien ini mengalami gejala yang sama: panas tidak sembuh, disertai kaku kuduk. "Bahkan, ada sempat sampai tuli, yakni I Gusti Putu Sujana yang dirawat RS Sanglah. Tapi, setelah berbincang dengan pihak keluarga, katanya yang bersangkutan sudah mulai bisa mendengar," jelas Nariana.
Nariana menyebutkan, keempat pasien suspect Meningitis ini rata-rata mengalami gejala panas badan 13 hari pasca konsumsi olahan daging babi yang agak mentah. Sebelum dirawat di RS, mereka sempat dibawa ke Puskesmas. Namu, karena panasnya tidak kunjung turun, mereka akhirnya dilarikan ke RS.
"Memang setelah kami cek ke rumahnya, keempat warga Tabanan ini ketahuan sempat memakan olahan daging babi berupa lawar yang agak mentah, karena ada upacara melaspasin di tetangga," beber Nariana. "Kami sudah turun tadi (kemarin) dan langsung memberikan pengobatan terhadap peliharaan babi, dan juga masing-masing keluarganya diberikan pengarahan."
Sementara itu, pihak BRSUD Tabanan membenarkan tengah tngani dua pasien suspect Meningitis, yakni Ni Nengah Mungkrig (asal Banjar Pengayehan, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan) dan I Made Arimbawa ( asal Banjar Munduk Pakel, Desa Gadung Sari, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan).
Menurut Direktur BRSUD Tabanan, dr Nyoman Susila, Nengah Mungkrig dirawat dengan keluhan panas dan punya riwayat sempat santap lawar serta komoh saat nguopin di kampungnya. Sedangkan pasien Made Arimbawa merupakan peternak babi.
Disebutkan, pasien Nengah Mungkrig dirawat di BRSUD Tabanan sejak Kamis (9/3) lalu. Keluhannya panas dan gangguan pendengaran. Pihaknya sudah mengambil cairan tulang belakang untuk dicek di RS Sanglah. Hasilnya baru akan diterima Senin (13/3) ini.
Sedangkan pasien Made Arimbawa dirawat di BRSUD Tabanan pada Sabtu (11/3), dengan gejala panas, kaku pada tengkuk, dan gejala lainnya. Rencananya, pihak BRSUD Tabanan akan ambil cairan tulang belakang Arimbawa, hari ini, untuk dibawa ke RS Sanglah. Arimbawa sendiri merupakan peternak babi yang setiap harinya kontak dengan babi. “Status keduanya masih suspect,” tandas dr Susila kepada NusaBali, tadi malam.
Sementara, Kepala Kewilayahan (dulu disebut Kelian Dinas) Pengayehan, Desa Gubug, I Gusti Made Astawa, 45, mengatakan dua warganya dirawat karena suspect MSS, yakni I Gusti Putu Sujana dan Ni Nengah Mungkrig. “Kalau Gusti Putu Sujana sudah dinyatakan positif Meningitis, saat ini dirawat di RS Sanglah,” terang IGM Astawa tadi malam.
Sementara itu, pasien I Gusti Putu Sujana hingga Minggu kemarin masih dirawat di Ruang Mawar Bed 10 RS Sanglah. IGP Sujana dirujuk setelah mengalami keluhan demam dan leher kaku, di mana sebelumnya diketahui memiliki riwayat makan lawar.
Menurut salah seorang anaknya yang menunggui di RS Sanglah kemarin, IGP Sujana dirawat sejak Rabu (8/3) malam. Sebelumnya, pasien berusia 65 tahun ini sempat dirawat sehari di RS Wisma Prasanti Tabanan. Dalam pemeriksaan di RS tersebut, Sujana sempat diduga mengarah kena DB. Namun, ada keluhan khas yang diutarakan Sujana yakni leher bagian belakang kaku.
“Sampel darah Bapak sudah diambil untuk cek lab. Setelah 15 hari, baru keluar hasilnya,” katanya saat ditemui di depan Ruang Mawar RS Sanglah kemarin. Dia menyebutkan, sebelum kejadian, ayahnya sedang matetulung di rumah tetangganya yang punya upacara. Nah, seminggu setelah makan lawar, ayahnya mengeluh demam dan leher kaku. “Bapak memang suka makan lawar,” ceritanya. * d,k21,in
Pasien suspect Meningitis dari Tabanan ini masing-masing I Gusti Putu Sujana, 65 (asal Banjar Pengayehan, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan), Ni Nengah Mungkrig, 65 (asal Banjar Pengayehan, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan), I Made Sutanaya, 50 (asal Banjar Gubug Belodan, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan), dan I Made Arimbawa, 48 (asal Banjar Gadung Sari, Desa Munduk Pakel, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan).
"Semuanya sudah dirawat di rumah sakit berbeda. Dua pasien di antaranya dirawat di BRSUD Tabanan, sementara dua lainnya masing-masing dirawat di RS Sanglah dan RS Wisma Prashanti Tabanan," ungkap Kepala Bidang P2MPL Dinas Kesehatan Tabanan, dr Ketut Nariana, Minggu (12/3).
Menurut dr Nariana, keempat pasien ini belum dinyatakan positif Meningitis, melainkan baru suspect, karena masih menunggu hasil uji laboratorium yang baru akan kelur pekan ini. Keempat pasien ini mengalami gejala yang sama: panas tidak sembuh, disertai kaku kuduk. "Bahkan, ada sempat sampai tuli, yakni I Gusti Putu Sujana yang dirawat RS Sanglah. Tapi, setelah berbincang dengan pihak keluarga, katanya yang bersangkutan sudah mulai bisa mendengar," jelas Nariana.
Nariana menyebutkan, keempat pasien suspect Meningitis ini rata-rata mengalami gejala panas badan 13 hari pasca konsumsi olahan daging babi yang agak mentah. Sebelum dirawat di RS, mereka sempat dibawa ke Puskesmas. Namu, karena panasnya tidak kunjung turun, mereka akhirnya dilarikan ke RS.
"Memang setelah kami cek ke rumahnya, keempat warga Tabanan ini ketahuan sempat memakan olahan daging babi berupa lawar yang agak mentah, karena ada upacara melaspasin di tetangga," beber Nariana. "Kami sudah turun tadi (kemarin) dan langsung memberikan pengobatan terhadap peliharaan babi, dan juga masing-masing keluarganya diberikan pengarahan."
Sementara itu, pihak BRSUD Tabanan membenarkan tengah tngani dua pasien suspect Meningitis, yakni Ni Nengah Mungkrig (asal Banjar Pengayehan, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan) dan I Made Arimbawa ( asal Banjar Munduk Pakel, Desa Gadung Sari, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan).
Menurut Direktur BRSUD Tabanan, dr Nyoman Susila, Nengah Mungkrig dirawat dengan keluhan panas dan punya riwayat sempat santap lawar serta komoh saat nguopin di kampungnya. Sedangkan pasien Made Arimbawa merupakan peternak babi.
Disebutkan, pasien Nengah Mungkrig dirawat di BRSUD Tabanan sejak Kamis (9/3) lalu. Keluhannya panas dan gangguan pendengaran. Pihaknya sudah mengambil cairan tulang belakang untuk dicek di RS Sanglah. Hasilnya baru akan diterima Senin (13/3) ini.
Sedangkan pasien Made Arimbawa dirawat di BRSUD Tabanan pada Sabtu (11/3), dengan gejala panas, kaku pada tengkuk, dan gejala lainnya. Rencananya, pihak BRSUD Tabanan akan ambil cairan tulang belakang Arimbawa, hari ini, untuk dibawa ke RS Sanglah. Arimbawa sendiri merupakan peternak babi yang setiap harinya kontak dengan babi. “Status keduanya masih suspect,” tandas dr Susila kepada NusaBali, tadi malam.
Sementara, Kepala Kewilayahan (dulu disebut Kelian Dinas) Pengayehan, Desa Gubug, I Gusti Made Astawa, 45, mengatakan dua warganya dirawat karena suspect MSS, yakni I Gusti Putu Sujana dan Ni Nengah Mungkrig. “Kalau Gusti Putu Sujana sudah dinyatakan positif Meningitis, saat ini dirawat di RS Sanglah,” terang IGM Astawa tadi malam.
Sementara itu, pasien I Gusti Putu Sujana hingga Minggu kemarin masih dirawat di Ruang Mawar Bed 10 RS Sanglah. IGP Sujana dirujuk setelah mengalami keluhan demam dan leher kaku, di mana sebelumnya diketahui memiliki riwayat makan lawar.
Menurut salah seorang anaknya yang menunggui di RS Sanglah kemarin, IGP Sujana dirawat sejak Rabu (8/3) malam. Sebelumnya, pasien berusia 65 tahun ini sempat dirawat sehari di RS Wisma Prasanti Tabanan. Dalam pemeriksaan di RS tersebut, Sujana sempat diduga mengarah kena DB. Namun, ada keluhan khas yang diutarakan Sujana yakni leher bagian belakang kaku.
“Sampel darah Bapak sudah diambil untuk cek lab. Setelah 15 hari, baru keluar hasilnya,” katanya saat ditemui di depan Ruang Mawar RS Sanglah kemarin. Dia menyebutkan, sebelum kejadian, ayahnya sedang matetulung di rumah tetangganya yang punya upacara. Nah, seminggu setelah makan lawar, ayahnya mengeluh demam dan leher kaku. “Bapak memang suka makan lawar,” ceritanya. * d,k21,in
1
Komentar