Tumpek Wariga Dirayakan dengan Upacara Wana Kerthi
Gubernur Koster: Memuliakan Tumbuh-tumbuhan Secara Sekala-Niskala
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster mengeluarkan Instruksi Gubernur Bali Nomor 06 Tahun 2022 tentang Perayaan Rahina Tumpek Wariga dengan Upacara Wana Kerthi, Sabtu (16/4) siang.
Perayaan Rahina Tumpek Wariga akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Bali pada Saniscara Kliwon Wariga, Sabtu (14/5) mendatang. Perayaan diawali kegiatan niskala pada pukul 09.00-10.00 Wita, dilanjutkan kegiatan sekala pada pukul 10.00 Wita sampai selesai.
Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Gajah Jayasabha, Denpasar, Gubernur Koster mengungkapkan instruksi dikeluarkan sebagai bentuk implementasi Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru.
"Sebagai implementasinya saya mengeluarkan Instruksi Gubernur Bali Nomor 06 Tahun 2022 tentang Perayaan Rahina Tumpek Wariga dengan Upacara Wana Kerthi," ujar Gubernur Koster. Gubernur Koster pun mendorong semua pihak bersinergi secara gotong-royong melaksanakan nilai-nilai adiluhung Wana Kerthi sesuai Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali dengan tertib, disiplin, dan penuh rasa tanggung jawab.
Instruksi gubernur ditujukan kepada pimpinan lembaga vertikal di Bali, walikota/bupati se-Bali, Bandesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali, Bendesa Madya Majelis Desa Adat Kota/Kabupaten se-Bali, Bendesa Alitan Majelis Desa Adat Kecamatan se-Bali, pimpinan lembaga pendidikan se-Bali, perbekel dan lurah se-Bali, bendesa adat atau sebutan lain se-Bali, pimpinan organisasi kemasyarakatan dan swasta se-Bali, dan seluruh masyarakat Bali.
Pemerintah Provinsi Bali sendiri akan melaksanakan Upacara Wana Kerthi berlokasi di Kawasan Hutan, Kelurahan Baler Bale Agung, Kabupaten Jembrana. Sedangkan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali melaksanakan Upacara Wana Kerthi secara niskala dan sekala sebagaimana halnya kegiatan Pemprov Bali berlokasi di kawasan hutan masing-masing (lokasi ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota).
Sementara pada tingkatan keluarga, Gubernur Koster menginstruksikan pelaksanaan Upacara Wana Kerthi secara niskala dengan sembahyang Tumpek Wariga di sanggah/merajan/Pura Kawitan masing-masing, dilanjutkan dengan mempersembahkan lima macam bubur sumsum kepada semua/sarwa tumuwuh. Tata laksana upacara disesuaikan dengan dresta masing-masing. Kegiatan sekala dilakukan dengan merawat dan/atau menanam tetumbuhan (sarwa tumuwuh) di pekarangan, telajakan, dan tegalan masing-masing.
Adapun dalam instruksi juga termaktub soal tata laksana upacara kegiatan niskala yang dilakukan dengan mempersembahkan lima macam bubur (bubuh) sumsum kepada semua/sarwa tumuwuh (Tutur Lontar Bhagawan Agastyaprana). Kelima macam bubur terdiri atas bubur beras putih dihaturkan kepada tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan umbi-umbian yang dapat dijadikan bubur, seperti ketela rambat, ketela pohon, talas, dan umbi lainnya.
Berikutnya adalah bubur beras merah dihaturkan kepada tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan biji-bijian, seperti padi dan palawija, jagung godem, jagung
gambah atau sorgum. Bubur sumsum hijau (kayu sugih) dihaturkan kepada pepohonan yang berbuah melalui penyerbukan bunga putik, seperti mangga, klengkeng, wani, kelapa, dan lainnya. Bubur ketan (warna kuning) dihaturkan kepada tumbuh-tumbuhan yang berbuah pada batang, seperti buah nangka, durian, langsat, kepundung, dan lainnya.
Terakhir bubur beras injin (beras hitam) dihaturkan kepada tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan bunga dan minyak harum. Pelaksanaan upacara Wana Kerthi diawali dengan melakukan pemujaan dan persembahyangan bersama di tempat
suci/Sanggar Agung ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi sebagai Hyang Tumuwuh atau Dewa Sangkara.
Dilanjutkan dengan mengoleskan bubur lima warna pada batang pohon, dilanjutkan mengucapkan doa/saa sebagai berikut. "Kaki-kaki, Nini-nini, niki katuran bubuh mangda madon gembal, mabunga magambah, buin selae lemeng wenten upacara Galungan mangda mabunga miwah mabuah, ngeed… ngeed… ngeed…(tepuk batang pohon tiga kali)."
"Jadi manusia itu berkomunikasi dengan pepohonan, karena pepohonan tersebut telah memberikan sumber penghidupan untuk kelangsungan kebidupan kita," sebut Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Lebih lanjut, Gubernur Koster menjelaskan, kegiatan sekala Pemprov Bali dilakukan dengan penanaman pohon tematik upakara dan usada, serta merawat, memelihara, merapikan, dan memupuk tetumbuhan (sarwa tumuwuh) di Kawasan Hutan Kelurahan Baler Bale Agung, Kabupaten Jembrana.
"Ini merupakan satu referensi pengetahuan bagaimana kita memuliakan tumbuh-tumbuhan dengan cara niskala dan sekala," jelas Gubernur Bali. "Saya pikir ini pantas disampaikan kepada masyarakat utamanya generasi muda supaya mengetahui bahwa kita memiliki kearifan lokal yang diwariskan oleh leluhur kita yang nilai-nilainya dapat kita gunakan sebagai cara menjalankan kehidupan ini," tandasnya. *cr78
1
Komentar