Badung Tetapkan Status KLB Meningitis
Masyarakat Badung diimbau tidak terlalu cemas, karena serangan Meningitis tidak menular antar manusia
Wakil Bupati Langsung Sosialisasi ke Abiansemal
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung sudah menetapkan kasus serangan bakteri Meningitis Streptococcus Suis (MSS), yang menyebabkan puluhan orang dinyatakan suspect (dicurigai) terjangkit MMS sebagi Kejadian Luar Biasa (KLB). Pasalnya, ini kejadian pertama serangan banteri MMS akibat santap daging babi yang olahannya kurang bagus dan korbannya dalam jumlah banyak.
Kepala Dinas Kesehatan Badung, dr Gede Putra Suteja, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali terkait serangan Meningitis dengan korban di kawasan Badung Utara ini. “Di Badung, kasus ini (Meningitis) kejadian pertama kali. Maka, sejak munculnya kasus ini, kami langsung tetapkan status KLB,” ungkap dr Putra Suteja saaat dikonfirmasi NusaBali, Minggu (12/3) malam.
Untuk menentukan status KLB atas suatu kasus, kata Putra Suteja, haruslah dengan beberapa pertimbangan. Pertama, dari tidak ada kasus, kemudian muncul kasus. Kedua, sudah muncul kasus, kemudian merebak sampai ada korban jiwa atau terjadi peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. “Kalau di Badung, (kasus Meningitis) sudah KLB, karena dari sebelumnya tidak ada kasus, lalu muncul kasus,” tandas birokrat asal Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung ini.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Badung, hingga Minggu kemarin masih ada 14 pasien korban serangan Meningitis yang dirawat di RSUD Mangusada, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi. Selain itu, ada 1 paseien suspect Meningitis asal Badung yang dirawat di RSUD Wangaya, Denpasar. Sedangkan 21 pasien suspect Meningitis asal Badung lagi menjalani rawat jalan di rumah. Menurut Putra Suteja, pasien yang dibolehkan rawat jalan di rumah ini dengan pertimbangan karena tidak sampai mengalami kejang-kejang.
Para pasien suspect Meningitis yang dirawat di RSUD Mangusada berasal dari sejumlah desa di kawasan Badung Utara. Terbanyak dari Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal (semula sempat mencapai 12 orang). Sedangkan pasien suspect Meningitis lainnya, antara lain, berasal dari Desa Sibang Kaja (Kecamatan Abiansemal), Desa Bongkasa (Kecamatan Abiansemal), Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Desa Taman (Kecamatan Abiansemal), dan Desa Sulangani (Kecamatan Pe-tang).
Kendati ada penetapan status KLB di Badung terkait serangan bakteri MSS ini, namun Dinas Kesehatan Badung mengimbau masyarakat setempat agar tidak cemas. Pasalnya, penyakit Meningitis ini tidak menular antar manusia atau melalui gigitan nyamuk seperti demam ber-darah dan cikungunya.
Putra Suteja menyatakan, gejala yang ditimbulkan bakteri MSS memang hampir mirip dengan demam berdarah (DB) dan cikungunya, yakni demam, nyeri, dan kejang-kejang. Namun, penularan penyakit yang dipicu pengolahan daging babi kurang bagus ini tidaklah sama.
“Kalau demam berdarah, misalnya, bisa menular melalui gigitan nyamuk. Tapi, kalau Meningitis terjadi karena bakteri dari daging babi yang pengolahanya kurang bagus. Jadi, sepanjang tidak mengkonsumsi, masyarakat tidak perlu cemas,” tandas Putra Suteja. “Jadi, pencegahan paling ampuh adalah perhatikan cara mengolah daging babi. Masaknya haruslah betul-betul matang,” lanjutnya.
Menurut Putra Suteja, sejumlah warga dari Badung yang dinyatakan suspect meningitis telah mendapat perawatan di RSUD Mangusada, Desa Kapal. Penyakit serupa juga ditemukan di beberapa kabupaten/kota, seperti Tabanan, Buleleng, dan Denpasar.
Sementara itu, Camat Abiansemal, Putu Ngurah Thomas Yuniarta, mengakui kasus serangan bakteri MSS telah membuat warganya cemas. Namun, kata dia, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa dan jajaran Dinas Kesehatan Badung telah terjun melakukan sosialisasi kepada masyarakat di daerahnya terkait bakteri MSS ini, Sabtu (11/3) lalu.
“Sosialisasi sudah dilakukan. Kebetulan, ada satu kegiatan di Desa Darmasaba (Kecamatan Abiansemal, Red), jadi Pak Wakil Bupati bersama Kadis Kesehatan Badung langsung melakukan sosialisasi kepada masyarakat soal bagaimana cara memasak daging babi yang benar,” beber Camat Ngurah Thomas kepada NusaBali, Minggu kemarin.
“Awalnya, masyarakat memang cukup resah dengan kasus Meningitis ini. Tapi, setelah diberikan sosialisasi dan pemahaman, seperti cara mengolah daging babi harus dimasak sampai 100 derajat celcius, masyarakat mulai paham,” lanjutnya.
Selain itu, kata Camat Ngurah Thomas, Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Badung bersama tim dari provinsi juga telah melakukan pengambilan sampel darah babi dari feses, anus, dan mulut di sejumlah peternakan babi wilayah Kecamatan Abiansemal, Sabtu lalu. Pengambilan sampel ini dilakukan untuk mengetahui sumber penyakit. Beberapa peternakan babi yang disasar kala itu berada di Desa Punggul (Kecamatan Abiansemal) dan Desa Bongkasa (Kecamatan Abiansemal). * asa
Komentar