Chef Fany Ubah Kebun Jadi Beer Garden
Apa jadinya jika kelihaian memasak berpadu dengan naluri bisnis? Ya, hasilnya seperti yang dilakukan oleh Fany Hermawan.
DENPASAR, NusaBali
Chef yang sebelumnya malang-melintang di Australia ini tak mau membiarkan kebun kosong tak memiliki nilai lebih. Alhasil sepetak kebun di belakang resto Rumahan di bilangan Teuku Umar Denpasar disulap menjadi beer garden. “Sayang jika tidak dimanfaatkan,” kata chef yang juga membuka bisnis kulineri di ibukota ini.
Fany pun membuat konsep yang berbeda dengan resto Rumahan yang delapan bulan lalu operasional untuk pertamakalinya. Jika di Rumahan dibuat lebih cozy dengan dekorasi dan interior apik, maka kebun di bagian belakang dibuat nuansa santai yang diperuntukkan untuk bapak-bapak ataupun kaum muda. “Setelah komunikasi dengan partner saya, maka disusunlah konsep beer garden,” kata Fany menyoal diskusinya dengan Danis, partner bisnis kulinernya.
Dari namanya saja diakui bahwa tempat yang berkapasitas 60-100 seat ini menyediakan berbagai bir. Berbagai merk tertata di kebun ini. Setidaknya ada 14 merk impor dan 8 merk lokal dengan bandrol mulai Rp 25.000 hingga Rp 90.000. Dengan jam buka mulai pukul 18.00 Wita sampai tengah malam, Fany optimis bisa meraih 80-90 pengunjung. “Optimis karena di Denpasar, khususnya tengah kota, tidak ada konsep seperti ini,” kata Fany di sela pembukaaan resto barunya, Jumat (11/3).
Namun di kebun ini tak semata menyediakan minuman. Suasana kebun yang lekat dengan sajian barbeque juga menjadi andalan chef Fany. Di sini tersedia juga nuansa lokal Indonesian food seperti Bambubara ala Lembang, Jawa Barat. Salah satu andalannya adalah ikan kakap putih yang dimasak dalam bambu selama 2,5 jam.
Beer Garden sendiri merupakan resto kesekian dari Chef Fany. Sampai saat ini, selain menjadi executive chef di Rumahan, bapak tiga anak ini juga menjadi executive chef di Immigrant dan Rustique Grill & Bar di Jakarta. Lalu di Seminyak juga menjadi owner Little Flinders sejak 2015 lalu. *mao
Chef yang sebelumnya malang-melintang di Australia ini tak mau membiarkan kebun kosong tak memiliki nilai lebih. Alhasil sepetak kebun di belakang resto Rumahan di bilangan Teuku Umar Denpasar disulap menjadi beer garden. “Sayang jika tidak dimanfaatkan,” kata chef yang juga membuka bisnis kulineri di ibukota ini.
Fany pun membuat konsep yang berbeda dengan resto Rumahan yang delapan bulan lalu operasional untuk pertamakalinya. Jika di Rumahan dibuat lebih cozy dengan dekorasi dan interior apik, maka kebun di bagian belakang dibuat nuansa santai yang diperuntukkan untuk bapak-bapak ataupun kaum muda. “Setelah komunikasi dengan partner saya, maka disusunlah konsep beer garden,” kata Fany menyoal diskusinya dengan Danis, partner bisnis kulinernya.
Dari namanya saja diakui bahwa tempat yang berkapasitas 60-100 seat ini menyediakan berbagai bir. Berbagai merk tertata di kebun ini. Setidaknya ada 14 merk impor dan 8 merk lokal dengan bandrol mulai Rp 25.000 hingga Rp 90.000. Dengan jam buka mulai pukul 18.00 Wita sampai tengah malam, Fany optimis bisa meraih 80-90 pengunjung. “Optimis karena di Denpasar, khususnya tengah kota, tidak ada konsep seperti ini,” kata Fany di sela pembukaaan resto barunya, Jumat (11/3).
Namun di kebun ini tak semata menyediakan minuman. Suasana kebun yang lekat dengan sajian barbeque juga menjadi andalan chef Fany. Di sini tersedia juga nuansa lokal Indonesian food seperti Bambubara ala Lembang, Jawa Barat. Salah satu andalannya adalah ikan kakap putih yang dimasak dalam bambu selama 2,5 jam.
Beer Garden sendiri merupakan resto kesekian dari Chef Fany. Sampai saat ini, selain menjadi executive chef di Rumahan, bapak tiga anak ini juga menjadi executive chef di Immigrant dan Rustique Grill & Bar di Jakarta. Lalu di Seminyak juga menjadi owner Little Flinders sejak 2015 lalu. *mao
Komentar