Jembrana Gelontorkan Dana Talangan Rp 1,5 Miliar
Dorong Produksi Biji Kakao dan Tenun
NEGARA, NusaBali
Guna mendukung peningkatan produksi tenun dan biji kakao, Bupati Jembrana I Nengah Tamba menggelontorkan dana talangan sebesar Rp 1,5 miliar, Senin (18/4).
Bantuan dana talangan yang diserahkan secara simbolis di Rumah Jabatan Bupati Jembrana itu, diberikan kepada dua koperasi, masing-masing Rp 1 miliar untuk pembelian kakao kepada Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS) dan Rp 500 juta untuk produksi kain tenun kepada Koperasi Tenun Yustisi Rupa.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Tamba berharap diberikannya dana talangan dari Pemkab Jembrana ini, dapat meningkatkan produksi serta kualitas produk yang dihasilkan. Baik itu untuk produk tenun maupun biji kakao dan produk olahan kakao. "Produk coklat Pak Ngah (salah satu produk coklat serbuk UMKM Jembrana), itu bagus sekali dan sudah masuk ke beberapa kementerian. Saya berpikir kalau di warung kita ada kopi sachet, mengapa coklat sachet kita tidak ada. Saya yakin apabila kita produksi coklat sachet, pasti dibeli oleh masyarakat," ujar Bupati Tamba.
Selain mengembangkan produk olahan kakao, Bupati Tamba mengatakan, juga ingin menciptakan generasi-generasi baru yang menekuni dunia usaha tenun. Dirinya yakin kebutuhan akan tenun di Jembrana nantinya akan meningkat. Terlebih pada tahun ini, Jembrana akan memiliki sentra tenun. "Di sentra tenun Jembrana ini, di situ nanti ada produksi, penjualan dan juga ada kegiatan peragaan busana. Dan juga kegiatan-kegiatan gathering nanti kita buat di situ," ucap bupati asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara ini.
Sementara Ketua Koperasi KSS I Ketut Wiadnyana mengatakan, bantuan dana talangan ini akan digunakannya untuk membeli lebih banyak lagi biji kakao fermentasi dari para petani. Di mana saat ini, diakui sudah banyak petani kakao yang mulai berpikir lebih maju. Selain menghasilkan biji kakao yang berkualitas, sejumlah petani juga sudah langsung memproduksi fermentasi biji kakao sehingga bisa meningkatkan nilai ekonominya. "Nantinya akan kami gunakan untuk membeli biji kakao lebih banyak dari petani. Dan kami berupaya meningkatkan harga beli. Di tahun ini, kami akan membeli paling murah biji kakao fermentasi di harga Rp 42.000 per kilogram," ujarnya.
Wiadnyana menambahkan, akan terus menggenjot produksi berbagai olahan kakao. Seperti coklat Pak Ngah yang sempat dipromosikannya kepada sejumlah produsen coklat berkualitas dari mancanegara. "Di acara traksi berapa waktu lalu, kita promosikan, dan juga sudah dicipipi dari Valrhona Prancis. Kami berbangga sekali karena bisa mempengaruhi produsen coklat besar di luar sana, dan nantinya Jembrana akan dijadikan sebagai jendela kakao fermentasi nasional," ucapnya.
Sementara Ketua Koperasi Tenun Yastiti Rupa Ni Ketut Rinduasih juga mengungkapkan terima kasihnya. Menurutnya, bantuan dana talangan ini sangat membantu dan bermanfaat untuk meningkatkan produksi ataupun kualitas dari kelompok-kelompok tenun di Jembrana. *ode
1
Komentar