Relawan Menata 8.000 Terumbu Karang di Pantai Jalung

Penataan dilakukan di dasar laut dengan cara menyelam. Penasihat Kelompok Pelestari Terumbu Karang Yowana Bhakti Segara, I Ketut De Sujana Mahartana, mengatakan penataan terumbu karang di kedalaman 5-12 meter.

De Sujana menjelaskan, posisi terumbu karang yang dipasang lima tahun lalu itu telah berubah karena digoyang ombak dan gelombang laut. Terumbu karang buatan itu berbahan pasir, semen, air, dan besi dibuat berkaki empat. Agar awet dan tidak rusak akibat gelombak dan ombak laut, setiap bagian terumbu karang dibuat saling mengikat. Relawan menata seluruh terumbu karang dengan cara ditumpuk hingga setinggi orang dewasa. “Terumbu karang akan menjadi tempat berkembangnya habitat ikan hias. Jangka panjang sebagai tempt tumbuhnya terumbu karang,” ungkap De Sujana.  

Setiap relawan yang menyelam lengkap dengan tabung udara dan perlengkapan lainnya. Mereka hanya mampu menyelam rata-rata selama 45 menit. Program restorasi ini berkelanjutan hingga seluruh terumbu karang tuntas ditata. Selain menata terumbu karang yang telah ditenggelamkan, juga terus memproduksi terumbu karang buatan. Tiap unit terumbu karang dengan biaya Rp 100.000. Biasanya setelah terkumpul sekitar 100 unit terumbu karang, dijadwalkan untuk ditenggelamkan bersama relawan dan nelayan setempat.

Kelompok Pelestari Terumbu Karang Yowana Bhakti Segara juga aktif mengedukasi masyarakat pentingnya melestarikan terumbu karang. Para nelayan juga diingatkan turut menjaga terumbu karang di perairan Kecamatan Kubu agar terbebas dari ancaman pengeboman ikan, pencurian terumbu karang, dan ancaman lainnya. Terumbu karang banyak manfaatnya sebagai tempat tinggal ikan, mencari makan, dan berkembang biak biota laut. Terumbu karang sebagai pelindung pesisir dan pantai, tempat rekreasi seperti diving dan snorkelling. Bisa juga untuk bahan baku obat dan kosmetik. *k16