Awalnya Sempat Grogi, Kini Biasa Hadapi Krama Lanang
Ni Ketut Ningsun, Kadus Banjar Umabali, Desa Geluntung Kecamatan Marga, Tabanan
TABANAN, NusaBali
Ni Ketut Ningsun, 44, merupakan salah seorang Kartini masa kini di Tabanan. Perempuan kelahiran 21 Juli 1977, ini menjabat kepala dusun atau Banjar Umabali, Desa Geluntung, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.
Dia merupakan salah satu dari sedikit perempuan yang menjabat kepala dusun, yang umumnya dijabat lelaki. Ningsun menjabat kepala wilayah atau kepala dusun sejak 2016. Hal tersebut menyusul lowongnya jabatan kepala dusun Umabali, karena kepala dusun sebelumnya berakhir masa jabatannya. Berkeinginan bisa ngayah, Ningsun mengajukan diri sebagai calon kepala dusun. Dari dua calon, Ningsun akhirnya lulus kemudian ditetapkan sebagai kepala wilayah (kawil) atau Kepala Dusun Umabali, Desa Geluntung, Kecamatan Marga. Dia resmi ditetapkan sebagai Kadus Umabali pada 29 Juli 2016.
Ditemui di Kantor Perbekel Geluntung, Selasa (19/4), Ningsun mengaku merasakan grogi di awal-awal menjabat sebagai kepala dusun. Salah satunya saat hadir sebagai saksi upacara pernikahan warga. “Grogi juga, namun tiyang sampaikan kalau tiyang adalah orang baru,” ungkap Ningsun.
Seiring waktu, Ningsun semakin biasa. Tidak saja berkaitan dengan proses administratif kependudukan, namun juga hadir dalam paruman krama yang umumnya dihadiri krama lanang (lelaki). “Kami kan rutin ada rapat bulanan di banjar,” ujarnya tentang rapat yang biasanya dilaksanakan pada malam hari sekitar pukul 19.00 Wita sampai selesai. Dalam paruman banjar, kata Ningsun pihaknya menginformasikan atau mensosialisasikan program-program di pemerintahan desa kepada warga.
Terkait emansipasi, Ningsun mengatakan sekarang ini sangat terbuka lebar bagi perempuan. “Banyak momen atau kesempatan bagi perempuan, kalau mereka mampu,” ucap ibu dua orang anak ini. Apalagi sekarang ini, banyak perempuan yang pintar, tak kalah semangat dengan pria.
Tugas sebagai kepala dusun, kata Ningsun tidak menyebabkan terbengkalai kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Mulai dari mempersiapkan makanan untuk keluarga dan mengurus anak sekolah. “Semua tiyang kerjakan pekerjaan rumah tangga tersebut,” kata Ningsun.
Ningsun mengaku fokus dengan tanggung jawab menjadi kepala dusun. Karenanya, dia mengaku belum ada niat ikut terjun di bidang lain, misalnya aktif di politik praktis. “Sementara belum ada, tiyang sementara ingin fokus laksanakan tugas dengan baik.”
Terkait perayaan Hari Kartini, Ningsun meminta agar generasi Kartini masa kini menunjukkan potensi diri. “Apapun yang kita bisa, lakukan,” tandasnya. Kepada Kartini masa kini, dia meminta jangan terus mengekor. Menirukan pepatah lawas, jadilah diri sendiri. Jangan terlalu menghiraukan omongan orang. Selama berjalan di jalan yang benar, tidak usah merasa khawatir. Namun juga tak kurang waspada. *k17
Komentar