Juli, Dispar Beri Pelatihan Pedagang Pantai Kuta
Sikapi Keluhan Wisatawan Ada Oknum Pedagang Nakal
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Pariwisata Kabupaten Badung berencana memberikan pelatihan kepada para pedagang yang berjualan di Objek Wisata Pantai Kuta.
Wacana ini mencuat setelah muncul berbagai keluhan wisatawan asing ihwal aksi oknum pedagang yang dinilai kerap memaksa. Sesuai rencana pelatihan tersebut dijadwalkan Juli mendatang. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Nyoman Rudiarta, mengatakan rencana memberikan pelatihan terhadap pedagang muncul setelah mencuat berbagai keluhan dari wisatawan. Pelatihan tidak saja menargetkan pedagang yang beraktivitas pada area Daya Tarik Wisata (DTW) saja. Melainkan juga pada Desa Wisata, ataupun DTW Binaan Khusus.
“Untuk pelatihan terhadap SDM, kaitan dengan bagaimana melakukan sebuah pelayanan. Maka kemudian kami sudah mengusulkan dan akan kita laksanakan di tahun ini, kira-kira Juli, dengan memanfaatkan Dana Alokasi Khusus (DAK),” kata Rudiarta, Minggu (24/4).
Dijelaskan, DTW ataupun desa wisata, pada dasarnya memiliki tiga komponen. Yakni SDM, ekonomi kreatif, serta pemasaran. Selain peningkatan SDM, pihaknya juga akan melakukan pelatihan ekonomi kreatif serta pemasaran. Untuk pemasaran, di era sekarang ini tentu perlu dilakukan promosi secara digital. “Bagaimana kita mengemas dengan baik, sehingga bisa menarik minat wisatawan,” kata Rudiarta.
Sementara, Anggota DPR Badung I Gusti Anom Gumanti, menyebut pembinaan dan pelatihan SDM terhadap pedagang pantai merupakan hal wajib untuk dilakukan. Apalagi nanti pasca pelaksanaan penataan terhadap Pantai Samigita (Seminyak, Legian, dan Kuta). Sistem manajemen dan operasional, termasuk prilaku para pedagang, harus diatur dengan baik. “Hal itu penting, kalau memang Pantai Kuta ingin menjadi top destination di Badung, ini harus dibenahi,” tegasnya.
Diakui, dengan diberikan pelatihan diharapkan mencegah terulangnya kejadian tukang jual tisu yang memaksa wisatawan. “Sebagai anggota dewan saya tentu mendukung, mendorong, dan berupaya untuk mengawal hal ini. Kami berharap ke depan tidak terulang lagi kejadian seperti ini, karena dapat mencederai pariwisata Kuta,” kata Anom Gumanti.
Di sisi lain, Camat Kuta Dewa Ngurah Bhayudewa, juga menyoroti keberadaan pedagang cilik yang kerap menjajakan tisu dengan cara memaksa. Dikatakan, mengatakan pada dasarnya petugas yang berada di garda terbawah senantiasa bersinergi dalam upaya penanganan masalah sosial tersebut. Hal itu dibuktikan dengan beberapa kali berhasil dijaring petugas dan diserahkan ke Dinas Sosial Kabupaten Badung.
Dia menilai, penanganan masalah tersebut tentu tidak bisa diselesaikan secara parsial. Sebab, beberapa kali ditertibkan, mereka justru kembali lagi ke Kuta dengan mengulangi perbuatannya. “Sinergi penanganan permasalahan sosial tersebut perlu solusi yang pasti, sehingga perbuatan semacam itu tidak kembali terjadi. Terlebih saat ini dalam kondisi pemulihan pariwisata dan ekonomi Bali,” katanya. *dar, asa
1
Komentar