'Panitia Jangan Terlalu Bernafsu'
Bupati Mahayastra Buka Guwang Village Festival (GVF)
GIANYAR, NusaBali
Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengingatkan agar panitia Guwang Village Festival (GVF) jangan terlalu bernafsu.
Bupati ini menekankan hal itu saat acraa pembukaan acara Pembukaan GVF bertepatan dengan Hari Bumi, Jumat (22/4). "Guwang itu lengkap. Pura bagus, potensi alam bagus, SDM bagus. Semua ada di Guwang, tinggal mau diapakan. Tapi jangan terlalu bernafsu," ujar bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan ini.
Jelas dia, meski animo masyarakat cukup tinggi berkunjung ke GVF, Mahayastra mengingatkan panitia tetap melakukan kajian. "Panitia bersemangat akan membuat acara ini setahun sekali. Tapi lihat juga contoh festival sejenis. Lebih baik dikaji lagi, buat dua atau tiga tahun sekali. Jangan diperas, seni itu tidak boleh diperas. Jangan dipaksa orang mencipta setahun sekali. Seperti di pemerintahan, gimana Disbud cari tema HUT Kota Gianyar saja sulit, jadi kita bicarakan diskusikan. Begitu tampil, luar biasa muncul seni baru, pelestarian yang dulu tenggelam. Seni itu begitu," terang Mahayastra.
Usai pembukaan itu, puluhan komunitas pecinta lingkungan menuangkan cairan Eco Enzyme di Tukad Beji Guwang melalui Taman Wisata Hidden Canyon di Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Selain Bupati Gianyar Mahayastra, hadir pula anggota DPR RI Dapil Bali asal Desa Guwang, Nyoman Parta.
"Mari rawat alam, maka alam akan merawat kita denga sendirinya. Eco Enzyme ini cairan multifungsi, memiliki banyak manfaat, cara buat mudah, bahan dasar banyak, fungsinya dahsyat, memurnikan air, nambah kualitas ozon di udara, oksigen baik," ungkap Parta usai penuangan itu.
Bupati Mahayastra mengaku kagum melihat anggota komunitas ketog semprong (secara menyeluruh) datang berkumpul untuk tujuan yang mulia, memurnikan aliran sungai. "Ini luar biasa, komunitas berkumpul secara sukarela tanpa mobilisasi dan iming-iming uang transport," ungkapnya.
Ketua DPC PDIP Gianyar ini juga bangga melihat keterlibatan masyarakat Guwang lintas generasi. "Anak, remaja, lansia antusias. Saya yakin gerakan ini tidak akan sia-sia, karena apa yang kita lakukan adalah investasi untuk generasi kita. Nanti kita akan gelar di Batur, Kintamani, Bangli," jelas Mahayastra.
Dalam kesempatan tersebut, Mahayastra mengajak pengunjung GVF dan komunitas yang hadir untuk merawat bumi. "Kalau sekarang ada orang berani buang sampah sembarangan di sungai, parit, tidak perlu Pol PP yang turun tangan. Yang dihadapi adalah masyarakat, nitizen. Sebentar saja diupload, bisa langsung viral," ungkapnya.
Dia mengajak para pihak agar momentum Hari Bumi ini dijadikan momen berinvestasi untuk bumi. "Karena benar, tidak ada bumi yang kedua. Belum tentu ada. Sehingga kita harus rawat, 175 negara memperingati. Sudah menjadi tradisi perayaan," jelasnya. *nvi
Komentar