nusabali

Daya Serap Rendah, Bulog Tabanan Gagal Penuhi Target

  • www.nusabali.com-daya-serap-rendah-bulog-tabanan-gagal-penuhi-target

Tim Sergap (Serapan Gabah) Pusat Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) TNI AD melakukan pemantauan serapan beras Bulog di Desa/Kecamatan Kediri, Tabanan, Selasa (14/3).

TABANAN, NusaBali

Hasilnya, daya serap Bulog masih rendah dan tidak penuhi target. Penyebabnya persaingan harga sehingga petani lebih memilih menjual ke tengkulak. Bulog dan Perpadi diharapkan saling bersinergi mensejahterakan petani.  

Tim Sergap yang dikomandani Kolonel Inf Agus Arif Fadila bersama Kolonel Inf I Made Sudiana juga meninjau distribusi beras Bulog. Sebab TNI membantu mewujudkan swasembada pangan. Selain di Bulog Tabanan, serapan gabah di Bulog kabupaten/kota lainnya di Bali juga rendah. Indikasi daya serap beras rendah karena Pemprov Bali punya program, Perpadi beli gabah petani seharga Rp 4.000 per kilogram di pinggir jalan. Sedangkan Bulog hanya membeli Rp 3.700 perkilogram sesuai HPP (Harga Pembelian Pemerintah).

Penyebab lainnya, petani tidak mau jual beras karena dikonsumsi sendiri. Ada pula petani lebih suka menjual ke tengkulak karena harga belinya lebih mahal dari Bulog. “Wajar saja tidak terserap, di Bali hasil beras petani tidak pantas di bawah Rp 4.000 per kilogram, karena kwalitas berasnya bagus,” ungkap Kolonel Arif Fadila. Dikatakan, pada tahun 2017 target serapan Bulog 1.280 ton, terserap 303,3 ton.

Kolonel Arif Fadila mengharapkan Bulog dengan Perpadi saling bersinergi. Misalnya beras yang kwalitas bagus biarkan dibeli Perbadi karena berani beli dengan harga mahal. Sementara beras ang kwalitasnya kurang dijual ke Bulog. Tujuannya petani yang menghasilkan beras kwalitas rendah terbeli sehingga para petani tidak beralih profesi ke pekerjaan lain. “Harus ada kerjasama menyeimbangkan harga. Petani tidak rugi dan tengkulak tidak kaya,” terangnya.

Bulog Tabanan, I Gede Adnyana mengatakan daya serap tidak terpenuhi karena nilai beli yang ditetapkan pemerintah pusat untuk Bulog lebih rendah dari nilai pasaran. Bulog beli beras Rp 7.300 per kilogram, sedangkan harga pasaran Rp 8.500 per kilogram. Dengan harga yang lebih murah ini menyebabkan petani lebih tertarik menjual beras keluar atau ke para pengepul karena harganya lebih mahal. “Maka dari itu sulit penuhi target,” jelasnya.

Bulog akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan akan bekerjasama dengan Perpadi Tabanan. “Kami sampai merayu petani agar jual beras ke Bulog, tetapi gagal,” ujarnya. Mengenai stok beras, Tabanan masih aman dengan 4.500 ton. “Stok masih aman hingga tahun 2018 awal,” imbuh Adnyana yang mewakili Kepala Gudang Bulog Kediri. * d

Komentar