'Jangan Takut Makan Daging Babi'
Peternak Babi di Bali Mulai Resah Isu MSS
DENPASAR, NusaBali
Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali melakukan pertemuan tertutup membahas isu kasus dugaan (suspect) Meningitis Streptococcus Suis (MSS). Isu ini sangat meresahkan masyarakat, terutama pelaku usaha daging babi di Pulau Dewata yang secara langsung terkena dampaknya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, Putu Sumantra mengatakan, pihaknya terus menyosialisasikan kepada masyarakat agar tidak takut secara berlebihan untuk mengonsumsi daging babi lantaran munculnya isu ini. Dia menambahkan, bila daging babi yang dimasak dengan matang tidak akan mampu menyebarkan bakteri kepada tubuh manusia. "Pemberitaan di media memang santer tentang penyakit ini. Dan peternak mulai terkena dampak akan hal tersebut. Tapi kami harapkan, jangan takut terlalu berlebihan makan daging babi. Aman, kalau sudah dimasak secara benar dan sampai matang. Ini yang penting," ujarnya saat ditemui, Rabu (15/3).
Sementara itu, Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali, Ketut Hari Suyasa mengaku, isu MSS mulai memberi dampak meskipun belum signifikan. "Babi-babi kami belum ada yang mau mengambil, jika ini terus berlanjut tentu akan mematikan peternak, terlebih di Bali banyak sekali ada peternak babi skala kecil yang pekerjaan tersebut digunakan sebagai penghasilan utamanya," keluhnya.
Ditambahkan, dari pertemuan kemarin masih akan terus dilanjutkan sejumlah pertemuan lanjutan guna menemukan titik terang terhadap isu tersebut. Selain agar tidak meresahkan masyarakat, juga untuk menyelamatkan nasib para peternak babi, yang menurut Hari jumlahnya mencapai jutaan. "Kami masih akan bertemu lagi. Penyebaran bakteri bisa saja tidak semata-mata disebarkan oleh babi, melainkan bisa juga ditularkan oleh hewan lainnya. Kami juga akan mengadakan pertemuan yang akan mensinkronkan kesehatan hewan dan kesehatan manusia,"ungkapnya. * in
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, Putu Sumantra mengatakan, pihaknya terus menyosialisasikan kepada masyarakat agar tidak takut secara berlebihan untuk mengonsumsi daging babi lantaran munculnya isu ini. Dia menambahkan, bila daging babi yang dimasak dengan matang tidak akan mampu menyebarkan bakteri kepada tubuh manusia. "Pemberitaan di media memang santer tentang penyakit ini. Dan peternak mulai terkena dampak akan hal tersebut. Tapi kami harapkan, jangan takut terlalu berlebihan makan daging babi. Aman, kalau sudah dimasak secara benar dan sampai matang. Ini yang penting," ujarnya saat ditemui, Rabu (15/3).
Sementara itu, Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali, Ketut Hari Suyasa mengaku, isu MSS mulai memberi dampak meskipun belum signifikan. "Babi-babi kami belum ada yang mau mengambil, jika ini terus berlanjut tentu akan mematikan peternak, terlebih di Bali banyak sekali ada peternak babi skala kecil yang pekerjaan tersebut digunakan sebagai penghasilan utamanya," keluhnya.
Ditambahkan, dari pertemuan kemarin masih akan terus dilanjutkan sejumlah pertemuan lanjutan guna menemukan titik terang terhadap isu tersebut. Selain agar tidak meresahkan masyarakat, juga untuk menyelamatkan nasib para peternak babi, yang menurut Hari jumlahnya mencapai jutaan. "Kami masih akan bertemu lagi. Penyebaran bakteri bisa saja tidak semata-mata disebarkan oleh babi, melainkan bisa juga ditularkan oleh hewan lainnya. Kami juga akan mengadakan pertemuan yang akan mensinkronkan kesehatan hewan dan kesehatan manusia,"ungkapnya. * in
1
Komentar