Wisdom Membludak, Pariwisata Diyakini Pulih
Dalam 5 Hari, 219.103 Orang Wisatawan Domestik ke Bali
Kalangan pelaku pariwisata minta pemerintah dorong penambahan maskapai asing terbang ke Bali, untuk genjot kedatangan wisman.
DENPASAR, NusaBali
Kunjungan wisatawan domestik (wisdom) ke Bali membludak selama libur Idul Fitri 1443 H, sejak 28 April 2022 lalu. Dalam kurun 5 hari hingga 2 Mei 2022, tercatat 219.103 orang wisdom ke Bali. Kalangan pelaku industri pariwisata pun optimistis pariwisata Bali akan semakin membaik dan bisa pulih.
Data sementara yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, jumlah kunjungan wisdom mengalami dinamika dalam sepekan terakhir. Pada 28 April 2022, jumlah wisdom yang datang ke Bali tercatat 37.454 orang. Sehari kemudian, angkanya meningkat menjadi 48.053 orang. Selanjutnya, per 30 April 2022, angka kunjungan wisdom tercatat 44.802 orang. Sedangkan 1 Mei 2022, angka kunjungan wisdom naik lagi menjadi 46.337 orang. Terakhir, 2 Mei 2022, kunjungan wisdom ke Bali tercatat 42.457 orang.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjokorda Bagus Pemayun, menyatakan astungkara kunjungan wisatawan wisatawan domestik membludak saat liburan Lebaran tahun ini. “Momentum ini harus dijaga dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” ujar Bagus Pemayun di Denpasar, Rabu (4/5).
Bagus Pemayun menuturkan pertemuannya dengan beberapa kalangan pengelola pariwisata di Bali, yang rata-rata ramai pengunjung pada masa liburan Lebaran. “Dua hari lalu, saya ketemu dengan pengelola GWK (di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung). Di situ terungkap kunjungan wisatawan ke GWK mencapai 2.700 orang per hari,” papar Bagus Pemayun.
Terkait upaya menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), Bagus Pemayun mengatakan pihaknya terus menjalin komunikasi bersama komponen pariwisata Bali dan pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan. Tujuannya, akan diperbanyak maskapai asing terbang ke Bali.
Untuk tahap awal, kata Bagus Pemayun, sudah 13 dari 15 maskapai asing yang direncanakan terbang ke Bali. “Kunjungan wisatawan asing ke Bali sejak dibuka pada 3 Februari 2022 lalu mencapai kisaran 2.000-4.000 orang per hari,” ungkap Bagus Pemayun.
Sementara, Ketua DPD Asita Bali, Putu Winastra, juga merasa bersyukur dengan membludaknya kunjungan wisdom ke Bali selama libur Lebaran tahun ini. “Dalam libur Lebaran kali ini, kunjungan wisdom luar biasa banyak. Itu terlihat jelas di lapangan,” ujar Putu Winastra saat dihubungi terpisah, Rabu kemarin.
Hanya saja, menurut Winastra, keramaian wisatawan itu baru sebatas di kawasan wisata di Bali Selatan. Sedangkan kawasan wisata di Bali Tengah, Bali Timur, dan Bali Utara belum begitu ramai. "Sekarang wisdom cenderung numplek di Bali selatan, seperti Kuta, Sanur, Nusa Dua, Denpasar, dan sekitarnya,” tandas Winastra.
Ditanya berapa tingkat okupansi (hunian hotel) di Bali, Winastra menyatakan belum bisa memastikan. Alasannya, semua harus didata secara pasti. Walau demikian, melihat keramaian kunjungan wisdom, Winastra memperkirakan tingkat hunian mencapai kisaran 80 persen.
Sedangkan untuk meningkatkan kunjungan wisman ke Bali, Winastra meminta pemerintah mendorong perbanyak penerbangan maskapai asing ke Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban. Menurut Winastra, sampai saat ini jumlah maskapai asing yang terbang ke Bali masih sedikit. Inilah yang menyebabkan harga tiket pesawat masih cukup mahal. “Misalnya, kalau tiket itu 2.000 dolar AS, kan lumayan tinggi,” katanya.
Meski demikian, Winastra optimistis pariwisata Bali akan semakin membaik ke depan. Winastra menyatakan untuk mencapai kondisi pariwisata Bali normal kembali, perlu waktu 6 bulan masa pemulihan.
Secara terpisah, Ketua DPD Association of Hospitality Leaders Indonesia (AHLI) Bali, Sang Putu Eka Pertama, mengatakan sejak libur Lebaran 28 April 2022 lalu, tingkat hunian hotel di Bali meningkat. Dia mencontohkan The One Legian di Kuta, Badung. Dari 300 kamar yang tersedia di The One Legian, hampir semuanya terisi. “Jadi, kita lihat positif,” ujar Eka Pertama yang juga sebagai General Manager (GM) The One Legian.
Menurut Eka Pertama, tingkat hunian yang ‘membludak’ pada libur Lebaran ini merupakan siklus rutin. Sebelum pandemi Covid-19, keramaian yang sama juga terjadi. Hanya saja, ketika pandemi Covid-19 mengguncang selama 2 tahun terakhir yang disertai kebijakan PPKM, pariwisata sempat mati suri.
Eka Pertama memprediksi pasca libur Lebaran nanti, tingkat hunian hotel di Bali akan menyusut. Berdasarkan bookingan yang ada, tingkat keterisian pasca libur Lebaran nanti diperkirakan akan mencapai 60 persen.
Eka Pertama mengatakan, rendahnya tingkat hunian pasca Lebaran nanti salah satunya karena masih kurangnya penerbangan maskapai asing ke Bali. “Kedatangan maskapai asing tentunya membawa wisman, sehingga otomatis akan menambah tingkat hunian hotel di Bali. Sekarang ini kan baru 13 penerbangan maskapai asing per hari. Sedang sebelum pandemi Covid-19, mencapai 66 penerbangan per hari,” tandas praktisi pariwisata asal Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar ini. *k17
Data sementara yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, jumlah kunjungan wisdom mengalami dinamika dalam sepekan terakhir. Pada 28 April 2022, jumlah wisdom yang datang ke Bali tercatat 37.454 orang. Sehari kemudian, angkanya meningkat menjadi 48.053 orang. Selanjutnya, per 30 April 2022, angka kunjungan wisdom tercatat 44.802 orang. Sedangkan 1 Mei 2022, angka kunjungan wisdom naik lagi menjadi 46.337 orang. Terakhir, 2 Mei 2022, kunjungan wisdom ke Bali tercatat 42.457 orang.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjokorda Bagus Pemayun, menyatakan astungkara kunjungan wisatawan wisatawan domestik membludak saat liburan Lebaran tahun ini. “Momentum ini harus dijaga dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” ujar Bagus Pemayun di Denpasar, Rabu (4/5).
Bagus Pemayun menuturkan pertemuannya dengan beberapa kalangan pengelola pariwisata di Bali, yang rata-rata ramai pengunjung pada masa liburan Lebaran. “Dua hari lalu, saya ketemu dengan pengelola GWK (di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung). Di situ terungkap kunjungan wisatawan ke GWK mencapai 2.700 orang per hari,” papar Bagus Pemayun.
Terkait upaya menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), Bagus Pemayun mengatakan pihaknya terus menjalin komunikasi bersama komponen pariwisata Bali dan pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan. Tujuannya, akan diperbanyak maskapai asing terbang ke Bali.
Untuk tahap awal, kata Bagus Pemayun, sudah 13 dari 15 maskapai asing yang direncanakan terbang ke Bali. “Kunjungan wisatawan asing ke Bali sejak dibuka pada 3 Februari 2022 lalu mencapai kisaran 2.000-4.000 orang per hari,” ungkap Bagus Pemayun.
Sementara, Ketua DPD Asita Bali, Putu Winastra, juga merasa bersyukur dengan membludaknya kunjungan wisdom ke Bali selama libur Lebaran tahun ini. “Dalam libur Lebaran kali ini, kunjungan wisdom luar biasa banyak. Itu terlihat jelas di lapangan,” ujar Putu Winastra saat dihubungi terpisah, Rabu kemarin.
Hanya saja, menurut Winastra, keramaian wisatawan itu baru sebatas di kawasan wisata di Bali Selatan. Sedangkan kawasan wisata di Bali Tengah, Bali Timur, dan Bali Utara belum begitu ramai. "Sekarang wisdom cenderung numplek di Bali selatan, seperti Kuta, Sanur, Nusa Dua, Denpasar, dan sekitarnya,” tandas Winastra.
Ditanya berapa tingkat okupansi (hunian hotel) di Bali, Winastra menyatakan belum bisa memastikan. Alasannya, semua harus didata secara pasti. Walau demikian, melihat keramaian kunjungan wisdom, Winastra memperkirakan tingkat hunian mencapai kisaran 80 persen.
Sedangkan untuk meningkatkan kunjungan wisman ke Bali, Winastra meminta pemerintah mendorong perbanyak penerbangan maskapai asing ke Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban. Menurut Winastra, sampai saat ini jumlah maskapai asing yang terbang ke Bali masih sedikit. Inilah yang menyebabkan harga tiket pesawat masih cukup mahal. “Misalnya, kalau tiket itu 2.000 dolar AS, kan lumayan tinggi,” katanya.
Meski demikian, Winastra optimistis pariwisata Bali akan semakin membaik ke depan. Winastra menyatakan untuk mencapai kondisi pariwisata Bali normal kembali, perlu waktu 6 bulan masa pemulihan.
Secara terpisah, Ketua DPD Association of Hospitality Leaders Indonesia (AHLI) Bali, Sang Putu Eka Pertama, mengatakan sejak libur Lebaran 28 April 2022 lalu, tingkat hunian hotel di Bali meningkat. Dia mencontohkan The One Legian di Kuta, Badung. Dari 300 kamar yang tersedia di The One Legian, hampir semuanya terisi. “Jadi, kita lihat positif,” ujar Eka Pertama yang juga sebagai General Manager (GM) The One Legian.
Menurut Eka Pertama, tingkat hunian yang ‘membludak’ pada libur Lebaran ini merupakan siklus rutin. Sebelum pandemi Covid-19, keramaian yang sama juga terjadi. Hanya saja, ketika pandemi Covid-19 mengguncang selama 2 tahun terakhir yang disertai kebijakan PPKM, pariwisata sempat mati suri.
Eka Pertama memprediksi pasca libur Lebaran nanti, tingkat hunian hotel di Bali akan menyusut. Berdasarkan bookingan yang ada, tingkat keterisian pasca libur Lebaran nanti diperkirakan akan mencapai 60 persen.
Eka Pertama mengatakan, rendahnya tingkat hunian pasca Lebaran nanti salah satunya karena masih kurangnya penerbangan maskapai asing ke Bali. “Kedatangan maskapai asing tentunya membawa wisman, sehingga otomatis akan menambah tingkat hunian hotel di Bali. Sekarang ini kan baru 13 penerbangan maskapai asing per hari. Sedang sebelum pandemi Covid-19, mencapai 66 penerbangan per hari,” tandas praktisi pariwisata asal Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar ini. *k17
Komentar