Objek Wisata Pendidikan Juga Kecipratan Pengunjung
Wisatawan Serbu Bali Saat Libur Lebaran
DENPASAR, NusaBali
Puluhan ribu wisatawan domestik masuk Bali pada periode libur panjang Idul Fitri 2022 pekan ini.
Tidak hanya objek wisata populer seperti Kuta ataupun Nusa Penida, sejumlah objek wisata bernuansa pendidikan juga kecipratan kunjungan wisatawan.
Salah satunya dialami Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu atau Turtle Conservation and Education Center (TCEC) yang berada di kawasan Pulau Serangan, Denpasar Selatan. Pengelola TCEC, I Made Sukanta menuturkan selama periode libur lebaran terjadi peningkatan kunjungan cukup drastis. Umumnya wisatawan yang datang mengajak serta anak-anak mereka.
"Kalau dalam periode libur minggu ini ada peningkatan jumlah pengunjung. Dalam sehari bisa mencapai sekitar 50 orang," terang Sukanta ketika ditemui NusaBali, Rabu (4/5).
Jumlah pengunjung tersebut menurut Sukanta jauh melebihi hari-hari biasa sebelum libur lebaran yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari dalam seharinya. Dia pun memperkirakan jumlah pengunjung akan kembali menurun dengan berakhirnya masa liburan. Sukanta menuturkan, ketika datang ke TCEC wisatawan akan dijelaskan mengenai keberadaan penyu yang ada di TCEC. Penyu yang ada di TCEC sebagian merupakan penyu hasil sitaan akibat kasus penyelundupan ataupun ditemukan nelayan dalam keadaan terjerat jaring dan terluka.
Selain itu, sebagai lembaga konservasi TCEC juga menjadi tempat penetasan telur-telur penyu yang diselamatkan tim TCEC dari tempat penetasan di wilayah pesisir Pulau Serangan dan sekitarnya. Jika waktunya bertepatan wisatawan nantinya bisa megikuti pelepasan anakan penyu (tukik) di Pantai Pulau Serangan.
Seorang wisatawan tampak melihat-lihat penyu yang ada di kolam-kolam TCEC. Risa asal Jakarta, menyebut kenapa dia menyempatkan diri datang ke TCEC selama liburan 7 harinya di Bali. "Untuk pendidikan anak-anak, memperkenalkan mereka apa itu penyu, bagaimana cara hidupnya, dan fungsinya untuk ekosistem laut," ujar Risa.
Sebagai objek wisata alternatif, Risa pun berharap TCEC semakin dikenal oleh para wisatawan yang datang ke Bali. "Menurut saya well educated, tinggal mungkin promosinya supaya lebih dikenal lagi," ujarnya. Sementara itu, objek wisata Cagar Budaya Prasasti Blanjong yang berada di Sanur Kauh, Denpasar Selatan juga mengalami peningkatan jumlah pengunjung selama libur panjang lebaran, meskipun jumlahnya belum begitu banyak. Namun jika dibandingkan sebelum periode libur lebaran apalagi selama pandemi Covid-19, jumlah kunjungan mulai ada peningkatan. "Ada saja setiap harinya satu dua," ujar penjaga situs Cagar Budaya Prasasti Blanjong, I Made Mawa kepada NusaBali.
Dia menambahkan, selain wisatawan domestik, pengunjung yang datang merupakan wisatawan mancanegara. Menurut Made Mawa para pengunjung bisa melihat prasasti tertua yang ditemukan di Bali secara gratis. "Mereka yang datang biasanya juga berprofesi sebagai mahasiswa atau peneliti," terang Made Mawa yang juga Jero Mangku Pura Blanjong yang berada di sebelah barat prasasti. *cr78
Salah satunya dialami Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu atau Turtle Conservation and Education Center (TCEC) yang berada di kawasan Pulau Serangan, Denpasar Selatan. Pengelola TCEC, I Made Sukanta menuturkan selama periode libur lebaran terjadi peningkatan kunjungan cukup drastis. Umumnya wisatawan yang datang mengajak serta anak-anak mereka.
"Kalau dalam periode libur minggu ini ada peningkatan jumlah pengunjung. Dalam sehari bisa mencapai sekitar 50 orang," terang Sukanta ketika ditemui NusaBali, Rabu (4/5).
Jumlah pengunjung tersebut menurut Sukanta jauh melebihi hari-hari biasa sebelum libur lebaran yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari dalam seharinya. Dia pun memperkirakan jumlah pengunjung akan kembali menurun dengan berakhirnya masa liburan. Sukanta menuturkan, ketika datang ke TCEC wisatawan akan dijelaskan mengenai keberadaan penyu yang ada di TCEC. Penyu yang ada di TCEC sebagian merupakan penyu hasil sitaan akibat kasus penyelundupan ataupun ditemukan nelayan dalam keadaan terjerat jaring dan terluka.
Selain itu, sebagai lembaga konservasi TCEC juga menjadi tempat penetasan telur-telur penyu yang diselamatkan tim TCEC dari tempat penetasan di wilayah pesisir Pulau Serangan dan sekitarnya. Jika waktunya bertepatan wisatawan nantinya bisa megikuti pelepasan anakan penyu (tukik) di Pantai Pulau Serangan.
Seorang wisatawan tampak melihat-lihat penyu yang ada di kolam-kolam TCEC. Risa asal Jakarta, menyebut kenapa dia menyempatkan diri datang ke TCEC selama liburan 7 harinya di Bali. "Untuk pendidikan anak-anak, memperkenalkan mereka apa itu penyu, bagaimana cara hidupnya, dan fungsinya untuk ekosistem laut," ujar Risa.
Sebagai objek wisata alternatif, Risa pun berharap TCEC semakin dikenal oleh para wisatawan yang datang ke Bali. "Menurut saya well educated, tinggal mungkin promosinya supaya lebih dikenal lagi," ujarnya. Sementara itu, objek wisata Cagar Budaya Prasasti Blanjong yang berada di Sanur Kauh, Denpasar Selatan juga mengalami peningkatan jumlah pengunjung selama libur panjang lebaran, meskipun jumlahnya belum begitu banyak. Namun jika dibandingkan sebelum periode libur lebaran apalagi selama pandemi Covid-19, jumlah kunjungan mulai ada peningkatan. "Ada saja setiap harinya satu dua," ujar penjaga situs Cagar Budaya Prasasti Blanjong, I Made Mawa kepada NusaBali.
Dia menambahkan, selain wisatawan domestik, pengunjung yang datang merupakan wisatawan mancanegara. Menurut Made Mawa para pengunjung bisa melihat prasasti tertua yang ditemukan di Bali secara gratis. "Mereka yang datang biasanya juga berprofesi sebagai mahasiswa atau peneliti," terang Made Mawa yang juga Jero Mangku Pura Blanjong yang berada di sebelah barat prasasti. *cr78
1
Komentar