Takbiran di Kampung Islam Kepaon Diiringi Baleganjur
DENPASAR, NusaBali
Ada yang menarik pada perayaan malam takbiran sebelum Hari Raya Idul Fitri di Kampung Islam Kepaon, Desa Pemogan, Denpasar Selatan, Minggu (1/5) malam.
Sekitar 20 orang dari Sekaa Baleganjur Banjar Jabajati, Desa Adat Pemogan ikut mengiringi takbiran umat muslim Kepaon mengelilingi desa.
Sekaa Baleganjur mengiringi iringan takbiran menemani kesenian pencak silat yang ditampilkan pemuda kampung Islam Kepaon. Ketua PHBI (Panitia Hari Besar Islam) Kampung Islam Kepaon, Abdul Kadir Jaelani, menuturkan tradisi ini merupakan akulturasi budaya yang turun temurun berlaku di Kampung Islam Kepaon. "Dari nenek moyang sebenarnya memang ada akulturasi budaya," ujar Jaelani kepada NusaBali, Rabu (4/5).
Jaelani mengungkapkan, sekaa baleganjur pada masing-masing banjar di Desa Adat Kepaon biasanya akan secara bergiliran mengiringi malam takbiran menjelang perayaan Idul Fitri.
Jaelani menuturkan, tradisi tersebut berasal dari masa lampau ketika warga muslim mulai menempati Desa Pemogan. Jaelani melanjutkan, keberadaan warga muslim di Kampung Islam Kepaon tidak bisa dilepaskan dari kekuasaan Puri Pemecutan yang memberikan tempat tinggal kepada nenek moyang warga Kampung Islam Kepaon di wilayah kekuasaannya.
Sejak itu terjalin hubungan erat antara warga muslim Kepaon dan umat Hindu di sekitarnya. Keduanya saling ikut merayakan apabila ada acara pada masing-masing pihak.
"Ketika ada acara besar di Puri Pemecutan, kita juga mengiringi dengan kesenian Rodat," ungkap Jaelani. Pada Palebon Ida Tjokorda Pemecutan XI beberapa waktu lalu memang kesenian Rodat kampung Islam Kepaon ikut mengiringi Raja Pemecutan menuju Setra Badung. Sebaliknya pada saat perayaan Nyepi (malam Pangrupukan) kesenian rodat juga biasanya ikut 'ngayah' di Desa Adat Pemogan.
Jaelani pun berharap hubungan erat antara warga Kampung Islam Kepaon dengan umat Hindu di sekitarnya dapat terus terjalin dengan baik atas dasar saling menghormati satu sama lain. Karena, ujarnya, warga Islam Kepaon dan umat Hindu di sekitarnya merupakan satu keluarga besar. Menurutnya karena sudah lama bermukim di Pemogan, tidak jarang antarkedua masyarakat berbeda agama menjadi satu keluarga besar melalui ikatan perkawinan. "Kita di Pemogan saling menyama braya, tidak ada istilahnya diskriminasi di Pemogan," pungkas Jaelani. *cr78
1
Komentar