RSUD Buleleng Siap Sekolahkan Dokter Umum
Kesulitan memenuhi pengadaan Dokter Sub Spesialis dan Spesialis Konsultan membuat RSUD Buleleng mencari alternatif.
SINGARAJA, NusaBali
Meskipun perekrutan dokter sub spesialis dan spesialis konsultan mendapat prioritas saat dibuka formasi calon pegawai negeri sipil (CPNS), namun lowongan yang dibuka oleh Pemkab Buleleng selalu nihil pelamar. Alhasil
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng mengalami kesulitan pengadaan dokter sub spesialis dan spesialis konsultan.
Kondisi ini pun membuat RSUD Buleleng memikirkan solusi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, sebagai rumah sakit tipe B yang sedang dipersiapkan menjadi rumah sakit rujukan regional. “Kesulitan rekrutmen dialami karena tamatan dokter yang dicari juga sangat minim,” kata Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha, Sp PD, Kamis (5/5).
Ia pun menegaskan komitmen terhadap sejawat dokter umum yang ingin melanjutkan studi spesialis konsultan atau sub spesialis. “Kami di BLUD (Badan Layanan Usaha Daerah) RSUD akan bantu biaya. Tapi tidak full, kerjasamalah antara peserta didik, RS dan nanti akan dicarikan sponsor rekanan juga,” ucap Arya Nugraha.
Bantuan biaya yang diberikan berupa subsidi biaya perkuliahan. Mulai dari biaya pemondokan hingga biaya SPP semesteran. RSUD Buleleng juga akan memfasilitasi untuk mencarikan universitas yang memiliki kebijakan bagi dokter yang sudah bertugas di rumah sakit, sehingga saat mengikuti perkuliahan juga masih bisa bekerja.
Dirut yang juga dokter spesialis penyakit dalam ini mengatakan, pemenuhan dokter sub spesialis dan spesialis konsultan sangat diperlukan. Sebab RSUD Buleleng sedang disiapkan sebagai rumah sakit rujukan regional. Untuk memenuhi standar itu RSUD Buleleng pun sudah merancang sejumlah layanan terpadu. Mulai dari Pelayanan Jantung Terpadu (Cath Lab), Pelayanan Kanker Terpadu dan Pelayanan Obstetri dan Bayi Emergency serta Stroke Center. Menurut Arya Nugraha pemenuhan tenaga medis untuk mendukung pengembangan rumah sakit sebagian sudah berproses. Seperti rencana pengembangan Pelayanan Jantung Terpadu. Dua tenaga medis RSUD Buleleng saat ini sedang mengikuti pelatihan di RS Harapan Kita Jakarta. Sedangkan pemenuhan sarana prasarana diberikan oleh Kemenkes pada awal 2023 mendatang.
“Alat pemenuhan Cathlab nanti dibantu dari DAK pusat sebesar Rp 16 miliar dan juga gedung sehingga total sampai Rp 20 miliar. Tenaga medis sedang dilatih. Setelah dibangun, nanti RSUD Buleleng sudah bisa melayani pemasangan ring jantung,” papar Arya Nugraha.
Sedangkan Pelayanan Terpadu Obstetri dan Bayi Emergency pengadaan gedung dan fasilitasnya sedang diajukan ke Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali. “Yang banyak dibutuhkan spesialis konsultan ini setingkat lebih tinggi dari dokter spesialis. Seperti spesialis konsultan kanker, spesialis konsultan onkologi, konsultan ginjal, konsultan bedah kanker, konsultan bedah digestif, konsultan obstetri sosial, ahli neurologi intervensi termasuk spesialis gizi klinik dan ahli rontgen,” kata dokter asal Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Buleleng ini. *k23
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng mengalami kesulitan pengadaan dokter sub spesialis dan spesialis konsultan.
Kondisi ini pun membuat RSUD Buleleng memikirkan solusi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, sebagai rumah sakit tipe B yang sedang dipersiapkan menjadi rumah sakit rujukan regional. “Kesulitan rekrutmen dialami karena tamatan dokter yang dicari juga sangat minim,” kata Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha, Sp PD, Kamis (5/5).
Ia pun menegaskan komitmen terhadap sejawat dokter umum yang ingin melanjutkan studi spesialis konsultan atau sub spesialis. “Kami di BLUD (Badan Layanan Usaha Daerah) RSUD akan bantu biaya. Tapi tidak full, kerjasamalah antara peserta didik, RS dan nanti akan dicarikan sponsor rekanan juga,” ucap Arya Nugraha.
Bantuan biaya yang diberikan berupa subsidi biaya perkuliahan. Mulai dari biaya pemondokan hingga biaya SPP semesteran. RSUD Buleleng juga akan memfasilitasi untuk mencarikan universitas yang memiliki kebijakan bagi dokter yang sudah bertugas di rumah sakit, sehingga saat mengikuti perkuliahan juga masih bisa bekerja.
Dirut yang juga dokter spesialis penyakit dalam ini mengatakan, pemenuhan dokter sub spesialis dan spesialis konsultan sangat diperlukan. Sebab RSUD Buleleng sedang disiapkan sebagai rumah sakit rujukan regional. Untuk memenuhi standar itu RSUD Buleleng pun sudah merancang sejumlah layanan terpadu. Mulai dari Pelayanan Jantung Terpadu (Cath Lab), Pelayanan Kanker Terpadu dan Pelayanan Obstetri dan Bayi Emergency serta Stroke Center. Menurut Arya Nugraha pemenuhan tenaga medis untuk mendukung pengembangan rumah sakit sebagian sudah berproses. Seperti rencana pengembangan Pelayanan Jantung Terpadu. Dua tenaga medis RSUD Buleleng saat ini sedang mengikuti pelatihan di RS Harapan Kita Jakarta. Sedangkan pemenuhan sarana prasarana diberikan oleh Kemenkes pada awal 2023 mendatang.
“Alat pemenuhan Cathlab nanti dibantu dari DAK pusat sebesar Rp 16 miliar dan juga gedung sehingga total sampai Rp 20 miliar. Tenaga medis sedang dilatih. Setelah dibangun, nanti RSUD Buleleng sudah bisa melayani pemasangan ring jantung,” papar Arya Nugraha.
Sedangkan Pelayanan Terpadu Obstetri dan Bayi Emergency pengadaan gedung dan fasilitasnya sedang diajukan ke Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali. “Yang banyak dibutuhkan spesialis konsultan ini setingkat lebih tinggi dari dokter spesialis. Seperti spesialis konsultan kanker, spesialis konsultan onkologi, konsultan ginjal, konsultan bedah kanker, konsultan bedah digestif, konsultan obstetri sosial, ahli neurologi intervensi termasuk spesialis gizi klinik dan ahli rontgen,” kata dokter asal Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Buleleng ini. *k23
1
Komentar