Monumen 'Bajra Sandhi' Jadi Tempat Wisata Pendidikan di Kota Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Monumen Perjuangan Rakyat Bali atau yang lebih dikenal dengan nama Monumen ‘Bajra Sandhi’ merupakan salah satu tempat wisata sejarah yang wajib dikunjungi di Kota Denpasar.
Berlokasi di Jalan Raya Puputan Nomor 142 Panjer, Denpasar Selatan, monumen ini berada di tengah-tengah hijaunya Lapangan Puputan Margarana. Niti Mandala, Denpasar.
Namun sayangnya, masih banyak masyarakat termasuk di Kota Denpasar yang belum mengetahui jika monumen ini dapat dikunjungi dan terdapat edukasi sejarahnya.
Kepala UPTD Monumen Perjuangan Rakyat Bali, I Made Artana Yasa mengatakan jumlah kunjungan tentunya mengalami penurunan selama pandemi Covid-19. "Kita sempat tutup ketika kasus Covid-19 sedang naik dan pemerintah menerapkan PPKM di Bali. Setelah ada kelonggaran kita buka kembali. Selama itu lebih banyak anak-anak yang sedang study tour di Bali mengunjungi Bajra Sandhi," ungkapnya kepada NusaBali, Kamis (5/5).
Lalu memasuki libur Lebaran 2022 ini pengunjung mulai berdatangan kembali. Rata-rata sejak libur Lebaran ini kunjungan di Bajra Sandhi per harinya 50 orang dan didominasi oleh wisatawan domestik yang berasal dari luar Bali. "Untuk harga tiketnya dibagi menjadi 3 tipe, yakni wisman usia dewasa Rp 50 ribu, anak-anak Rp 25 ribu. Sedangkan untuk wisdom usia dewasa Rp 25 ribu, anak-anak Rp 10 ribu. Untuk pelajar atau mahasiswa Rp 5 ribu," terang Artana Yasa.
Monumen Bajra Sandhi buka setiap hari dan dapat dikunjungi pada pukul 08.30-17.00 Wita. Beberapa spot foto tersedia di monumen ini. Seperti beberapa gapura yang ada di pintu masuk monumen, tangga menuju ruang pemantauan, diorama yang mengisahkan zaman purba di Bali, perjuangan kemerdekaan, serta ruang pemantauan yang berada di atas monumen.
Tempat ini menyediakan 33 diorama yang berdimensi 2x3 meter yang menggambarkan adegan proses masa kehidupan orang Bali yang diawali dari masa prasejarah, masa Bali kuno, masa Bali madya, dan masa perjuangan kemerdekaan.
Adegan-adegan sejarah tersebut disuguhkan dalam bentuk tiga dimensi yang dilengkapi berbagai boneka manusia, binatang, dan peralatan yang digunakan pada waktu itu. Penggambaran diorama secara tiga dimensi diharapkan akan memudahkan setiap pengunjung dari berbagai latar belakang umur dan pendidikan menangkap kisah dibaliknya.
Selain untuk monumen ini juga digunakan untuk foto prewedding, tempat pengambilan video, dan jadi tempat pilihan study tour bagi siswa luar daerah. Untuk biaya prewedding turis mancanegara dikenakan biaya sebesar Rp 1 juta per kegiatan/hari, untuk nusantara dikenakan biaya sebesar Rp 500 ribu per kegiatan/hari.
Lebih jauh dijelaskan, Monumen Bajra Sandhi didesain oleh seorang anak muda bernama Ida Bagus Gede Yadnya yang pada waktu itu statusnya masih mahasiswa jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. Yadnya berhasil memenangkan dan menjadi juara dalam sayembara pembuatan desain Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang dilakukan pada tahun 1981 dengan menyisihkan para arsitek seniornya yang ada di Bali.
Lalu pada bulan Agustus 1988 diletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan monumen. Setelah melalui berbagai hambatan dan cobaan karena terjadi depresiasi uang rupiah pada tahun 1997, akhirnya monumen ini dapat diselesaikan pada tahun 2001.
Setelah itu, pembangunan masih dilanjutkan dengan pembuatan diorama yang menggambarkan sejarah kehidupan orang Bali dari masa ke masa. Selain diorama juga dibangun pertamanan yang menambah keasrian dan kenyamanan monumen ini, yang secara keseluruhan dapat diselesaikan pada tahun 2003.
Pada tanggal 14 Juni 2003, bersamaan dengan pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-25 tahun 2003, Presiden RI Megawati Soekarnoputri meresmikan Monumen Perjuangan Rakyat Bali. *cr78
Komentar