Kelurahan Tonja Memiliki Dua Bank Sampah
Diklaim Mampu Serap 500-700 Kilogram Sampah
DENPASAR, NusaBali
Kelurahan Tonja, Denpasar Utara saat ini memiliki dua Bank Sampah yang aktif untuk menangani masalah sampah di wilayahnya.
Keduanya yakni Bank Sampah Tatasan Kaja dan Bank Sampah Tegeh Sari. Lurah Tonja Made Sunantra, Kamis (5/5) mengungkapkan, Bank Sampah ini dibentuk untuk mengurangi volume sampah di Kelurahan Tonja. Di samping itu, bank sampah ini juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, karena beberapa jenis sampah anorganik seperti plastik, kaleng dan besi bisa di daur ulang dan bisa dijual di Bank Sampah.
Bank Sampah di Kelurahan Tonja sudah ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK)Walikota Denpasar. Menurutnya, keberadaan Bank Sampah di Kelurahan Tonja tentunya sangat efektif dalam mengatasi masalah permasalahan sampah.
Khusus di Banjar Tegeh Sari ada perarem atau peraturan yang dibuat untuk pemilahan sampah. Sehingga sinergi Bank sampah dengan banjar bisa berjalan maksimal. “Dengan cara itu maka akan bisa mempercepat mengatasi permasalahan sampah,” jelasnya.
Menurutnya, mekanisme yang diterapkan di Bank Sampah adalah warga datang ke Bank Sampah dengan membawa sampah. Setelah itu ditimbang dan dicek sampahnya sesuai dengan jenisnya dicatat di buku tabungan jumlah sampah yang dibawa.
Setiap Bank Sampah ini diklaim bisa menampung 500 sampai 700 kilogram sampah setiap kegiatan atau setiap Minggu. "Sampah yang dibawa masyarakat dibayar sesuai dengan kualitas sampahnya. Seperti kardus bisa per 1 kg seharga Rp 3.000," ungkapnya.
Sementara Kepala UPT Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gde Budhita menambahkan, sesuai dengan Penetapan Walikota tahun 2022 ada sebanyak 317 bank sampah.
Secara umum sistem kerjanya ada per minggu, dua minggu dan ada sebulan sekali. “Yang menentukan adalah pengurusnya di masing-masing banjar. Karena setiap banjar biasa ada pengurusnya misalnya kelian atau yang ditunjuk menjadi ketua,” imbuhnya.
Lebih lanjut Ngurah Budhita mengatakan sebelum sampah di bawa ke Bank Sampah tentunya sudah dilakukan pemilihan sesuai dengan jenis sampahnya, seperti botol, karton, plastik dan lain sebagainya. Setelah jadwal telah ditentukan nanti Bank Sampah Induk akan mengambilnya barangnya.
Bahkan ada juga yang membawa pengepul langsung. Jadi mereka tidak setiap hari buka, dan mereka meng khusus untuk sampah yang keluar dari rumah tangga dan tidak mengambil di jalan. "Dengan adanya Bank Sampah ini juga membantu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Suwung disamping dapat menghasilkan uang," imbuhnya. *mis
Bank Sampah di Kelurahan Tonja sudah ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK)Walikota Denpasar. Menurutnya, keberadaan Bank Sampah di Kelurahan Tonja tentunya sangat efektif dalam mengatasi masalah permasalahan sampah.
Khusus di Banjar Tegeh Sari ada perarem atau peraturan yang dibuat untuk pemilahan sampah. Sehingga sinergi Bank sampah dengan banjar bisa berjalan maksimal. “Dengan cara itu maka akan bisa mempercepat mengatasi permasalahan sampah,” jelasnya.
Menurutnya, mekanisme yang diterapkan di Bank Sampah adalah warga datang ke Bank Sampah dengan membawa sampah. Setelah itu ditimbang dan dicek sampahnya sesuai dengan jenisnya dicatat di buku tabungan jumlah sampah yang dibawa.
Setiap Bank Sampah ini diklaim bisa menampung 500 sampai 700 kilogram sampah setiap kegiatan atau setiap Minggu. "Sampah yang dibawa masyarakat dibayar sesuai dengan kualitas sampahnya. Seperti kardus bisa per 1 kg seharga Rp 3.000," ungkapnya.
Sementara Kepala UPT Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gde Budhita menambahkan, sesuai dengan Penetapan Walikota tahun 2022 ada sebanyak 317 bank sampah.
Secara umum sistem kerjanya ada per minggu, dua minggu dan ada sebulan sekali. “Yang menentukan adalah pengurusnya di masing-masing banjar. Karena setiap banjar biasa ada pengurusnya misalnya kelian atau yang ditunjuk menjadi ketua,” imbuhnya.
Lebih lanjut Ngurah Budhita mengatakan sebelum sampah di bawa ke Bank Sampah tentunya sudah dilakukan pemilihan sesuai dengan jenis sampahnya, seperti botol, karton, plastik dan lain sebagainya. Setelah jadwal telah ditentukan nanti Bank Sampah Induk akan mengambilnya barangnya.
Bahkan ada juga yang membawa pengepul langsung. Jadi mereka tidak setiap hari buka, dan mereka meng khusus untuk sampah yang keluar dari rumah tangga dan tidak mengambil di jalan. "Dengan adanya Bank Sampah ini juga membantu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Suwung disamping dapat menghasilkan uang," imbuhnya. *mis
1
Komentar