Bupati Gede Dana Menginap di Rumah Warga Kurang Mampu

Bupati menginap di rumah warga sambil menyerap aspirasi masyarakat. Bupati bersama tuan rumah duduk di ampik (emperan) sambil menikmati gayas. Mereka berbincang-bincang hingga pukul 22.30 Wita. Setelah itu, Bupati Gede Dana istirahat, tidur di emperan rumah.  

Sekitar pukul 05.00 Wita, Bupati Gede Dana terjaga kemudian menghangatkan badan di depan bara api sambil memanaskan air disertai membakar ketela. Bupati bersama tuan rumah dan keluarganya menikmati kopi dan ketela. Usai minum kopi, Bupati Gede Dana menyerahkan sembako kepada pemilik rumah, diterima I Wayan Pasek didampingi istri, Ni Ketut Rai dan salah seorang anaknya, I Nyoman Yasa. Bupati Gede Dana prihatin dengan kondisi rumah Wayan Pasek yang tak layak huni.

Pemerintah berniat membantu bedah rumah, namun lahan yang ditempati Wayan Pasek milik orang lain. “Syarat dapat bedah rumah, lahan mesti milik sendiri. Dengan kondisi ini, kami mengupayakan membantu perbaikan rumah agar tidak bocor saat hujan,” kata Bupati Gede Dana. Sementara Ni Ketut Rai menceritakan dikaruniai enam anak. Hanya satu anak yang tinggal bersama, lainnya bekerja di luar daerah. Selama ini untuk biaya hidup mengandalkan pemberian dari anak-anaknya. Nyoman Yasa, sehari-hari sebagai tukang panjat kelapa, sehari mampu memanjat 35 pohon dengan upah Rp 6.000 per pohon.

Sebelumnya, Bupati Gede Dana menginap di salah satu rumah warga miskin di Banjar Purwayu, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, Sabtu 12 Juni 2021. Semasih menjabat Ketua DPRD Karangasem, Gede Dana menginap di rumah I Made Rina, warga kurang mampu di Tempek Pedalit, Banjar Pengawan, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem. *k16