Tumpang Bade Roboh Akibat Tersangkut Kabel
Anak Agung Gde Bagus Ardana merupakan saudara kandung pahlawan Kapten AA Anom Mudita. Semasa hidup, almarhum juga dikenal sebagai seniman lukis.
BANGLI, NusaBali
Jenazah tokoh Puri Agung Bangli yang juga Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Bangli Anak Agung Gde Bagus Ardana, 90, dipalebon pada Saniscara Pon Gumbreg, Sabtu (7/5) siang. Jenazah dibawa dari rumah duka di Puri Kilian Puri Agung Bangli, Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli, menuju Setra Adat Banjar Pande, Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli—yang jaraknya sekitar 1 kilometer—dengan bade tumpang sembilan. Namun ketika iring-iringan bade baru berjalan beberapa puluh meter, terjadi insiden, tumpang bade roboh akibat tersangkut kabel.
Saat kejadian tersebut jenazah masih aman dan tidak sampai ada korban luka akibat tumpang bade roboh. Sementara itu ribuan orang mengiringi prosesi palebon tokoh Puri dan Seniman AA Gde Bagus Ardana yang lahir pada 30 Desember 1931, tersebut.
Prosesi palebon diawali dengan apel upacara penghormatan secara militer, yang berlangsung di Puri Kilian sekitar pukul 11.30 Wita. Prosesi selanjutnya, jenazah ditutupi dengan bendera merah putih dinaikkan ke bade tumpang sembilan.
Dari Puri Kilian menuju setra jaraknya sekitar 1 kilometer. Ketika baru berjalan beberapa puluh meter, tumpang bade tersangkut kabel, sehingga tumpang bade jatuh.
Putra almarhum AA Ardana yakni Anak Agung Gede Putra Temaja Ardana, menjelaskan sarana upacara dalam puncak palebon ini baik berupa bade, Singa, ataupun ogoh-ogoh tingginya mencapai 7 meter setelah diusung.
Sebelumnya pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak PLN dan Telkom perihal prosesi puncak palebon pada Sabtu kemarin. Menurut Agung Temaja, dari pihak Telkom dan PLN menyambut baik permohonan dimaksud.
“Dari pihak PLN dan Telkom menyambut baik terkait apa yang kami mohonkan, dan sudah melakukan atensi. Sehingga pelaksanaan palebon bisa berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Namun demikian pihaknya tidak berkomentar banyak terkait robohnya tumpang bade tersebut. Pihak keluarga bersama krama memilih fokus dalam pelaksanaan upacara palebon.
“Kami dari pihak keluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada krama banjar di hampir seluruh Kabupaten Bangli yang telah mendukung pelaksanaan upacara ini, sehingga bisa berjalan dengan sukses dan lancar,” kata Agung Temaja.
Disampaikannya, sebelum dilaksanakan palebon telah berlangsung prosesi nyiramang pada Sukra Pahing Gumbreg, Jumat (6/5).
Agung Ardana meninggal pada 21 Februari 2022 di usia 90 tahun 52 hari. Sebelum diaben, jenazah disemayamkan di rumah duka, Puri Kilian Puri Agung Bangli.
Agung Ardana menjelaskan, rangkaian upacara palebon dipuput 12 sulinggih. Sedangkan saat upacara pelebon dipuput 6 sulinggih Budha dan sulinggih Siwa. Prosesi palebon diiringi lima barung gong. Tiga barung mengiringi tempat pembakaran berbentuk singa yang merupakan gabungan sanggar-sanggar seni di Bangli. Satu barung sekaa gong Banjar Blungbang mengiringi bade dan satu barung sekaa gong Penglipuran mengiringi ogoh-ogoh.
Krama Banjar Adat Kawan sebanyak 600 orang mengangkat bade. Krama Banjar Adat Landih dan Banjar Pengotan diperkirakan 300-an orang mengarak singa. Krama Banjar Penglipuran sekitar 200-an orang mengangkat ogoh-ogoh.
Agung Ardana merupakan saudara kandung pahlawan Kapten AA Anom Mudita. Semasa hidup, almarhum juga dikenal sebagai seniman lukis.
Almarhum merupakan putra keempat dari enam bersaudara, dari pasangan suami istri (almarhum) AA Gede Agung Anom Putra dan AA Biyang Made Rai. Selain itu merupakan anak Keempat dari enam bersaudara. Almarhum memiliki 14 orang anak dari 2 orang istri. *esa
Saat kejadian tersebut jenazah masih aman dan tidak sampai ada korban luka akibat tumpang bade roboh. Sementara itu ribuan orang mengiringi prosesi palebon tokoh Puri dan Seniman AA Gde Bagus Ardana yang lahir pada 30 Desember 1931, tersebut.
Prosesi palebon diawali dengan apel upacara penghormatan secara militer, yang berlangsung di Puri Kilian sekitar pukul 11.30 Wita. Prosesi selanjutnya, jenazah ditutupi dengan bendera merah putih dinaikkan ke bade tumpang sembilan.
Dari Puri Kilian menuju setra jaraknya sekitar 1 kilometer. Ketika baru berjalan beberapa puluh meter, tumpang bade tersangkut kabel, sehingga tumpang bade jatuh.
Putra almarhum AA Ardana yakni Anak Agung Gede Putra Temaja Ardana, menjelaskan sarana upacara dalam puncak palebon ini baik berupa bade, Singa, ataupun ogoh-ogoh tingginya mencapai 7 meter setelah diusung.
Sebelumnya pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak PLN dan Telkom perihal prosesi puncak palebon pada Sabtu kemarin. Menurut Agung Temaja, dari pihak Telkom dan PLN menyambut baik permohonan dimaksud.
“Dari pihak PLN dan Telkom menyambut baik terkait apa yang kami mohonkan, dan sudah melakukan atensi. Sehingga pelaksanaan palebon bisa berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Namun demikian pihaknya tidak berkomentar banyak terkait robohnya tumpang bade tersebut. Pihak keluarga bersama krama memilih fokus dalam pelaksanaan upacara palebon.
“Kami dari pihak keluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada krama banjar di hampir seluruh Kabupaten Bangli yang telah mendukung pelaksanaan upacara ini, sehingga bisa berjalan dengan sukses dan lancar,” kata Agung Temaja.
Disampaikannya, sebelum dilaksanakan palebon telah berlangsung prosesi nyiramang pada Sukra Pahing Gumbreg, Jumat (6/5).
Agung Ardana meninggal pada 21 Februari 2022 di usia 90 tahun 52 hari. Sebelum diaben, jenazah disemayamkan di rumah duka, Puri Kilian Puri Agung Bangli.
Agung Ardana menjelaskan, rangkaian upacara palebon dipuput 12 sulinggih. Sedangkan saat upacara pelebon dipuput 6 sulinggih Budha dan sulinggih Siwa. Prosesi palebon diiringi lima barung gong. Tiga barung mengiringi tempat pembakaran berbentuk singa yang merupakan gabungan sanggar-sanggar seni di Bangli. Satu barung sekaa gong Banjar Blungbang mengiringi bade dan satu barung sekaa gong Penglipuran mengiringi ogoh-ogoh.
Krama Banjar Adat Kawan sebanyak 600 orang mengangkat bade. Krama Banjar Adat Landih dan Banjar Pengotan diperkirakan 300-an orang mengarak singa. Krama Banjar Penglipuran sekitar 200-an orang mengangkat ogoh-ogoh.
Agung Ardana merupakan saudara kandung pahlawan Kapten AA Anom Mudita. Semasa hidup, almarhum juga dikenal sebagai seniman lukis.
Almarhum merupakan putra keempat dari enam bersaudara, dari pasangan suami istri (almarhum) AA Gede Agung Anom Putra dan AA Biyang Made Rai. Selain itu merupakan anak Keempat dari enam bersaudara. Almarhum memiliki 14 orang anak dari 2 orang istri. *esa
1
Komentar