Satuan Pendidikan Waspada Penularan Hepatitis Misterius Akut
DENPASAR, NusaBali
Setelah libur panjang serangkaian Hari Raya Idul Fitri 2022, pelajar di Denpasar kembali ke sekolah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).
Belum kendor kewaspadaan terhadap Covid-19, pihak satuan pendidikan kini harus mewaspadai pula penularan penyakit hepatitis akut yang telah dilaporkan merenggut 3 korban jiwa anak-anak di Jakarta pada April lalu.
Meski sejauh ini belum ada laporan adanya penularan penyakit tersebut di Bali, namun pihak sekolah telah mempersiapkan tindakan preventif. Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar Anak Agung Gede Wiratama, menuturkan pihaknya telah menyampaikan kepada satuan pendidikan di wilayahnya untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Apalagi pasca libur panjang, mobilitas tinggi siswa harus juga diwaspadai pada penyebaran penyakit termasuk hepatitis misterius akut. “Kami mengimbau satuan pendidikan agar protokol kesehatan dijaga, siswa jangan sampai belanja di luar,” ujar Agung Wiratama, Minggu (8/5).
Dia menambahkan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penularan penyakit hepatitis misterius tidak jauh berbeda dengan prokes Covid-19. Semua pihak diharapkan tidak kendor prokes. “Pada surat edaran PTM yang kami keluarkan semuanya sudah tercantum,” tambah Agung Wiratama.
Dijelaskannya, Disdikpora juga terus berkomunikasi dengan pihak Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Denpasar terkait perkembangan kabar penyakit hepatitis yang dicurigai menyerang usia anak-anak tersebut.
Pihaknya bersama-sama Dinas Kesehatan juga sudah mengantisipasi kemungkinan terburuk jika ada siswa yang nantinya menunjukkan gejala yang dicurigai sebagai penyakit hepatitis misterius. “Kami isolasi atau bagaimana nanti Dinas Kesehatan yang lebih tahu. Kami akan koordinasikan dengan Dinas Kesehatan,” imbuh Agung Wiratama.
Dia mengungkapkan, pasca libur sebagian siswa sudah harus menghadapi ujian sekolah. Untuk kelas 6 SD, misalnya, dijadwalkan mengikuti ujian sekolah yang menentukan kelulusan mereka ke jenjang SMP. Sementara siswa SMP juga akan mengikuti ulangan umum. Lain halnya dengan murid PAUD/TK yang sudah menjalani ujian.
“Prokes tetap kita utamakan karena besok ujian anak-anak wajib datang ke sekolah, tidak bisa ditunda jadwalnya karena ujian,” ucap Agung Wiratama.
Sementara itu, mencermati menyeruaknya kabar soal penyakit hepatitis misterius akut yang menyerang anak-anak, Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali mengimbau seluruh pihak untuk tidak mengendorkan kewaspadaan terhadap kemungkinan penyebaran berbagai penyakit, terutama yang dapat menyerang anak-anak.
“KPPAD Bali mengimbau agar pihak sekolah, orangtua, dan anak-anak tetap mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah berbagai bentuk virus, baik Covid-19, atau berkaitan dengan penyakit menular lainnya,” ujar Ketua KPPAD Bali Ni Luh Gede Yastini.
Dia menerangkan pihaknya tidak akan lepas tangan untuk ikut mengawasi keselamatan anak-anak dari ancaman penyakit dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
“Tentu akan kami koordinasikan juga dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan agar dilakukan langkah-langkah preventif, supaya anak-anak terhindar dari ancaman penyakit dan gangguan kesehatan lainnya,” tandas Luh Yastini.
Adanya laporan mengenai hepatitis misterius akut memang tidak bisa diabaikan. Setelah adanya kabar 3 anak meninggal akibat penyakit tersebut di Jakarta bulan lalu, pada Sabtu (7/5), juga dilaporkan seorang anak perempuan usia 7 tahun di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, meninggal dunia diduga akibat penyakit hepatitis yang penyebab pastinya belum diketahui. *cr78
Komentar