Bupati Agus Mahayastra 'Tantang' Giri Prasta Tandingi Pameran Bonsai Gianyar
Dari Pembukaan Pameran Nasional Bonsai dan Adenium HUT ke-251 Kota Gianyar
Menurut Bupati Mahayastra, pameran bonsai ini tak hanya menjalankan hobi, tapi juga bisa memutar perekonomian di Bali, mendongkrak kunjungan wisatawan.
GIANYAR, NusaBali
Pameran Nasional Bonsai dan Adenium yang diselenggarakan Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Gianyar serangkaian HUT ke-251 Kota Gianyar dibuka pada, Selasa (10/5) sore pukul 15.30 Wita di Alun-alun Kota Gianyar. Menariknya Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra tampak hadir bersama Bupati Badung Nyoman Giri Prasta. Bupati Giri Prasta hadir sebagai penghobi bonsai sekaligus Penasehat Bali Adenium Dewata (Baladewa).
Dalam sambutannya Bupati Mahayastra 'menantang' Giri Prasta untuk menandingi pameran bonsai yang digelarnya di Alun-alun Kota Gianyar. Dengan bangga, Mahayastra menyebut pameran bonsai Gianyar jadi terkenal berkat usahanya mengubah wajah kota Gianyar selama hampir 4 tahun menjabat.
Kata Mahayastra, dulu orang ke Gianyar cuma cari babi guling. Tidak ada kesan. Sehingga pejabat asal Payangan ini bercita-cita harus mengubah ini. "Astungkara hampir 4 tahun ini, Gianyar sudah menjadi kota yang cantik, asri. Lapangannya bagus, Bupatinya yang buat. Jadi pameran ini terkenal karena Bupatinya. Dulu pameran (di Lapangan Astina, Red) ndak ada bedanya dengan tempat lain. Sekarang naik grade. Kayaknya sudah mengalahkan (pameran bonsai) Badung," sentilnya. Mahayastra pun mendorong agar Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta membuat pameran bonsai tandingan di Puspem Badung.
Sementara itu lanjut Mahayastra, pameran bonsai ini bukan semata-mata menjalankan hobi. Menurutnya, pameran ini sudah bisa memutar perekonomian di Bali, mendongkrak kunjungan wisatawan. Tidak hanya menginap, lebih dari itu wisatawan juga makan dan berbelanja. "Saya sudah minta Prof Ramanta (Pengamat Ekonomi Prof Dr I Wayan Ramantha SE MM Ak CPA) untuk mengkaji bagaimana dampak dari transaksi di sini. Saya kira tinggi sekali bisa miliaran," ungkapnya.
Mahayastra juga mengaku bangga karena pameran di Gianyar ditunggu-tunggu. "Yang mau tampil di sini persiapannya bisa 6 bulan sampai setahun. Sebab, kalau sudah pegang sertifikat pernah tampil di sini, sekarang harganya Rp 50 juta dan tahun depan bisa Rp 100 juta. Ndak main-main," ujarnya. Satu lagi yang membuatnya bangga adalah peserta pameran bonsai yang membeludak. Mahayastra melihat penghobi bonsai saat ini sudah beragam dari seluruh lapisan masyarakat.
"Kalau dulu bonsai identik hanya milik ‘sultan’, sekarang dari semua kalangan ada di sini," ujarnya. Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta mengakui bahwa konsep pameran bonsai di Alun-alun Kota Gianyar membuatnya termotivasi. "Jadi Gianyar memang jadi motivasi bagi Giri Prasta untuk melaksanakan di Kabupaten Badung yang lebih dari ini. Paling tidak sama kan. Yang pertama tadi sudah beliau bilang, dipinjamkan tempat ini dulu meja-mejanya. Kalau tempat di Badung, luar biasa bagus sekali tinggal berproses buat meja-meja ini," tegas pejabat asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung ini.
Sebagai pecinta tanaman, khususnya bonsai adenium Giri Prasta mengatakan manusia bisa berkomunikasi dengan tanaman. "Cuman tidak bicara, bathin kita mengetahui kalau misalkan dia agak sedikit layu, artinya dia minta pupuk sama air. Dan kalau dia mau menyuburkan diri, dia gugurkan daun. Cara kita memperlakukan tanaman, apalagi yang ada nilai ekonomisnya bisa dikatakan bonsai ini istri kedua," ungkapnya.
Diketahui Bupati Giri Prasta juga mengikutsertakan beberapa koleksi bonsainya di kelas madya, utama, dan bintang. Bahkan dirinya sempat mengaku tertarik dengan beberapa pohon dan masih berkoordinasi dengan panitia atau pemilik. “Ada beberapa yang saya tertarik, tinggal kita koordinasikan dengan panitia dan pemilik. Kalau cocok harga kita angkut,” tegasnya. Saat pembukaan kemarin, Bupati Mahayastra bersama Giri berkeliling melihat ribuan Bonsai yang dipamerkan. Mulai dari jenis adenium, sempat menancapkan tanda bintang pada adenium yang dianggap bagus.
Sementara meski belum memecahkan rekor MURI dengan pohon terbanyak dalam kontes Bonsai sebanyak 1.111 di Sanur Village Festival, Ketua Panitia Pamnas PPBI Gianyar, I Wayan Artana mengungkapkan mendatangkan lebih dari 1.000 bonsai sudah sangat luar biasa.
“Melebihi seribu pohon sudah luar biasa, walau belum memecahkan rekor MURI. Sekarang totalnya 1.059 pohon ikut berpartisipasi dalam pameran. Mudah-mudahan tahun depan kita pecahkan rekor MURI,” harapnya bersemangat.
Dalam Pamnas Bonsai Gianyar ini, pohon Sentigi Manohara milik Nyoman Jonson mendapatkan gelar ‘Best in Show’ atau terbaik dalam pameran tahun ini. Predikat ‘Terbaik di Kelasnya’ atau best in class juga menjadi perbincangan menarik dalam pamnas kali ini, di mana di kelas bintang best in class dipegang pohon Kimeng milik Sutha Dwija, di kelas utama ada pohon Sentigi milik Perbekel Punggul dan di kelas Pratama diraih Sancang milik Putra Eror. Pameran Nasional Bonsai Gianyar 2022 ini akan berlangsung hingga 14 Mei nanti. *nvi
Dalam sambutannya Bupati Mahayastra 'menantang' Giri Prasta untuk menandingi pameran bonsai yang digelarnya di Alun-alun Kota Gianyar. Dengan bangga, Mahayastra menyebut pameran bonsai Gianyar jadi terkenal berkat usahanya mengubah wajah kota Gianyar selama hampir 4 tahun menjabat.
Kata Mahayastra, dulu orang ke Gianyar cuma cari babi guling. Tidak ada kesan. Sehingga pejabat asal Payangan ini bercita-cita harus mengubah ini. "Astungkara hampir 4 tahun ini, Gianyar sudah menjadi kota yang cantik, asri. Lapangannya bagus, Bupatinya yang buat. Jadi pameran ini terkenal karena Bupatinya. Dulu pameran (di Lapangan Astina, Red) ndak ada bedanya dengan tempat lain. Sekarang naik grade. Kayaknya sudah mengalahkan (pameran bonsai) Badung," sentilnya. Mahayastra pun mendorong agar Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta membuat pameran bonsai tandingan di Puspem Badung.
Sementara itu lanjut Mahayastra, pameran bonsai ini bukan semata-mata menjalankan hobi. Menurutnya, pameran ini sudah bisa memutar perekonomian di Bali, mendongkrak kunjungan wisatawan. Tidak hanya menginap, lebih dari itu wisatawan juga makan dan berbelanja. "Saya sudah minta Prof Ramanta (Pengamat Ekonomi Prof Dr I Wayan Ramantha SE MM Ak CPA) untuk mengkaji bagaimana dampak dari transaksi di sini. Saya kira tinggi sekali bisa miliaran," ungkapnya.
Mahayastra juga mengaku bangga karena pameran di Gianyar ditunggu-tunggu. "Yang mau tampil di sini persiapannya bisa 6 bulan sampai setahun. Sebab, kalau sudah pegang sertifikat pernah tampil di sini, sekarang harganya Rp 50 juta dan tahun depan bisa Rp 100 juta. Ndak main-main," ujarnya. Satu lagi yang membuatnya bangga adalah peserta pameran bonsai yang membeludak. Mahayastra melihat penghobi bonsai saat ini sudah beragam dari seluruh lapisan masyarakat.
"Kalau dulu bonsai identik hanya milik ‘sultan’, sekarang dari semua kalangan ada di sini," ujarnya. Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta mengakui bahwa konsep pameran bonsai di Alun-alun Kota Gianyar membuatnya termotivasi. "Jadi Gianyar memang jadi motivasi bagi Giri Prasta untuk melaksanakan di Kabupaten Badung yang lebih dari ini. Paling tidak sama kan. Yang pertama tadi sudah beliau bilang, dipinjamkan tempat ini dulu meja-mejanya. Kalau tempat di Badung, luar biasa bagus sekali tinggal berproses buat meja-meja ini," tegas pejabat asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung ini.
Sebagai pecinta tanaman, khususnya bonsai adenium Giri Prasta mengatakan manusia bisa berkomunikasi dengan tanaman. "Cuman tidak bicara, bathin kita mengetahui kalau misalkan dia agak sedikit layu, artinya dia minta pupuk sama air. Dan kalau dia mau menyuburkan diri, dia gugurkan daun. Cara kita memperlakukan tanaman, apalagi yang ada nilai ekonomisnya bisa dikatakan bonsai ini istri kedua," ungkapnya.
Diketahui Bupati Giri Prasta juga mengikutsertakan beberapa koleksi bonsainya di kelas madya, utama, dan bintang. Bahkan dirinya sempat mengaku tertarik dengan beberapa pohon dan masih berkoordinasi dengan panitia atau pemilik. “Ada beberapa yang saya tertarik, tinggal kita koordinasikan dengan panitia dan pemilik. Kalau cocok harga kita angkut,” tegasnya. Saat pembukaan kemarin, Bupati Mahayastra bersama Giri berkeliling melihat ribuan Bonsai yang dipamerkan. Mulai dari jenis adenium, sempat menancapkan tanda bintang pada adenium yang dianggap bagus.
Sementara meski belum memecahkan rekor MURI dengan pohon terbanyak dalam kontes Bonsai sebanyak 1.111 di Sanur Village Festival, Ketua Panitia Pamnas PPBI Gianyar, I Wayan Artana mengungkapkan mendatangkan lebih dari 1.000 bonsai sudah sangat luar biasa.
“Melebihi seribu pohon sudah luar biasa, walau belum memecahkan rekor MURI. Sekarang totalnya 1.059 pohon ikut berpartisipasi dalam pameran. Mudah-mudahan tahun depan kita pecahkan rekor MURI,” harapnya bersemangat.
Dalam Pamnas Bonsai Gianyar ini, pohon Sentigi Manohara milik Nyoman Jonson mendapatkan gelar ‘Best in Show’ atau terbaik dalam pameran tahun ini. Predikat ‘Terbaik di Kelasnya’ atau best in class juga menjadi perbincangan menarik dalam pamnas kali ini, di mana di kelas bintang best in class dipegang pohon Kimeng milik Sutha Dwija, di kelas utama ada pohon Sentigi milik Perbekel Punggul dan di kelas Pratama diraih Sancang milik Putra Eror. Pameran Nasional Bonsai Gianyar 2022 ini akan berlangsung hingga 14 Mei nanti. *nvi
1
Komentar