Serapan Gabah 'Bima Juara' Mentok 10 Persen
Pasar umun tidak begitu banyak menyerap beras, karena keterbatasan KUD dalam membeli gabah petani.
SEMARAPURA, NusaBali
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, menggelar monitoring dan evaluasi KUD Jaya Werdhi Takmung, di Kecamatan Banjarangkan, dan KUD Panca Satya di Kecamatan Dawan, Klungkung, terkait inovasi Bima Juara (Beli Mahal Jual Murah), Selasa (10/5). Bupati Suwirta mengakui, selama 7 tahun program ini berjalan, serapan gabah dari petani untuk jadi beras, masih mentok rata-rata 10 persen, tidak ada kenaikan.
Dari hasil pengamatannya, Bupati Suwirta menilai kementokan serapan gabah rata-rata hanya 10 persen itu karena pasar. "Pasar penjualan beras ini masih cenderung ke PNS saja. Pasar umun tidak begitu banyak menyerap beras, karena keterbatasan KUD dalam membeli gabah petani," ujar Bupati Suwirta.
Setelah ditelusuri, KUD yang diberikan peran untuk inovasi ‘Bima Juara’ ini harus bisa melihat peluang. Managemen KUD harus berani mengambil terobosan ekspansi dengan pinjaman untuk menyiapkan infrastruktur pendukung kegiatan. "Sehingga peran KUD (dalam inovasi ini) bisa optimal," ujar Bupati Suwirta.
Lebih lanjut teknologi juga harus dimasukkan, jelas Suwirta, supaya terjadi percepatan serapan gabah, sehingga petani bisa menikmati harga gabah yang lebih baik. "Kami akan rapatkan kembali untuk meningkatan serapan gabah ini, paling tidak 50 persen dari gabah yang ada bisa diambil oleh KUD, biar sesuai dengan haparan inovasi Bima Juara ini," kata Bupati Suwirta.
Bupati juga meminta kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk berperan dalam penyaluran beras ini. Sehingga KUD mendapatkan order lebih banyak dan bisa melakukan gebrakan-gebrakan yang lebih banyak. Kalau inovasi ini berjalan dengan baik, maka ketiga komponen akan berjalan dengan baik yakni, petani mendapatkan harga jual gabah yang lebih tinggi, KUD bermain di volume usaha, dan masyarakat mendapatkan beras dengan harga murah.
Seperti diketahui, program inovatif Pemkab Klungkung yakni Bima Juara masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2018. Selanjutnya, tiga program inovatif Pemkab Klungkung tembus nominasi Top Inovasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD Tahun 2021. Ketiga program inovatif tersebut yakni Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Gema Santi, Datangi Obati dan Rawat Kesehatan Masyarakat (Dorkesmas), serta Uyah Kusamba. *wan
Dari hasil pengamatannya, Bupati Suwirta menilai kementokan serapan gabah rata-rata hanya 10 persen itu karena pasar. "Pasar penjualan beras ini masih cenderung ke PNS saja. Pasar umun tidak begitu banyak menyerap beras, karena keterbatasan KUD dalam membeli gabah petani," ujar Bupati Suwirta.
Setelah ditelusuri, KUD yang diberikan peran untuk inovasi ‘Bima Juara’ ini harus bisa melihat peluang. Managemen KUD harus berani mengambil terobosan ekspansi dengan pinjaman untuk menyiapkan infrastruktur pendukung kegiatan. "Sehingga peran KUD (dalam inovasi ini) bisa optimal," ujar Bupati Suwirta.
Lebih lanjut teknologi juga harus dimasukkan, jelas Suwirta, supaya terjadi percepatan serapan gabah, sehingga petani bisa menikmati harga gabah yang lebih baik. "Kami akan rapatkan kembali untuk meningkatan serapan gabah ini, paling tidak 50 persen dari gabah yang ada bisa diambil oleh KUD, biar sesuai dengan haparan inovasi Bima Juara ini," kata Bupati Suwirta.
Bupati juga meminta kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk berperan dalam penyaluran beras ini. Sehingga KUD mendapatkan order lebih banyak dan bisa melakukan gebrakan-gebrakan yang lebih banyak. Kalau inovasi ini berjalan dengan baik, maka ketiga komponen akan berjalan dengan baik yakni, petani mendapatkan harga jual gabah yang lebih tinggi, KUD bermain di volume usaha, dan masyarakat mendapatkan beras dengan harga murah.
Seperti diketahui, program inovatif Pemkab Klungkung yakni Bima Juara masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2018. Selanjutnya, tiga program inovatif Pemkab Klungkung tembus nominasi Top Inovasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD Tahun 2021. Ketiga program inovatif tersebut yakni Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Gema Santi, Datangi Obati dan Rawat Kesehatan Masyarakat (Dorkesmas), serta Uyah Kusamba. *wan
1
Komentar