Belum Ditemukan Kasus PMK di Tabanan, Peternak Diminta Waspada
TABANAN, NusaBali
Kabupaten Tabanan saat ini tengah waspada terhadap penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
Penyakit menular yang sudah merebak di Jawa Timur ini mengancam hewan ternak sapi, babi, domba, kambing, kerbau hingga rusa. Dinas Pertanian Tabanan pun sudah diminta untuk mengingatkan peternak dan pelaku usaha bidang peternakan agar meningkatkan biosafety dan biosecurity.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Tabanan Gde Eka Parta Ariana, mengatakan daerah sudah diminta oleh Pemprov Bali mewaspadai wabah PMK yang merebak di Jawa Timur. Seluruh peternak diminta untuk meningkatkan kebersihan hewan dan kandang ternak. “Kami sudah diminta mewaspadai penyebaran PMK ini agar tak terjadi di Tabanan,” kata Parta Ariana, Selasa (10/5).
Kata dia, di Tabanan memang belum ditemukan kasus dimaksud. Untuk itu seluruh peternak ataupun pelaku usaha di bidang pengolahan daging dan petugas kesehatan hewan segera melakukan pencegahan dini. “Kalaupun nanti ada pengusaha dan peternak yang menemukan ciri-ciri wabah PMK di ternaknya, segera mengkarantina agar tak menular ke hewan lain,” pinta Parta Ariana.
Adapun ciri-ciri PMK yang saat ini tengah menyebar di Jawa Timur itu adalah salah satunya hewan demam tinggi, hipersalivasi dan berbusa. Muncul luka lepuh di lidah dan di mukosa rongga mulut. Kemudian hewan mengalami pincang, luka pada kaki dan terjadi lepas kuku pada beberapa ekor sapi. Tidak mau makan, gemetar atau sulit berdiri, dan bernapas dengan cepat.
Parta Ariana mengungkapkan jumlah populasi sapi dan babi di Tabanan cukup tinggi. Dari data yang dihimpun, sapi baik jantan maupun betina mencapai 54.024 ekor, babi 22.681 ekor, kambing 1.752 ekor serta kerbau mencapai 59 ekor. “Cukup banyak juga populasi hewan ternak kita. Untuk itu populasi ini jangan sampai terserah wabah,” katanya.
Dia menambahkan untuk meningkatkan langkah biosecurity sebagai upaya pencegahan wabah PMK, seluruh wilayah masing-masing serentak bergerak melaksanakan deteksi dini dan pelaporan cepat melalui iSIKHNas (Integrated Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional). “Di sini yang terpenting meningkatkan pengawasan lalu lintas hewan ternak rentan membawa penyakit dari wilayah yang tertular,” tandas Parta Ariana. *des
1
Komentar