Kasus DBD Melonjak di Karangasem
Seorang Anak di Desa Bungaya Dilaporkan Meninggal Dunia
Kadiskes Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama mengakui kasus DBD meningkat belakangan ini, sejak Januari hingga April saja tercatat 170 kasus.
AMLAPURA, NusaBali
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat tajam di Kabupaten Karangasem pada tahun 2022 ini. Data pada tahun 2021, kasus DBD di Karangasem sebanyak 185 kasus, sementara pada tahun 2022 sejak Januari hingga awal Mei sudah tembus 285 kasus. Bahkan kasus DBD di Karangasem telah menelan satu korban jiwa. Seorang siswa kelas V SDN 3 Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem, I Kadek Sudiastika,10, asal Banjar Timbul, Desa Bungaya, Kecamatan Karangasem meninggal di RS BaliMed, Jalan Nenas Amlapura diduga akibat DBD, Rabu (11/5) pukul 05.30 Wita.
Kakek korban meninggal, I Wayan Laga menceritakan keluarga tidak menyadari jika I Kadek Sudiastika terjangkit DBD. Awalnya kakak korban, yakni Ni Luh Nita Astiti Dewi, 12, siswi kelas VII SMPN 4 Bebandem yang menjalani perawatan karena demam berdarah. Memang sebelumnya sempat demam, tapi turun setelah diberikan obat penurun panas. Karena tidak menyadari bahwa sang anak terjangkit DBD, pihak keluarga pun mengajak Kadek Sudiastika menjenguk kakaknya yang tengah menjalani perawatan medis di RS Balimed.
Mengingat korban juga ikut menengok sang kakak, kemudian dicek kesehatannya. Pada Senin (9/5) pagi mulanya kondisi Kadek Sudiastika normal, namun setelah kembali dicek sore harinya maka ketahuan positif demam berdarah, sehingga sejak Senin lalu pukul 16.00 Wita kakak dan adik ini menjalani perawatan ditunggui kedua orangtuanya I Wayan Juena dan Ni Kadek Geria.
Kondisi Kadek Sudiastika ternyata semakin parah, darahnya kental, menyebabkan sulit dimasukkan infus, disertai kondisi tubuhnya menurun dan trombositnya turun drastis. Selanjutnya Kadek Sudiastika, dinyatakan meninggal pada, Rabu pagi pukul 05.30 Wita setelah sempat dibawa ke ICU. Pihak keluarga lalu berkoordinasi ke Desa Adat Bungaya sehubungan Ida Bhatara masih nyejer terkait Karya Ngenteg Linggih lan Nubung Daging, maka diputuskan menggelar upacara makingsan ring pertiwi di Setra Desa Adat Bungaya pada Anggara Pon Warigadean, Selasa (17/5) mendatang.
Tokoh Masyarakat Banjar Desa, Desa Bungaya, I Made Wirta yang sempat melayat di rumah duka, Rabu kemarin mengatakan di Desa Bungaya tercatat sebanyak 15 warga kena demam berdarah yang tersebar di empat banjar, yakni Banjar Timbul, Banjar Beji, Banjar Darma Karya dan Banjar Desa. "Sudah dilaporkan dan telah pula petugas Dinas Kesehatan lakukan fogging," ujar Made Wirta yang anggota DPRD Karangasem ini.
Sementara Kadis Kesehatan Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama mengakui kasus demam berdarah sejak musim hujan belakangan meningkat. Sejak Januari hingga April saja, tercatat 170 kasus, sementara hingga awal Mei ini sebanyak 285 kasus.
Cara mencegah terjadinya demam berdarah hanya dengan 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas. Sedapat mungkin agar benar-benar aman dari gigitan nyamuk penyebab demam berdarah, hindari gigitan nyamuk, tidur menggunakan kelambu dan menyalakan obat nyamuk. Mengenai pentingnya melakukan fogging di daerah rawan demam berdarah, Kadiskes Gusti Bagus Putra Pertama, mengatakan telah melakukannya sesuai laporan dari masyarakat.
"Sudah kami lakukan fogging agar gigitan nyamuk tidak meluas, sehingga kasus demam berdarah bisa diminimalkan," jelasnya. Sementara data kasus terbaru DBD di Karangasem pada Januari hingga awal Mei sebanyak 285 kasus. Rincinnya pada bulan Januari sebanyak 59 kasus, Februari sebanyak 57 kasus, Maret sebanyak 68 kasus, April sebanyak 62 kasus, dan Mei sebanyak 39 kasus. Tercatat sebanyak 22 pasien DBD kini masih dirawat di rumah sakit. Kasus tahun ini meningkat cukup tajam jika dibandingkan tahun 2021 lalu yang hanya 185 kasus. *k16
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat tajam di Kabupaten Karangasem pada tahun 2022 ini. Data pada tahun 2021, kasus DBD di Karangasem sebanyak 185 kasus, sementara pada tahun 2022 sejak Januari hingga awal Mei sudah tembus 285 kasus. Bahkan kasus DBD di Karangasem telah menelan satu korban jiwa. Seorang siswa kelas V SDN 3 Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem, I Kadek Sudiastika,10, asal Banjar Timbul, Desa Bungaya, Kecamatan Karangasem meninggal di RS BaliMed, Jalan Nenas Amlapura diduga akibat DBD, Rabu (11/5) pukul 05.30 Wita.
Kakek korban meninggal, I Wayan Laga menceritakan keluarga tidak menyadari jika I Kadek Sudiastika terjangkit DBD. Awalnya kakak korban, yakni Ni Luh Nita Astiti Dewi, 12, siswi kelas VII SMPN 4 Bebandem yang menjalani perawatan karena demam berdarah. Memang sebelumnya sempat demam, tapi turun setelah diberikan obat penurun panas. Karena tidak menyadari bahwa sang anak terjangkit DBD, pihak keluarga pun mengajak Kadek Sudiastika menjenguk kakaknya yang tengah menjalani perawatan medis di RS Balimed.
Mengingat korban juga ikut menengok sang kakak, kemudian dicek kesehatannya. Pada Senin (9/5) pagi mulanya kondisi Kadek Sudiastika normal, namun setelah kembali dicek sore harinya maka ketahuan positif demam berdarah, sehingga sejak Senin lalu pukul 16.00 Wita kakak dan adik ini menjalani perawatan ditunggui kedua orangtuanya I Wayan Juena dan Ni Kadek Geria.
Kondisi Kadek Sudiastika ternyata semakin parah, darahnya kental, menyebabkan sulit dimasukkan infus, disertai kondisi tubuhnya menurun dan trombositnya turun drastis. Selanjutnya Kadek Sudiastika, dinyatakan meninggal pada, Rabu pagi pukul 05.30 Wita setelah sempat dibawa ke ICU. Pihak keluarga lalu berkoordinasi ke Desa Adat Bungaya sehubungan Ida Bhatara masih nyejer terkait Karya Ngenteg Linggih lan Nubung Daging, maka diputuskan menggelar upacara makingsan ring pertiwi di Setra Desa Adat Bungaya pada Anggara Pon Warigadean, Selasa (17/5) mendatang.
Tokoh Masyarakat Banjar Desa, Desa Bungaya, I Made Wirta yang sempat melayat di rumah duka, Rabu kemarin mengatakan di Desa Bungaya tercatat sebanyak 15 warga kena demam berdarah yang tersebar di empat banjar, yakni Banjar Timbul, Banjar Beji, Banjar Darma Karya dan Banjar Desa. "Sudah dilaporkan dan telah pula petugas Dinas Kesehatan lakukan fogging," ujar Made Wirta yang anggota DPRD Karangasem ini.
Sementara Kadis Kesehatan Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama mengakui kasus demam berdarah sejak musim hujan belakangan meningkat. Sejak Januari hingga April saja, tercatat 170 kasus, sementara hingga awal Mei ini sebanyak 285 kasus.
Cara mencegah terjadinya demam berdarah hanya dengan 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas. Sedapat mungkin agar benar-benar aman dari gigitan nyamuk penyebab demam berdarah, hindari gigitan nyamuk, tidur menggunakan kelambu dan menyalakan obat nyamuk. Mengenai pentingnya melakukan fogging di daerah rawan demam berdarah, Kadiskes Gusti Bagus Putra Pertama, mengatakan telah melakukannya sesuai laporan dari masyarakat.
"Sudah kami lakukan fogging agar gigitan nyamuk tidak meluas, sehingga kasus demam berdarah bisa diminimalkan," jelasnya. Sementara data kasus terbaru DBD di Karangasem pada Januari hingga awal Mei sebanyak 285 kasus. Rincinnya pada bulan Januari sebanyak 59 kasus, Februari sebanyak 57 kasus, Maret sebanyak 68 kasus, April sebanyak 62 kasus, dan Mei sebanyak 39 kasus. Tercatat sebanyak 22 pasien DBD kini masih dirawat di rumah sakit. Kasus tahun ini meningkat cukup tajam jika dibandingkan tahun 2021 lalu yang hanya 185 kasus. *k16
Komentar