Dua Remaja Terlibat Perkelahian
Gara-gara Saling Serempet di Jalan
Polisi telah memanggil kedua belah pihak yang terlibat perkelahian untuk dilakukan mediasi.
SINGARAJA, NusaBali
Kasus perkelahian antar remaja kembali terjadi di Buleleng. Kali ini dua orang remaja asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng, terlibat perkelahian di parkiran sebuah toko baju di Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt. Perkelahian itu diduga dipicu saling serempet di jalan. Belakangan polisi mediasi kasus perkelahian tersebut secara kekeluargaan dan berakhir damai.
Informasi yang dihimpun, dua orang remaja yang terlibat perkelahian masing-masing berinisial PE, 14, dan GBT, 17. Perkelahian antar remaja itu sempat terekam dalam video berdurasi sekitar 21 detik dan viral di media sosial. Dalam video itu, tampak seorang remaja memukul bagian kepala lawannya berulang kali hingga tersungkur.
Aksi baku pukul itu sejatinya disaksikan oleh sejumlah orang. Namun bukannya melerai, warga justru asyik menyaksikan perkelahian tersebut, dan merekamnya hingga videonya viral di media sosial.
Menurut informasi, perkelahian ini terjadi karena saling tersinggung. Mulanya, PE dan GBT tiba secara bersamaan di toko pakaian itu. PE kala itu membonceng seorang rekannya. Demikian dengan GBT, datang bersama dengan seorang rekannya. Setibanya di toko pakaian itu, PE merasa dirinya hendak diserempet oleh GBT. PE pun merasa tersinggung, namun ia masuk ke dalam toko pakaian itu untuk membeli baju.
Setelah membeli baju, PE kemudian kembali ke parkiran. Saat kembali ke parkiran itu, GBT juga merasa teringgung lantaran dirinya dipandang dengan sinis oleh PE. PE sempat menanyakan asal GBT dengan bahasa yang dirasa cukup kasar. Sehingga terjadilah cekcok, hingga berujung pada baku hantam.
Kapolsek Seririt, AKP Made Suwandra, dikonfirmasi Kamis (12/5) membenarkan kejadian perkelahian anak remaja di bawah umur yang masih bersekolah tersebut. Kata AKP Suwandra, perkelahian itu dipicu permasalahan saling serempet di jalan sehingga terjadi adu mulut dan berujung pemukulan.
Menurut AKP Suwandra, pihaknya telah memanggil kedua belah pihak yang terlibat perkelahian untuk dilakukan mediasi pada Kamis, di Kantor Desa Patemon. Mediasi juga melibatkan Perbekel Desa Patemon, I Ketut Winaya serta orang tua masing-masing remaja yang terlibat perkelahian. Setelah dilakukan pertemuan, kedua belah pihak tersebut bersepakat untuk berdamai.
"Kami sudah melakukan pemanggilan pihak yang terlibat serta orang tuanya dengan didampingi Perbekel dan aparat desa setempat. Dan atas permintaan dari orang tua pihak yang terlibat, Perbekel, dan aparat desa, permasalahan ini bisa dimediasi di Kantor Desa Patemon," jelas AKP Suwandra.
"Masing-masing pihak yang terlibat dan keluarganya kami lakukan upaya mediasi. Hasilnya, kedua pihak tanpa ada tekanan dari pihak manapun sepakat menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan. Kedua belah pihak sudah menandatangani pernyataan damai. Atas kejadian ini kami juga melakukan pembinaan," tandas AKP Suwandra.*mz
Informasi yang dihimpun, dua orang remaja yang terlibat perkelahian masing-masing berinisial PE, 14, dan GBT, 17. Perkelahian antar remaja itu sempat terekam dalam video berdurasi sekitar 21 detik dan viral di media sosial. Dalam video itu, tampak seorang remaja memukul bagian kepala lawannya berulang kali hingga tersungkur.
Aksi baku pukul itu sejatinya disaksikan oleh sejumlah orang. Namun bukannya melerai, warga justru asyik menyaksikan perkelahian tersebut, dan merekamnya hingga videonya viral di media sosial.
Menurut informasi, perkelahian ini terjadi karena saling tersinggung. Mulanya, PE dan GBT tiba secara bersamaan di toko pakaian itu. PE kala itu membonceng seorang rekannya. Demikian dengan GBT, datang bersama dengan seorang rekannya. Setibanya di toko pakaian itu, PE merasa dirinya hendak diserempet oleh GBT. PE pun merasa tersinggung, namun ia masuk ke dalam toko pakaian itu untuk membeli baju.
Setelah membeli baju, PE kemudian kembali ke parkiran. Saat kembali ke parkiran itu, GBT juga merasa teringgung lantaran dirinya dipandang dengan sinis oleh PE. PE sempat menanyakan asal GBT dengan bahasa yang dirasa cukup kasar. Sehingga terjadilah cekcok, hingga berujung pada baku hantam.
Kapolsek Seririt, AKP Made Suwandra, dikonfirmasi Kamis (12/5) membenarkan kejadian perkelahian anak remaja di bawah umur yang masih bersekolah tersebut. Kata AKP Suwandra, perkelahian itu dipicu permasalahan saling serempet di jalan sehingga terjadi adu mulut dan berujung pemukulan.
Menurut AKP Suwandra, pihaknya telah memanggil kedua belah pihak yang terlibat perkelahian untuk dilakukan mediasi pada Kamis, di Kantor Desa Patemon. Mediasi juga melibatkan Perbekel Desa Patemon, I Ketut Winaya serta orang tua masing-masing remaja yang terlibat perkelahian. Setelah dilakukan pertemuan, kedua belah pihak tersebut bersepakat untuk berdamai.
"Kami sudah melakukan pemanggilan pihak yang terlibat serta orang tuanya dengan didampingi Perbekel dan aparat desa setempat. Dan atas permintaan dari orang tua pihak yang terlibat, Perbekel, dan aparat desa, permasalahan ini bisa dimediasi di Kantor Desa Patemon," jelas AKP Suwandra.
"Masing-masing pihak yang terlibat dan keluarganya kami lakukan upaya mediasi. Hasilnya, kedua pihak tanpa ada tekanan dari pihak manapun sepakat menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan. Kedua belah pihak sudah menandatangani pernyataan damai. Atas kejadian ini kami juga melakukan pembinaan," tandas AKP Suwandra.*mz
1
Komentar