Disbudpar Matangkan SDM Pengelola Desa Wisata

Para pengelola desa wisata itu mendapat pelatihan tentang pengelolaan dengan mempertahankan identitas (branding), ikon, dan potensi di Hotel Ashyana Candidasa, Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Kamis (12/5). Pelatihan bagi pengelola desa wisata ini dibuka Kadisbudpar, I Wayan Astika.

Astika mengatakan, pengelola desa wisata juga penting melakukan studi banding untuk membuka wawasan. “Tujuan pelatihan untuk mematangkan kemampuan mengelola objek wisata, manajemen agar semakin profesional. Potensi desa wisata berbeda-beda, wajib dipertahankan sebagai daya pikat wisatawan,” jelas Astika. Berupaya mencari segmen pasar sesuai potensi yang dimiliki, penting menyusun strategi menanamkan citra desa wisata, membangun identitas berupa logo, nama, ikon, slogan, tagline, dan lain-lain. Sehingga objek punya ciri khas bisa dibedakan dengan objek lain. “Jangan meniru potensi yang ada di objek lain,” pinta Astika.

Astika mengatakan sangat penting menjalani kemitraan dengan pelaku pariwisata seperti PHRI, ASITA, dan pengelola fasilitas pariwisata. Kemitraan itu bagian terpenting untuk promosi. Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa juga mengingatkan dalam hal penguatan manajemen, semuanya mesti profesional. Menyongsong kedatangan wisatawan asing, semua pengelola objek wisata mesti berbenah termasuk pengelola desa wisata. Karangasem telah menetapkan 32 desa wisata. Dari jumlah itu termasuk enam desa wisata yang baru ditetapkan jadi desa wisata sesuai SK Bupati Nomor 205/HK/2022.

Delapan pengelola desa wisata yang diikutkan dalam pelatihan peningkatan SDM yakni Desa Wisata Pesaban Kecamatan Rendang, Desa Wisata Jasri Kecamatan Karangasem, Desa Wisata Dukuh Penaban Kecamatan Karangasem, Desa Wisata Sangkan Gunung Kecamatan Sidemen, Desa Wisata Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen, Desa Wisata Jungutan Kecamatan Bebandem, Desa Wisata Budakeling Kecamatan Bebandem, dan Desa Wisata Duda Timur Kecamatan Selat. *k16