Catur Brata Penyepian Cuma 2 Jam karena Upacara Usaba Saat Nyepi
Upacara Usaba Dalem dilaksanakan Desa Pakraman Gumung, Kecamatan Manggis, Karangasem 2 tahun sekali saat rahina Kajeng pertama pasca Tilem Kasanga.
Desa Pakraman Gumung Layangkan Surat Permakluman Soal Nyepi ke Kantor Camat Manggis
AMLAPURA, NusaBali
Satu lagi desa adat di wilayah Kabupaten Karangasem yang menggelar upacara Usaba bertepatan dengan perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1939 pada 28 Maret 2017 mendatang. Selain Desa Pakraman Bungaya (Kecamatan Bebandem), krama Desa Pakraman Gumung (Kecamatan Manggis) juga menggelar upacara Usaba Dalem saat Nyepi, Selasa (28/3) mendatang. Karena hanya bisa melaksanakan Catur Brata Penyepian selama 2 jam, pihak Desa Pakraman Gumung pun layangkan surat permakluyman ke Kantor Camat Manggis.
Upacara Usaba Dalem bertepatan hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939 nanti akan di-laksanakan krama Desa Pakraman Gumung di Pura Dalem. Berbeda dengan karya Usaba di desa-desa lainnya, upacara Usaba Dalem di Pura Dalem Desa Pakraman Gumung di-laksanakan 2 tahun sekali saat tahun ganjil. Pelaksanaannya adalah saat rahina Kajeng pertama pasca Tilem Kasanga.
Rahina Kajeng pertama pasca Tilem Kasanga tahun 2017 ini kebetulan jatuh pada Anggara Paing Sungsang, Selasa, 28 Maret 2017 nanti. Karena itu, karya Usaba Dalem di Pura Dalem Desa Pakraman Gumung, Kecamatan Manggis jatuh tepat saat umat sedharma melakanakan Catur Brata Penyepian.
Menurut Bendesa Pakraman Gumung, I Nengah Kari, ini untuk kedua kalinya dalam kurun 6 tahun terakir karya Usaba Dalem dilaksanakan bertepatan dengan Nyepi Tahun Baru Saka. Peristiwa terakhir sebelumnya terjadi saat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka pada 2011 silam.
“Karena dilaksanakan dua tahun sekali saat Kajeng setelah Tilem Kasanga, maka karya Usaba Dalem sangat mungkin jatuh bertepatan dengan perayaan Nyepi,” ungkap Bendesa Nengah Kari saat ditemuik NusaBali di kediamannya di Desa Pakraman Gumung, Jumat (17/3).
Bendesa Nengah Kari menyebutkan, sehubungan pelaksanaan karya Usaba di Pura Dalem Desa Pakraman Gumung yang bersamaan hari dengan Nyepi nanti, maka pihaknya sudah melayangkan surat pemakluman ke Kantor Camat Manggis, Karangasem. Pasalnya, karya Usaba Dalem tetap harus digelar, sehingga pelalsanaan Catur Brata Penyepian di Desa Pakraman Gumung tidak bisa dilakukan sebagaimana mestinya selama 24 jam.
Menurut Nengah Kari, seluruh krama Desa Pakraman Gumung yang mencapai 215 kepala keluarga (KK) nantinya sibuk melakukan persiapan menata banten terkait karya Usaba di Pura Dalem saat Nyepi. Sejak pagi hingga petang pukul 18.00 Wita, krama setempat diberi kesempatan melalukan persembahyangan di Pura Dalem. Di sela-sela persembahyangan itu, krama juga diberi kesempatan jika ada yang ingin melakukan ritual naur sesangi (bayar kaul).
Setelah persembahyangan diututup petang pukul 18.00 Wita, krama nantinya ada waktu selama 3 jam untuk beristirahat. Namun, malamnya tepat pukul 21.00 Wita, seluruh 215 KK krama wajib berkumpul lagi di Pura Dalem. Kali ini, mereka wajib hadir buat menyembelih hewan kurban berpa sapi, untuk keperluan upacara Pecaruan terkait Usaba di Pura Dalem.
Sedangkan puncak upacara Pecaruan serangkaian karya Usaba di Ppura Dalem di-laksanakan mulai tengah malam pukul 24.00 Wita hingga Rabu (29/3) dinihari pukul 04.00 Wita. Prosesi Pecaruan dipuput Pamangku Pura Dalem, Jro Mangku Merta.
Itu artinya, krama Desa Pakraman Gumung nantinya hanya melaksanakan Catur Brata Penyepian selama 2 jam, Rabu dinihari pukul 04.00 Wita hingga pagi pukul 06.00 Wita. Sedangkan di desa lainnya se-Bali, pelaksanaan Catur Brata Penyepian dilakukan selama 24 jam sejak Selasa pagi pukul 06.00 Wita hingga Rabu pagi pukul 06.00 Wita.
Nengah Kari memaparkan, meski tidak melaksanakan Catur Brata Penyepian sehungguan karya Usaba digelar bertepatan Nyepi Tahun Baru Saka 1939, namun krama Desa Pakraman Gumung berusaha tidak gaduh. Salah satunya, krama setempat dilarang mengendarai sepeda motor. Mereka wajib berjalan kaki dari rumah menuju Pura Dalem atau sebaliknya yang berjarak sekitar 400 meter. “Tapi, selama melakukan aktivitas di Pura Dalem, tetap menyalakan lampu dan menghidupkan api untuk memasak di pewaregan (dapur),” jelas Nengah Kari.
Menurut Nengah Kari, ada sejumlah pantangan dalam upacara Usaba di Pura Dalem Desa Pakraman Gumung. Di antaranya, jaja untuk persembahan pantang menggunakan gula, memasaknya tidak dengan cara dikukus. Jaja mesti dikemas dalam bentuk jaja bantal, memasaknya dengan cara nepeng (memasak dengan diaduk di dalam panci). “Sedangkan warna jaja bantal yang diperbolehkan hanya putih dan kuning,’ katanya.
Desa Pakraman Gumung, Kecamatan Manggis bukanlah satu-satunya desa adat di wilayah Karangasem yang menggelar karya Usaba bertepatan perayaan Nyepi Tahun Baru Saka, 28 Maret 2017 nanti. Karya serupa saat Nyepi juga dilaksanakan Desa Pakraman Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
Saat Nyepi nanti, krama Desa Pakraman Bungaya harus melaksanakan upacara Usaba Dalem di Pura Dalem. Menurut Kelian Kerta Desa Pakraman Bungaya, I Gede Krisna Adi Widana, krama setempat masih melaksanakan Nyepi Tahun Baru Saka sebagaimana layaknya umat Hindu di Bali, namun upacara Usaba Dalem tetap berjalan. Teknisnya, saat Nyepi nanti upacara Usaba Dalem dilaksanakan malam hari mulai pukul 19.00 Wita.
Karena berlangsung saat Nyepi, upacara Usaba Dalem di Pura Dalem pun dilaksanakan dalam suasana gelap. “Seluruh krama harus jalan kaki dari rumah menuju Pura Dalem, tidak boleh ada lalulalang kendaraan. Kami juga tidak mengeluarkan bunyi-bunyian berupa suara kulkul dan genta di Pura Dalem” unglap Gede Krisna Adi Widana kepada NusaBali, Selasa (14/3) lalu.* k16
1
Komentar