Perusda Masih Rendah Serap Hasil Panen Padi Petani
TABANAN, NusaBali
Perusahaan Daerah Dharma Santhika (PDDS) Kabupaten Tabanan tak bisa menyerap banyak hasil panen petani setempat.
Padahal dari luasan sawah 16 hektare bisa menghasilkan padi sebanyak 80.000 ton sekali panen. Namun PDDS baru bisa menyerap hanya 250 ton atau setara dengan 3 persen.
Penyebab rendahnya serapan ini karena berbagai faktor. Salah satunya karena saingan harga hingga belum luasnya pemasaran. Mengatasi hal itu, di tahun 2022 ini PDDS tengah mencari peluang untuk bisa menambahkan pasar agar bisa lebih banyak menyerap hasil panen.
Manajer Marketing PDDS Tabanan I Wayan Nonok Aryasa, Senin (16/5), menerangkan PDDS di tahun 2022 ini sedang berusaha untuk memperluas pasar. Pihaknya telah penjajakan untuk menjalin kerjasama.
Kata dia, banyak faktor penyebab PDDS belum bisa menyerap hasil panen petani di Tabanan. Selain memang baru mampu memasarkan sebanyak 250 ton, PDDS masih kalah di persaingan pasar. Ini karena kualitas beras Tabanan kelas premium sementara dalam penjualan produk beras, PDDS membeli produk dulu kemudian baru dijual. Sehingga harga beras per kilogram jatuhnya lebih mahal. “Jadi kita kalah di harga, karena dalam produksi kita membeli dulu, kemudian baru dijual. Sudah tangan kedua kita,” papar Aryasa.
Kendati demikian, PDDS terus berusaha untuk memperluas pemasaran. Selain gencar melakukan promosi produk dengan menggemakan branding beras Tabanan, penjajakan kerjasama ke bidang pariwisata juga gencar dilakukan.
Sebab saat ini, PDDS sudah bekerjasama dengan sejumlah hotel bintang lima di Bali dengan serapan beras per bulan mencapai 15 ton. “Harga beras yang kami jual Rp 10.400 per kilogram, karena memang kualitas beras Tabanan kelas premium sehingga kita kalah di harga. Tetapi kita tetap berusaha gencar melakukan promosi,” tegas Aryasa.
Direktur PDDS Tabanan Kompyang Gede Pasek Wedha menambahkan, untuk memperluas pasar, saat ini pihaknya sedang berusaha membangun branding beras Tabanan. Pihaknya terus akan berkoordinasi dengan tempat penyosohan beras agar menghasilkan beras yang berkualitas. “Kita tengah usaha membangun branding, kita akan perkuat dulu, sebab beras kita (Tabanan) adalah beras kelas premium kalau dimasak nasinya itu ‘nyangluh’ (pulen),” katanya.
Sementara di sisi lain, untuk menjaga kualitas beras dari sisi pengawasan, rutin akan melakukan sidak ke tempat penyosohan beras yang diajak bekerjasama. Intinya di sini dalam memasarkan produk, dipastikan PDDS akan menjual produk hasil panen petani Tabanan utamanya beras. “Agar beras yang dibeli tak dari daerah lain, dalam pengemasan produk di penyosohan beras bila perlu kita akan tunggu sampai pengiriman bahwa yang dikemas adalah beras hasil panen petani Tabanan,” tandas Pasek Wedha. *des
Komentar