Warning Sungai Watch: KTT G-20 di Bali Terancam Dinodai Sampah Plastik
MANGUPURA, NusaBali.com – Founder Sungai Watch Gary Bencheghib mengingatkan gelaran KTT G-20 di Bali sudah bisa ‘bebas’ dari sampah plastik. Pasalnya, hingga saat ini timbulan sampah plastik masih cukup banyak ditemukan di sungai dan perairan Pulau Dewata.
“Bisa jadi saat KTT G-20 mendatang (November 2022) masih jorok. Tapi mudah-mudahan lebih baik, dan ini perlu keseriusan bersama semua pihak dalam menghadapi sampah plastik,” kata aktivis lingkungan yang pindah ke Bali dari Paris sejak usia 8 tahun ini.
Seperti yang dilakukan pada Sabtu (14/5/2022), Sungai Watch berkolaborasi dengan IKEA Indonesia bergandengan melakukan pembersihan sungai di daerah Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Bahkan terlihat juga kolaborasi bersama komunitas peselancar.
“Aktivitas river clean up yang kami lakukan hari ini adalah bentuk nyata dari langkah kecil kami untuk mendukung lingkungan yang berkelanjutan. Sampah plastik yang ada di sungai akan berdampak buruk pada laut, maka dari itu kami memilih untuk membersihkan sungai yang merupakan jalur utama sampah plastik sebelum menuju ke laut,” kata Country Marketing Manager, Dyah Fitrisally.
Kolaborasi ini pun disambut atusias Sungai Watch, karena memiliki pengaruh baik kepada lingkungan dan daerah yang berada di sekitar sungai. “Pada akhirnya, kegiatan ini dapat ikut menjaga kebersihan laut karena telah mencegah sampah di sungai mengalir ke laut. Kami mengapresiasi komitmen IKEA Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan bersama Sungai Watch,” kata Co-Founder Sungai Watch, Kelly Bencheghib.
Sementara itu atlet peselancar internasional Indonesia, Dhea Natasya, mengatakan senang dapat menjadi bagian dari aktivitas untuk lingkungan hidup ini. “Saya percaya aktivitas hari ini akan memberi pengaruh baik untuk masyarakat, khususnya teman-teman peselancar sehingga kami bisa melakukan aktivitas surfing dengan keadaan laut yang lebih bersih.”
Di sisi lain Garry mengakui jika aksi bersih-bersih sungai saja tidak cukup. Disebutkan oleh Garry bahwa masalah sebenarnya ada pada hulu. Faktor ini lah yang disebut oleh Garry yang bisa mencegah sampah plastik lolos ke sungai atau laut. “Semua desa harus punya tempat pembuangan sampah. Selain itu edukasi soal sampah plastik perlu digencarkan,” kata Garry yang pernah menyusuri Sungai Citarum di Jawa Barat ini.
Garry juga mengingatkan sisi law enforcement yang harus ditegakkan dalam hal menghadapi sampah plastik. Di sisi lain ia mengakui bahwa sampah plastik yang ada di wilayah Bali bukan semata-mata dari Bali.
“Banyak merek-merk luar Bali. Karena itu kami juga melakukan sosialisasi hingga Banyuwangi dan Jember,” terang Garry. “Total dari jumlah sampah plastik yang dikumpulkan Sungai Watch, ada 220.000 produk sampah plastik semua merk. Banyak brand-brand dari luar Bali,” sorot aktivis lingkungan yang pernah diundang bertemu Presiden Joko Widodo pada 2018 ini.
1
Komentar