DPP Inventarisasi Mantan Bupati, Kader Senior Sebut Blunder
Sugawa Korry : Tidak Ada Instruksi untuk Pendekatan
DENPASAR,NusaBali
“Hanya sebuah data tokoh-tokoh, tetapi kami tidak ada diinstruksikan melakukan pendekatan kepada para tokoh dan mantan bupati ini”
Pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Golkar Bidang Penggalangan Strategi Erwin Aksa Mahmud, bahwa Golkar melakukan inventarisasi tokoh-tokoh partai, mantan bupati hingga bupati aktif sebagai calon legislatif, dinilai blunder oleh beberapa kader senior Golkar Bali.
“Inventarisasi nama-nama tokoh partai di luar Partai Golkar mengesankan Golkar Bali krisis kader untuk maju ke DPR RI. Apalagi ada bupati yang masih aktif dari PDI Perjuangan juga disebutkan masuk inventaris calon. Ini blunder. Ditertawakan partai lain kita. Bisa jadi bumerang,” ujar salah satu kader senior Golkar, kepada NusaBali, Jumat (20/5) kemarin.
Bupati hingga mantan bupati yang diinventarisasi menurut data yang diungkap Erwin Aksa saat pelatihan ‘Semeton Airlangga Hartarto’ di Wantilan DPD I Golkar Bali, Selasa (17/5) lalu adalah Nyoman Giri Prasta (Bupati Badung periode 2015-2020 dan 2020-2024), Made Gianyar (Bupati Bangli periode 2010-2015 dan 2015-2020). Kemudian ada Putu Bagiada (Bupati Buleleng 2002-2007 dan 2007-2012)
Kemudian ada tokoh di luar Golkar, yakni Ida Bagus Oka Gunastawa Ketua DPW NasDem Bali yang kini fungsionaris DPP NasDem. Nama Oka Gunastawa tercantum dengan data lengkap berupa perolehan suara sebagai caleg DPR RI di Pileg 2019. Kemudian ada juga Ni Putu Tutik Kusumawardhani, caleg DPR RI dari Partai Demokrat. Dalam data Golkar, Tutik disebutkan juga sebagai Ketua Wanita Tani Indonesia (WTI) Provinsi Bali periode 2021-2026. Perolehan suara Tutik saat caleg DPR RI dari Demokrat pada Pileg 2019 juga dicantumkan. “Ini data baru para tokoh. Sementara Golkar Bali punya banyak kader mumpuni yang bisa maju ke DPR RI, kenapa kesannya melirik orang luar. Pernyataan DPP soal inventarisasi mantan bupati ini menjadi pertanyaan besar di lingkaran kader,” tandas kader senior Golkar Bali.
Atas kondisi ini, Ketua DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry yang dikonfirmasi NusaBali mengatakan pernyataan Wakil Ketua Umum Erwin Aksa soal inventarisasi nama-nama mantan bupati dan tokoh lainnya hanya sebuah data suara pada Pileg 2019. “Hanya sebuah data tokoh-tokoh, tetapi kami tidak ada diinstruksikan melakukan pendekatan kepada para tokoh dan mantan bupati ini,” ujar Sugawa Korry di sela-sela jumpa pers Wacana Koalisi Partai Golkar di Pilpres 2024, di Kantor DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati Nomr 9 Denpasar, Jumat (20/5) siang.
Menurut Sugawa Korry, daftar fungsionaris sekaligus bakal calon DPR RI dapil (daerah pemilihan) Bali untuk Pileg 2024 sudah siap. Mereka semuanya para kader senior Golkar yang dipasang. “Jadi sekali lagi, pernyataan Pak Erwin Aksa hanya sebuah data pada Pileg 2019, bukan perintah untuk melakukan pendekatan dan lobi kepada para tokoh itu,” tegas politisi senior Golkar yang juga Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Kata Sugawa Korry, Partai Golkar saat ini tengah menghadapi Pemilu 2024. Sehingga data yang diungkapkan Waketum Golkar Erwin Aksa tidak merupakan sebuah gerakan untuk merekrut tokoh di luar Golkar sebagai caleg 2024. “Karena di Golkar ada mekanismenya. Yang kita hadapi ini Pemilu 2024,” tegas mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali ini. *nat
Komentar