Peternak Mulai Kesulitan Bibit Kambing
Dampak Serangan Penyakit Mulut dan Kuku di Luar
Pembatasan pasokan Kambing dari Jawa juga membuat harga Kambing naik signifikan di pasar lokal.
SEMARAPURA, NusaBali
Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak di sejumlah daerah di Indonesia, ternyata berdampak ke Bali. Para peternak Kambing di Klungkung, misalnya, mulai kesulitan mendapatkan bibit Kambing dari luar daerah.
Kesulitan itu karena ada kebijakan pemerintah yakni pembatasan mendatangkan ternak seperti Sapi, Kambing dan Babi dari luar Bali. Kebijakan ini untuk mengantisipasi PMK merebak ke Bali.
Menurut salah seorang peternak asal Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung, Anak Agung Oka, selama ini usaha penggemukan Kambingnya dimulai dengan mendatangkan bibit Kambing dari Jawa Timur. Namun dalam beberapa hari ini, tidak ada pasokan bibit atau Kambing muda dari Jawa. "Kondisi ini membuat saya kewalahan, dan terpaksa juga membatasi penjualan Kambing," kata Agung Oka, Jumat (20/5).
Padahal sebelumnya, Agung Oka mengirim Kambing pedaging ke Bangli dan Gianyar, untuk pedagang sate atau gule. "Kalau kondisinya seperti ini terus, saya tidak akan bisa jual Kambing lagi," imbuhnya.
Kini hanya ada 50 ekor Kambinig di kandangnya. Biasanya dia menyediakan stok sekitar 200 ekor kambing untuk memenuhi kebutuhan daging di Klungkung dan sekitar. Bahkan, Agung Oka sampai membeli Kambing secara online, karena sulitnya mencari Kambing ke luar Bali. "Namun foto Kambing di media online tak sama kenyataan. Di foto gemuk, tapi pas dibawa ke Kandang, Kambingnya kurus-kurus," ungkap Agung Oka.
Kata dia, pembatasan pasokan Kambing dari Jawa juga membuat harga Kambing naik signifikan di pasar lokal. Harga Kambing kini Rp 1,8 juta per ekor dari harga sebelumnya, Rp 1,5 juta per ekor. Terlepas dari persoalan tersebut, Agung Oka memastikan tidak ada ternaknya yang sampai terkena PMK. "Semua kondisinya sehat," kata Agung Oka.
Kepala Dinas Pertanian Klungkung IB Juanida, mengatakan untuk mengantisipasi penyebaran PMK, petugasnya di lapangan telah mengecek kesehatan hewan ke sejumlah kelompok ternak. Namun, sampai saat ini kasus PMK belum ditemukan di Klungkung. "Mudah - mudahan tidak terjadi di Klungkung," kata Juanida.
Ada berbagai cara untuk mencegah terjangkitnya PMK pada sapi di antaranya mengontrol akses masyarakat terhadap ternak dan peralatan. Kemudian mengontrol penggabungan hewan baru ke dalam kawanan ternak. Apabila ditemukan kasus PMK pada agar segera melaporkan. "PMK tidak menular ke manusia," kata Juanida.*wan
Kesulitan itu karena ada kebijakan pemerintah yakni pembatasan mendatangkan ternak seperti Sapi, Kambing dan Babi dari luar Bali. Kebijakan ini untuk mengantisipasi PMK merebak ke Bali.
Menurut salah seorang peternak asal Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung, Anak Agung Oka, selama ini usaha penggemukan Kambingnya dimulai dengan mendatangkan bibit Kambing dari Jawa Timur. Namun dalam beberapa hari ini, tidak ada pasokan bibit atau Kambing muda dari Jawa. "Kondisi ini membuat saya kewalahan, dan terpaksa juga membatasi penjualan Kambing," kata Agung Oka, Jumat (20/5).
Padahal sebelumnya, Agung Oka mengirim Kambing pedaging ke Bangli dan Gianyar, untuk pedagang sate atau gule. "Kalau kondisinya seperti ini terus, saya tidak akan bisa jual Kambing lagi," imbuhnya.
Kini hanya ada 50 ekor Kambinig di kandangnya. Biasanya dia menyediakan stok sekitar 200 ekor kambing untuk memenuhi kebutuhan daging di Klungkung dan sekitar. Bahkan, Agung Oka sampai membeli Kambing secara online, karena sulitnya mencari Kambing ke luar Bali. "Namun foto Kambing di media online tak sama kenyataan. Di foto gemuk, tapi pas dibawa ke Kandang, Kambingnya kurus-kurus," ungkap Agung Oka.
Kata dia, pembatasan pasokan Kambing dari Jawa juga membuat harga Kambing naik signifikan di pasar lokal. Harga Kambing kini Rp 1,8 juta per ekor dari harga sebelumnya, Rp 1,5 juta per ekor. Terlepas dari persoalan tersebut, Agung Oka memastikan tidak ada ternaknya yang sampai terkena PMK. "Semua kondisinya sehat," kata Agung Oka.
Kepala Dinas Pertanian Klungkung IB Juanida, mengatakan untuk mengantisipasi penyebaran PMK, petugasnya di lapangan telah mengecek kesehatan hewan ke sejumlah kelompok ternak. Namun, sampai saat ini kasus PMK belum ditemukan di Klungkung. "Mudah - mudahan tidak terjadi di Klungkung," kata Juanida.
Ada berbagai cara untuk mencegah terjangkitnya PMK pada sapi di antaranya mengontrol akses masyarakat terhadap ternak dan peralatan. Kemudian mengontrol penggabungan hewan baru ke dalam kawanan ternak. Apabila ditemukan kasus PMK pada agar segera melaporkan. "PMK tidak menular ke manusia," kata Juanida.*wan
1
Komentar