TPAKD Buat Gerakan Menabung Sampah
Target setahun 200 nasabah, terealisasi 10.021 nasabah.
BANGLI, NusaBali
Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Bangli
siapkan dua program unggulan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Bangli.
Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Bangli
siapkan dua program unggulan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Bangli.
Program yang diluncurkan yakni gerakan menabung sampah dan program KUR investasi untuk petani bawang merah. Gerakan menabung sampah bekerja sama dengan BNI dan Pegadaian. Sementara untuk KUR investasi, petani bisa dapatkan pinjaman hingga Rp 500 juta.
Kabag Ekonomi Setda Bangli, Dwi Wahyuni, menjelaskan TPAKD merupakan forum koordinasi antar instansi. TPAKD memberikan literasi kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan lembaga keuangan untuk mengakses permodalan. Program unggulan yang sudah diluncurkan TPAKD Bangli adalah gerakan menabung sampah. Program ini sudah diikuti puluhan desa dan kelompok di Bangli. TPAKD mendorong pembentukan bank sampah di setiap desa. Bank sampah bekerja sama dengan Bank BNI. Setiap sampah yang disetor langsung masuk ke tabungan BNI. “Bank sampah juga bekerja sama dengan Pegadaian lewat program sampah menjadi emas,” ujar Dwi Wahyuni, Jumat (20/5).
Dwi Wahyuni mengklaim target yang ditetapkan sudah terealisasi. Sosialisasi terus digencarkan. Harapannya, desa yang belum membentuk bank sampah bisa segera membentuk bank sampah. “Target setahun 200 nasabah sudah terlewati. Sekarang sudah 10.021 nasabah,” ungkap Dwi Wahyuni. Sementara program KUR investasi untuk petani bawang merah menyasar kawasan Kintamani Timur yang merupakan penghasil bawang merah. KUR untuk modal petani bawang merah bisa dibelikan alat-alat pertanian seperti pompa, traktor, dan lainnya. Bisa juga untuk beli obat-obatan. “Program ini menggandeng BPD Bali. Petani bisa mendapatkan KUR hingga Rp 500 juta,” jelas Dwi Wahyuni. *esa
Dwi Wahyuni mengklaim target yang ditetapkan sudah terealisasi. Sosialisasi terus digencarkan. Harapannya, desa yang belum membentuk bank sampah bisa segera membentuk bank sampah. “Target setahun 200 nasabah sudah terlewati. Sekarang sudah 10.021 nasabah,” ungkap Dwi Wahyuni. Sementara program KUR investasi untuk petani bawang merah menyasar kawasan Kintamani Timur yang merupakan penghasil bawang merah. KUR untuk modal petani bawang merah bisa dibelikan alat-alat pertanian seperti pompa, traktor, dan lainnya. Bisa juga untuk beli obat-obatan. “Program ini menggandeng BPD Bali. Petani bisa mendapatkan KUR hingga Rp 500 juta,” jelas Dwi Wahyuni. *esa
Komentar