Terampil Buat Togog, Dipercaya sebagai Koordinator Perajin Kabupaten Badung
I Gede Dodi Yoga, Perbekel Desa Sedang, Abiansemal, Badung
MANGUPURA, NusaBali
Perbekel Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Badung, I Gede Dodi Yoga, 45, adalah kepala desa yang terampil membuat togog atau patung kayu. Sebelum dipilih oleh masyarakat Desa Sedang sebagai perbekel, Gede Dodi bekerja sebagai perajin patung.
Dia meyakini ketrampilan membuat togog merupakan factor keturunan dari kakeknya yang seorang seniman patung. Setamat SMPN 2 Abiansemal, putra tunggal I Gede Taman dan Ni Wayan Lodri ini memilih melanjutkan di Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMIK) di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar.
Gede Dodi memilih jurusan seni ukir di SMIK Batubulan. Saat sekolah, dia bersama 8 teman lainnya terpilih ikut bekerja di lapangan. Dia merasakan pengalaman ikut dalam pembangunan pura di Kotabaru, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat. Gede Dodi dan kawan-kawan bekerja sebagai tukang ukir selama 40 hari. Suami Ni Made Parwati ini menamatkan pendidikan di SMIK tahun 1997. “Angkatan kami almuni terakhir dengan masa belajar 4 tahun,” kenang Gede Dodi saat dijumpai di rumahnya, Banjar Sedang Kelod, Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Badung, Sabtu (21/5).
Setelah tahun 1997, masa belajar di SMIK Batubulan menjadi 3 tahun. Tamat SMIK Batubulan, Gede Dodi Yoga menekuni kerajinan patung kayu. Patung kayu yang dia geluti adalah patung kayu kakek dengan sangkar ayamnya. Patung yang umumnya berbahan kayu suar tersebut dirintis para seniman dari Desa Sedang, merupakan kerajinan ikon dari Desa Sedang.
Pada tahun 2021, Gede Dodi merintis usaha dengan mendirikan UD Sedana Yoga. Selain patung kayu, juga membuat plakat lambang daerah kabupaten/kota di Bali untuk cenderamata. Di antaranya plakat Kabupaten Badung dan Provinsi Bali. Aktivitasnya dalam kerajinan patung menjadikannya dipercaya sebagai koordinator perajin Kabupaten Badung. Di tengah-tengah kesibukannya menekuni bisnis kerajinan ukiran kayu, Gede Dodi mendapat kepercayaan memimpin Desa Sedang. Terpilih sebagai Perbekel Desa Sedang pada 26 Februari 2021. “Ini namanya amanah dan tanggung jawab,” ujar ayah tiga anak ini. Gede Dodi berupaya mewujudkan cita-cita para pendahulunya. Dia pun mengharapkan dukungan semua pihak. “Apalah artinya seorang pemimpin tanpa dukungan para panglingsir,” tegas ayah Ni Luh Putu Riristya Dewi ini. Visi misinya, mewujudkan Desa Sedang menjadi desa wisata berbasis pertanian. Menurutnya, pertanian merupakan potensi dominan di Desa Sedang. Hampir 72 persen dari luas wilayah Desa Sedang merupakan lahan pertanian. “Bersama Desa Adat Sedang, kami ingin sektor pertanian bertahan,” kata Gede Dodi. Caranya, pararem tidak membolehkan pembebasan lahan sawah untuk dikavling, pembuatan pemukiman atau non pertanian.
Perjuangan lainnya yakni penanganan sampah sesuai Pergub 47/2019 tentang penyelesaian sampah berbasis sumber. “Sampah yang kami hasilkan harus kami selesaikan sendiri,” tutur kelahiran 12 Oktober 1977 ini. Saat ini, Pemerintah Desa Sedang sedang berproses mewujudkan tempat pengolahan sampah (TPS). Pembangunan TPS bekerja sama dengan Desa Adat Sedang. Lahanmilik Desa Adat Sedang, pembangunannya oleh Pemerintah Desa Sedang. *k17
1
Komentar