Kejari Bidik Dugaan Penyelewengan Dana
Nasabah LPD Bakas Sulit Tarik Tabungan
Kondisi LPD tengah dihadapi persoalan akibat dampak pandemi Covid-19 hingga banyak kredit macet.
SEMARAPURA, NusaBali
Kejaksaan Negeri (Kejari) Klungkung kini tengah membidik kasus dugaan penyelewengan dana Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Adat Bakas, Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Kasus ini mencuat karena ada laporan oleh warga selaku nasabah LPD Desa Adat Bakas, sekitar seminggu lalu.
Nasabah LPD tersebut kesulitan menarik dana tabungan di LPD. ‘’Masyarakat menduga ada yang tidak beres dalam pengelolaan keuangan LPD Bakas," ujar Kasi Intel Kejari Klungkung, Erfandy Kurnia Rachman, Minggu (22/5).
Berdasarkan laporan tersebut, pihaknya mulai menyelidiki dugaan penyelewengan dana LPD itu. "Kami baru tahap klarifikasi," imbih Erfandy.
Penyelidikan awal dilakukan dengan meminta keterangan beberapa pengurus LPD Bakas dan sejumlah nasabah. Mereka ditanya seputar aktivitas simpan-pinjam di LPD, hingga nasabah kesulitan untuk menarik dananya. Namun, Erfandy belum bisa membeberkan siapa saja pengurus LPD setempat yang sudah dimintai keterangan.
Demikian juga unsur pidana apa yang masuk dalam dugaan kasus ini. Dia juga belum menyampaikan berapa dana nasabah yang sulit cair hingga memicu laporan itu. "Masalah ini masih kami dalami," ujar Erfandy.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua LPD Bakas I Made Suerka mengaku belum mengetahui terkait laporan tersebut. Karena sejauh ini dirinya belum ada diminta klarifikasi oleh pihak kejaksaan, seputar dugaan persoalan penyalahgunaan dana LPD Bakas. "Saya belum ada dimintai keterangan," ujar Suerka.
Namun, Suerka tidak menampik kondisi LPD tengah dihadapi persoalan akibat dampak pandemi Covid-19 hingga banyak kredit macet. Sebaliknya banyak nasabah yang menarik uang. Untuk itu petugas LPD saat ini juga sedang berusaha untuk terus mengejar kredit masyarakat yang pembayarannya sempat macet selama pandemi.
Jelas dia, situasi tersebut sudah terjadi sejak enam bulan terakhir. Namun, setelah dikejar nasabah yang sempat kesulitan dalam pembayaran kredit, hasilnya segera dibawa ke tabungan. "LPD Bakas tetap beroperasi dan kami berusaha agar keuangan bisa kembali normal," kata Suerka.
Kata dia, LPD Bakas sudah diaudit oleh auditor independen dari desa. Namun, hasilnya belum keluar. Di samping itu, desa adat juga sudah membuat tim secara khusus menangani kredit macet ini. "Kami berharap agar secara bertahap bisa menyelesaikan persoalan ini," ujar Suerka. *wan
Nasabah LPD tersebut kesulitan menarik dana tabungan di LPD. ‘’Masyarakat menduga ada yang tidak beres dalam pengelolaan keuangan LPD Bakas," ujar Kasi Intel Kejari Klungkung, Erfandy Kurnia Rachman, Minggu (22/5).
Berdasarkan laporan tersebut, pihaknya mulai menyelidiki dugaan penyelewengan dana LPD itu. "Kami baru tahap klarifikasi," imbih Erfandy.
Penyelidikan awal dilakukan dengan meminta keterangan beberapa pengurus LPD Bakas dan sejumlah nasabah. Mereka ditanya seputar aktivitas simpan-pinjam di LPD, hingga nasabah kesulitan untuk menarik dananya. Namun, Erfandy belum bisa membeberkan siapa saja pengurus LPD setempat yang sudah dimintai keterangan.
Demikian juga unsur pidana apa yang masuk dalam dugaan kasus ini. Dia juga belum menyampaikan berapa dana nasabah yang sulit cair hingga memicu laporan itu. "Masalah ini masih kami dalami," ujar Erfandy.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua LPD Bakas I Made Suerka mengaku belum mengetahui terkait laporan tersebut. Karena sejauh ini dirinya belum ada diminta klarifikasi oleh pihak kejaksaan, seputar dugaan persoalan penyalahgunaan dana LPD Bakas. "Saya belum ada dimintai keterangan," ujar Suerka.
Namun, Suerka tidak menampik kondisi LPD tengah dihadapi persoalan akibat dampak pandemi Covid-19 hingga banyak kredit macet. Sebaliknya banyak nasabah yang menarik uang. Untuk itu petugas LPD saat ini juga sedang berusaha untuk terus mengejar kredit masyarakat yang pembayarannya sempat macet selama pandemi.
Jelas dia, situasi tersebut sudah terjadi sejak enam bulan terakhir. Namun, setelah dikejar nasabah yang sempat kesulitan dalam pembayaran kredit, hasilnya segera dibawa ke tabungan. "LPD Bakas tetap beroperasi dan kami berusaha agar keuangan bisa kembali normal," kata Suerka.
Kata dia, LPD Bakas sudah diaudit oleh auditor independen dari desa. Namun, hasilnya belum keluar. Di samping itu, desa adat juga sudah membuat tim secara khusus menangani kredit macet ini. "Kami berharap agar secara bertahap bisa menyelesaikan persoalan ini," ujar Suerka. *wan
1
Komentar