Gas Metana TPA Sente Macet
akibat pipa instalasi yang menghubungkan dari TPA Sente ke rumah-rumah warga dipenuhi uap.
SEMARAPURA, NusaBali
Penyaluran gas metana dari TPA di Banjar Sente, Desa Pikat Kecamatan Dawan, Klungkung, kepada puluhan kepala kelurga (KK) di banjar setempat macet sejak sebulan lalu. Karena ada sumbatan uap pada pipa instalasi gas tersebut.
Akibatnya, warga kembali membeli gas elpiji untuk memasak. Warga di sekitar Banjar Sente mulai menikmati gas metana sejak 26 Desember 2016. Pipa instalasi itu disalurkan sedikitnya kepada 20 KK di areal dari 60 KK. Pemanfaatannya dilakukan dengan bantuan blower, selanjutnya gas dialirkan ke rumah-rumah warga melalui sambungan pipa.
Proyek ini disambut antusias oleh warga. Karena rata-rata warga bisa menghemat pengeluaran untuk membeli gas elpiji Rp100.000/bulan. Sayangnya setelah dua bulan berjalan mulai timbul permasalahan. Di mana gas tersebut kian mengecil hingga akhirnya lenyap. “Sudah sebulan gas dari TPA tidak keluar. Maka kami harus kembali beli gas elpiji 3 Kg,” kata Ni Nyoman Sustini, warga penerima bantuan gas metana di TPA Sente, Minggu (19/3).
Kadus Sente I Nengah Sutaryajana tidak menapik kondisi tersebut. Kata dia memang terjadi kemacetan sejak sebulan lalu, dia menduga kemacetan itu karena kondisi di TPA Sente cukup lembab. “Kalau penyebab pastinya kami belum tahu,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung Anak Agung Kirana mengatakan kemacetan gas metana tersebut akibat pipa instalasi yang menghubungkan dari TPA Sente ke rumah-rumah warga dipenuhi uap. Pihaknya akan mendatangkan teknisinya dari Malang, Jawa Timur untuk mengecek dan memperbaiki, termasuk mengecek blowernya. “Kami masih mencari waktu, kami usahakan bisa secepatanya sehingga warga bisa kembali menikmati gas tersebut untuk memasak,” katanya. Rencananya, 40 KK yang belum mendapatkan gas tersebut akan didistribusikan secara bertahap. *wa
Penyaluran gas metana dari TPA di Banjar Sente, Desa Pikat Kecamatan Dawan, Klungkung, kepada puluhan kepala kelurga (KK) di banjar setempat macet sejak sebulan lalu. Karena ada sumbatan uap pada pipa instalasi gas tersebut.
Akibatnya, warga kembali membeli gas elpiji untuk memasak. Warga di sekitar Banjar Sente mulai menikmati gas metana sejak 26 Desember 2016. Pipa instalasi itu disalurkan sedikitnya kepada 20 KK di areal dari 60 KK. Pemanfaatannya dilakukan dengan bantuan blower, selanjutnya gas dialirkan ke rumah-rumah warga melalui sambungan pipa.
Proyek ini disambut antusias oleh warga. Karena rata-rata warga bisa menghemat pengeluaran untuk membeli gas elpiji Rp100.000/bulan. Sayangnya setelah dua bulan berjalan mulai timbul permasalahan. Di mana gas tersebut kian mengecil hingga akhirnya lenyap. “Sudah sebulan gas dari TPA tidak keluar. Maka kami harus kembali beli gas elpiji 3 Kg,” kata Ni Nyoman Sustini, warga penerima bantuan gas metana di TPA Sente, Minggu (19/3).
Kadus Sente I Nengah Sutaryajana tidak menapik kondisi tersebut. Kata dia memang terjadi kemacetan sejak sebulan lalu, dia menduga kemacetan itu karena kondisi di TPA Sente cukup lembab. “Kalau penyebab pastinya kami belum tahu,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung Anak Agung Kirana mengatakan kemacetan gas metana tersebut akibat pipa instalasi yang menghubungkan dari TPA Sente ke rumah-rumah warga dipenuhi uap. Pihaknya akan mendatangkan teknisinya dari Malang, Jawa Timur untuk mengecek dan memperbaiki, termasuk mengecek blowernya. “Kami masih mencari waktu, kami usahakan bisa secepatanya sehingga warga bisa kembali menikmati gas tersebut untuk memasak,” katanya. Rencananya, 40 KK yang belum mendapatkan gas tersebut akan didistribusikan secara bertahap. *wa
1
Komentar