Buleleng Tunggu STB Gratis untuk Masyarakat Miskin
KPID Bali Cek Kesiapan Peralihan TV Digital di Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Bali melakukan pengecekan kesiapan Buleleng beralih ke siaran TV digital.
Ketua KPID Bali I Gede Agus Astapa memimpin langsung rombongan yang diterima Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Kominfosanti) Buleleng Ketut Suwarmawan, Senin (23/5) di ruang kerjanya.
Agus Astapa usai melakukan evaluasi dan monitoring kesiapan Buleleng mengatakan, sampai saat ini KPID Bali melalui pemenang multifleksing (MUX) siaran TV digital, terus melakukan sosialisasi peralihan siaran analog ke digital. Provinsi Bali juga disebutnya mendapatkan bantuan set top box (STB) untuk 76.000 masyarakat miskin.
“Pendistribusian STB gratis untuk masyarakat miskin sesuai dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Ini yang masih menjadi kendala di lapangan. Dari 4 MUX di Bali, distribusi baru 3 persen. Hanya Nusantara TV yang sudah 96 persen. Distribusi terus dilakukan bertahap sampai 2 November nanti,” ungkap Astapa.
Menurutnya kendala pendistribusian STB disebabkan karena alamat dan nama penerima yang merupakan DTKS tidak ditemukan. Selain itu kendala lainnya di lapangan penerima yang mendapat bantuan juga tidak punya TV tabung, alat penunjang seperti antena juga tidak punya. Sehingga bantuan STB gratis tidak bisa dipasang.
Namun dari data bantuan yang sudah terpasang di daerah Denpasar, sambutan masyarakat terkait peralihan TV digital sangat positif. Mereka mendapatkan kelebihan gambar siaran yang lebih terang, suara yang lebih jernih serta lebih banyak chanel dan segmentasi siaran yang dapat dinikmati.
Sementara itu Kepala Dinas Kominfosanti Buleleng Ketut Suwarmawan mengatakan Buleleng saat ini masih menunggu jadwal pendistribusian STB kepada masyarakat yang kurang mampu. Namun persiapan peralihan siaran digital sudah dilakukan sosialisasi jauh-jauh hari.
Dari hasil pengecekan lapangan Suwarmawan tidak memungkiri masih ada black spot area di Buleleng. Hal itu karena topografi wilayah dan luas Kabupaten Buleleng. “Kami sudah monitoring jangkauan siaran dan uji coba pemasangan STB dan pemancar di pusat pemerintahan desa. Hasilnya memang tidak rata. Tergantung pada ketinggian tempat dan arah antena. Kadang ada yang di pegunungan tangkapan siarannya bagus,” kata dia.
Sedangkan untuk daerah blank spot di Buleleng yang masih ditemui di wilayah Kecamatan Gerokgak dan Tejakula, diharapkan dapat terpecahkan dengan rencana pembangunan tower komunikasi terpadu di wilayah Buleleng dari Provinsi Bali. Sehingga dengan keberadaan tower itu bisa mengatasi blank spot di Buleleng hingga 80 persen. *k23
Agus Astapa usai melakukan evaluasi dan monitoring kesiapan Buleleng mengatakan, sampai saat ini KPID Bali melalui pemenang multifleksing (MUX) siaran TV digital, terus melakukan sosialisasi peralihan siaran analog ke digital. Provinsi Bali juga disebutnya mendapatkan bantuan set top box (STB) untuk 76.000 masyarakat miskin.
“Pendistribusian STB gratis untuk masyarakat miskin sesuai dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Ini yang masih menjadi kendala di lapangan. Dari 4 MUX di Bali, distribusi baru 3 persen. Hanya Nusantara TV yang sudah 96 persen. Distribusi terus dilakukan bertahap sampai 2 November nanti,” ungkap Astapa.
Menurutnya kendala pendistribusian STB disebabkan karena alamat dan nama penerima yang merupakan DTKS tidak ditemukan. Selain itu kendala lainnya di lapangan penerima yang mendapat bantuan juga tidak punya TV tabung, alat penunjang seperti antena juga tidak punya. Sehingga bantuan STB gratis tidak bisa dipasang.
Namun dari data bantuan yang sudah terpasang di daerah Denpasar, sambutan masyarakat terkait peralihan TV digital sangat positif. Mereka mendapatkan kelebihan gambar siaran yang lebih terang, suara yang lebih jernih serta lebih banyak chanel dan segmentasi siaran yang dapat dinikmati.
Sementara itu Kepala Dinas Kominfosanti Buleleng Ketut Suwarmawan mengatakan Buleleng saat ini masih menunggu jadwal pendistribusian STB kepada masyarakat yang kurang mampu. Namun persiapan peralihan siaran digital sudah dilakukan sosialisasi jauh-jauh hari.
Dari hasil pengecekan lapangan Suwarmawan tidak memungkiri masih ada black spot area di Buleleng. Hal itu karena topografi wilayah dan luas Kabupaten Buleleng. “Kami sudah monitoring jangkauan siaran dan uji coba pemasangan STB dan pemancar di pusat pemerintahan desa. Hasilnya memang tidak rata. Tergantung pada ketinggian tempat dan arah antena. Kadang ada yang di pegunungan tangkapan siarannya bagus,” kata dia.
Sedangkan untuk daerah blank spot di Buleleng yang masih ditemui di wilayah Kecamatan Gerokgak dan Tejakula, diharapkan dapat terpecahkan dengan rencana pembangunan tower komunikasi terpadu di wilayah Buleleng dari Provinsi Bali. Sehingga dengan keberadaan tower itu bisa mengatasi blank spot di Buleleng hingga 80 persen. *k23
Komentar