Gelombang Tinggi Terjang Pantai Melasti
Sejumlah Penyedia Jasa Lounge Chair Kocar-kacir
BBMKG memperkirakan gelombang tinggi masih akan terjadi dalam dua hari ke depan.
MANGUPURA, NusaBali
Gelombang tinggi terjang objek wisata Pantai Melasti, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung Selasa (24/5). Akibatnya sejumlah kursi dan payung milik penyedia jasa lounge chair yang sedang berada dibibir pantai tersapu ombak. Untungnya barang-barang milik pedagang itu berhasil diselamatkan.
Asisten Manager Pengelola Obyek Wisata Pantai Melasti I Made Wijana, mengatakan gelombang tinggi yang menerjang Pantai Melasti Senin siang terjadi saat tidak banyak pengunjung. Walaupun gelombang tergolong tinggi, lanjutnya, tidak sampai ke pesisir. “Tadi memang cukup tinggi gelombang. Tapi belum sampai ke pesisir. Belum menyentuh seluruh pantai,” kata Wijana.
Menurut Wijana, adanya video viral penyedia jasa yang sempat terkena sapuan ombak, disebabkan pemasangan lounge chair terlalu dekat dengan air laut. “Kalau ada penyedia jasa yang terseret semua barang-barangnya, hal itu karena tidak mengindahkan imbauan dan memasang terlalu dekat dengan air laut,” kata Wijana.
Untungnya, sambung Wijana, saat gelombang naik, sejumlah pedagang dan life guard menyelamatkan barang-barang milik penyedia jasa lounge chair yang tersapu gelombang tinggi, seperti kursi dan payung. “Saat kondisi gelombang tinggi, sudah ada tim dari life guard yang siaga,” tegasnya.
Ke depan, dia berharap penyedia jasa lounge chair maupun pedagang mematuhi area dan batasan yang tepat untuk menyediakan jasa. Selain untuk keselamatan barang-barang, tentu hal itu juga untuk keselamatan pengunjung atau wisatawan yang menggunakan jasa mereka. “Perlu diperhatikan kondisi, jangan nakal dan bandel. Maka dari itu kita imbau untuk tetap memperhatikan batasan yang ada,” kata Wijana.
Secara terpisah, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, mengakui gelombang tinggi yang terjadi di Pantai Melasti. Menurut dia, dari analisa yang dilakukan, potensi gelombang tinggi disebabkan saat ini Pulau Dewata sudah memasuki peralihan musim/pancaroba. Untuk itu perlu diwaspadai gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah perairan. Dari catatan pihak BBMKG, gelombang tinggi diperkirakan masih akan terjadi dalam dua hari ke depan, di mana di Perairan Utara Bali gelombang berkisaran dari 0,25 - 1,5 meter. Kemudian, di Perairan Selatan Bali diperkirakan 1 hingga 5 meter. Sementara Selat Bali dan Selat lombok diperkirakan dari 0,75 hingga 5 Meter. “Prakiraan gelombang tinggi ini masih terjadi hingga 26 Mei,” katanya.
Untuk itu, Cahyo Nugroho mengimbau kepada masyarakat, mulai dari pelaku wisata bahari, nelayan, kapal penumpang dan lainnya untuk tetap waspada potensi gelombang tinggi dalam dua hari ke depan. Menurut dia, kondisi gelombang tinggi tersebut dipicu pula oleh suhu muka laut yang berada dikisaran 29-31 derajat. Suhu muka laut yang hangat ini juga menyumbang terjadi gelombang tinggi.
“Harapannya masyarakat untuk hati-hati dan waspada. Sebelum melaut, harus memperhatikan informasi yang kita keluarkan dan dijadikan pertimbangan. Tentunya, hal itu bisa menekan hal yang tidak diinginkan terjadi,” imbaunya. *dar
Asisten Manager Pengelola Obyek Wisata Pantai Melasti I Made Wijana, mengatakan gelombang tinggi yang menerjang Pantai Melasti Senin siang terjadi saat tidak banyak pengunjung. Walaupun gelombang tergolong tinggi, lanjutnya, tidak sampai ke pesisir. “Tadi memang cukup tinggi gelombang. Tapi belum sampai ke pesisir. Belum menyentuh seluruh pantai,” kata Wijana.
Menurut Wijana, adanya video viral penyedia jasa yang sempat terkena sapuan ombak, disebabkan pemasangan lounge chair terlalu dekat dengan air laut. “Kalau ada penyedia jasa yang terseret semua barang-barangnya, hal itu karena tidak mengindahkan imbauan dan memasang terlalu dekat dengan air laut,” kata Wijana.
Untungnya, sambung Wijana, saat gelombang naik, sejumlah pedagang dan life guard menyelamatkan barang-barang milik penyedia jasa lounge chair yang tersapu gelombang tinggi, seperti kursi dan payung. “Saat kondisi gelombang tinggi, sudah ada tim dari life guard yang siaga,” tegasnya.
Ke depan, dia berharap penyedia jasa lounge chair maupun pedagang mematuhi area dan batasan yang tepat untuk menyediakan jasa. Selain untuk keselamatan barang-barang, tentu hal itu juga untuk keselamatan pengunjung atau wisatawan yang menggunakan jasa mereka. “Perlu diperhatikan kondisi, jangan nakal dan bandel. Maka dari itu kita imbau untuk tetap memperhatikan batasan yang ada,” kata Wijana.
Secara terpisah, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, mengakui gelombang tinggi yang terjadi di Pantai Melasti. Menurut dia, dari analisa yang dilakukan, potensi gelombang tinggi disebabkan saat ini Pulau Dewata sudah memasuki peralihan musim/pancaroba. Untuk itu perlu diwaspadai gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah perairan. Dari catatan pihak BBMKG, gelombang tinggi diperkirakan masih akan terjadi dalam dua hari ke depan, di mana di Perairan Utara Bali gelombang berkisaran dari 0,25 - 1,5 meter. Kemudian, di Perairan Selatan Bali diperkirakan 1 hingga 5 meter. Sementara Selat Bali dan Selat lombok diperkirakan dari 0,75 hingga 5 Meter. “Prakiraan gelombang tinggi ini masih terjadi hingga 26 Mei,” katanya.
Untuk itu, Cahyo Nugroho mengimbau kepada masyarakat, mulai dari pelaku wisata bahari, nelayan, kapal penumpang dan lainnya untuk tetap waspada potensi gelombang tinggi dalam dua hari ke depan. Menurut dia, kondisi gelombang tinggi tersebut dipicu pula oleh suhu muka laut yang berada dikisaran 29-31 derajat. Suhu muka laut yang hangat ini juga menyumbang terjadi gelombang tinggi.
“Harapannya masyarakat untuk hati-hati dan waspada. Sebelum melaut, harus memperhatikan informasi yang kita keluarkan dan dijadikan pertimbangan. Tentunya, hal itu bisa menekan hal yang tidak diinginkan terjadi,” imbaunya. *dar
1
Komentar